(REVIEW) Mobile Suit Gundam Hathaway

Mobile Suit Gundam Hathaway
Genre
  • Action
  • drama
Actors
  • Kenshô Ono
  • Reina Ueda
Director
Release Date
  • 01 July 2021
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Mobile Suit Gundam Hathaway yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.


Bagi penggemar setianya, anime Gundam dapat diibaratkan sebagai sebuah kisah opera. Plotnya yang penuh intrik politik dan twist seakan jadi bumbu pelengkap dari adegan-adegan pertarungan antar-robot yang epik. Sayangnya, aspek-aspek tersebut juga bisa jadi kelemahan dari franchise ini karena tidak semua kalangan bisa menikmatinya.

Yap, pernyataan “Gundam tidak bisa dinikmati semua kalangan” mungkin sudah jadi rahasia umum. Harus diakui, anime-anime Gundam punya cerita yang cukup complicated, khususnya dari seri orisinalnya di era Universal Century (UC). Kita harus menonton serial orisinalnya dari episode pertama untuk benar-benar bisa memahami keseluruhan ceritanya.

Bagaimana dengan Mobile Suit Gundam Hathaway? Film terbaru yang baru aja dirilis di Netflix ini menampilkan episode terbaru dari intrik yang terjadi di era UC. Apakah film ini masih menganut prinsip “dari Gundam, untuk penggemar Gundam“, ataukah film ini lebih down to earth sehingga bisa dinikmati oleh kalangan awam?

Temukan jawabannya pada review Mobile Suit Gundam Hathaway dari KINCIR di bawah ini!

Film Pertama Rasa Film Kedua

Hathaway, sekuel "tidak langsung" dari Char's Counterattack.
Hathaway, sekuel “tidak langsung” dari Char’s Counterattack. Via Istimewa.

Diadaptasi dari serial novel karya kreator Gundam, Yoshiyuki Tomino, Mobile Suit Gundam Hathaway masih berkutat pada konflik politik antara Bumi (Federasi) dan koloni luar angkasa (Mafty). Semuanya masih berhubungan erat dengan konflik-konflik yang terjadi di era UC sebelumnya, khususnya yang ada di Mobile Suit Gundam: Char’s Counterattack (1988).

Salah satu karakter yang ada di Char’s Counterattack, Hathaway Noa, sesuai judul tampil di Hathaway sebagai karakter protagonis menggantikan peran duet Amuro Ray (Federasi) dan Char Aznable (Neo Zeon), dua karakter ikonis di semesta Gundam yang statusnya missing-in-action (MIA) di Char’s Counterattack.

Film ini bisa diibaratkan sebuah sekuel tidak langsung dari Char’s Counterattack. Hathaway memang tidak melanjutkan konflik antara kedua karakter legendaris tadi serta Federasi dan Neo Zeon. Namun, adanya Hathaway Noa menjadi benang merah yang seakan mengekang film ini dengan pendahulunya.

Hasilnya, kalian akan merasakan cukup banyak referensi Char’s Counterattack di film ini. Bagi kalangan awam yang tidak pernah nonton Gundam era UC sebelumnya, beberapa adegan yang ada di Hathaway jadi terasa sulit dicerna, kecuali jika kalian sudah menonton Char’s Counterattack terlebih dahulu. Makanya, Hathaway yang sejatinya diplot sebagai prolog dari trilogijadi terasa seperti film kedua, 

Kebetulan, Char’s Counterattack juga bisa kalian tonton di Netflix. Jadi, KINCIR sangat menyarankan untuk menyaksikannya, baik sebelum maupun setelah nonton Hathaway untuk mengerti segala referensi yang ada. Jangan lupa juga buat ketahui istilah-istilah tertentu di Gundam seperti “Newtype”.

Film Gundam yang Berusaha “Turun ke Bumi”

Mobile Suit Gundam Hathaway.
Mobile Suit Gundam Hathaway. Via Istimewa.

Film ini memang butuh pemahaman ekstra tentang semesta Gundam di timeline UC. Namun, sebenarnya,terlihat upaya Shukou Murase sebagai sutradara dan Yasuyuki Muto sebagai penulis skenario untuk membuat Hathaway ramah bagi penonton awam.

Film ini jelas mencoba memaparkan konflik ratusan tahun antara Bumi lewat Federasi sebagai representasinya, dengan koloni luar angkasa yang kali ini diwakili organisasi teroris bernama Mafty yang dipimpin Mafty Navue Erin. Semuanya pun dijelaskan di adegan awal sebelum pembajakan pesawat terjadi.

Hathaway juga berupaya menjelaskan bahwa tidak ada pihak yang benar-benar baik atau jahat di film ini. Tipikal kisah Gundam di era UC, Federasi masih digambarkan korup dan perusak lingkungan. Namun, kehadiran karakter seperti Kenneth Sieg seakan menyangkal itu semua lewat sisi keadilan yang diperlihatkannya.

Via Istimewa

Lalu, ada Mafty, produk lanjutan dari Neo Zeon prakarsa Char Aznable. Organisasi yang mewakili penduduk luar angkasa ini disebut sebagai teroris. Namun, pernyataan tersebut lagi-lagi disangkal dengan penjelasan bahwa banyak orang (khususnya koloni luar angkasa) yang mendukungnya karena mereka membela rakyat kecil.

Apalagi, Mafty juga punya tujuan untuk menghabisi pejabat federasi yang korup. Federasi menjadi organisasi yang lalim dan tak memikirkan Bumi. Para pejabatnya pun diceritakan hanya memikirkan kepentingannya sendiri sehingga memunculkan kesenjangan antara penduduk. Lebih parahnya lagi, penduduk yang miskin juga dikisahkan dipaksa pindah ke luar angkasa.

Upaya tersebut harus diakui bisa menjelaskan konflik politik turun temurun yang ada di serial Gundam. Namun, seiring berjalannya film, kita bakal dijejali oleh referensi-referensi dari kisah terdahulu. Terlebih setelah Hathaway berinteraksi dengan Gigi Andalucia, cewek misterius yang seakan tahu masa lalu dan identitas asli dari sang karakter utama.

Hampa di Permukaan, Mendalam di Dasar

Via Istimewa

Di luar plotnya yang sebenarnya simpel tapi butuh pemahaman ekstra, penokohan menjadi aspek yang terasa sangat rumit, khususnya bagi penonton awam. Kalau kalian enggak pernah nonton film sebelumnya dan tidak mengerti segala istilah di Gundam, hubungan antara Hathaway Noa dan Gigi Andalucia mungkin bisa bikin kalian geregetan.

Sepanjang film, kedua orang ini sebenarnya saling tertarik dengan satu sama lain. Namun, hubungannya seakan selalu ditarik ulur. Di satu sisi, kalian bakal melihat Hathaway punya rasa, tapi dia seakan selalu menahannya keluar.

Di sisi lain, Gigi sebenarnya juga tertarik dengan sang karakter utama, tapi dia lebih memilih menggoda dan membuatnya cemburu. Apalagi, dia dikisahkan mencurigai Hathaway adalah Mafty Navue Erin sehingga menambah intrik pada hubungan mereka berdua.

Interaksi antara Hathaway dan Gigi yang membingungkan, tapi sarat makna.
Interaksi antara Hathaway dan Gigi yang membingungkan, tapi sarat makna. Via Istimewa.

Seperti konflik Amuro Ray dan Char Aznable, Hathaway kembali menyajikan kisah cinta segitiga antara tokoh utamanya. Kenneth Sieg yang baru aja dipromosikan menjadi kapten pasukan Federasi tampil sebagai orang ketiga. Dibanding Hathaway, Kenneth tampak lebih agresif mendekati Gigi. Upaya ini sebenarnya bikin sang jagoan cemburu, tapi lagi-lagi dia menahan perasaannya.

Relasi antara Hathaway dan Gigi memang terlihat rumit di permukaan. Namun, penggemar setia Gundam atau yang udah nonton Char’s Counterattack akan paham kenapa Hathaway selalu menahan perasaannya ke Gigi.

Di mata Hathaway, Gigi seakan menjadi reinkarnasi dari Quess Paraya, kekasihnya yang tewas di Char’s Counterattack. Di film tersebut, Quess dikisahkan sebagai Newtype, manusia yang berevolusi dan bisa memahami segala hal dari dasarnya, termasuk manusia dan benda.

Quess Paraya dan Hathaway Noa di Mobile Suit Gundam: Char's Counterattack (1988).
Quess Paraya dan Hathaway Noa di Mobile Suit Gundam: Char’s Counterattack (1988). Via Istimewa.

Hathaway tahu betul bahwa Gigi adalah seorang Newtype sehingga membuatnya makin tertarik. Nah, di sinilah film ini secara implisit mampu menggambarkan konflik batin dan trauma kehilangan orang terkasih pada diri Hathaway. Seakan, dia enggak mau hal tersebut terjadi lagi pada dirinya sehingga dia lebih memilih “menyerah”.

Jika disimpulkan, bagi penggemar setia Gundam, penokohan Hathaway dan hubungannya dengan Gigi di mungkin akan terasa sangat mendalam. Akan tetapi, semuanya jadi terlihat membingungkan bagi penonton awam, sehingga bikin prinsip “dari Gundam untuk penggemar” jadi masih sangat terasa di film ini.

Siapa yang Kalian Prioritaskan, Gundam?

Gundam Xi.
Gundam Xi. Via Istimewa.

Secara keseluruhan, Hathaway jelas adalah film Gundam yang indah dan modern. Dari segi estetika, baik visual maupun audio, segalanya terasa sangat epik dan dijamin dapat memuaskan semua orang yang menontonnya.

Kombinasi CGI dan animasi tampak begitu serasi, khususnya pada adegan penyerangan Davao saat Hathaway dan Gigi menyelamatkan diri. Penggemar Gundam pun pasti bakal terpuaskan di adegan pertarungan pamungkas antara Gundam melawan Gundam.

Selain itu, penggambaran latar kawasan kepualauan di Asia Tenggara juga patut diacungi jempol karena bikin adem. Nuansa tropis dan budaya tradisional yang jadi ciri khas dikombinasikan dengan elemen-elemen masa depan seperti gedung-gedung pencakar langit. 

Sayangnya, film ini menampilkan cukup banyak inkonsistensi. Bagi penonton awam, referensi dari kisah-kisah sebelumnya akan terasa mengganggu karena memunculkan ketidaktahuan. Memang telah ada upaya untuk down to earth, tapi film ini tetaplah bagian dari Gundam dengan hampir ratusan kisah di dalamnya sehingga butuh pemahaman lebih akan dunianya.

Bagi penggemar fanatik Gundam, Hathaway juga tidak 100% memuaskan. Film ini tidak menampilkan banyak pertarungan antar-Gundam dan lebih menonjolkan sisi manusianya. Namun, sebenarnya bukan itu yang jadi inti masalah. Fatalnya, ada “lubang” baru yang muncul setelah film ini tayang, khususnya bicara soal satu periode yang seakan dilupakan meski punya peran penting dalam timeline UC.

Yap, periode tersebut adalah UC 0096, tepatnya pada peristiwa yang terjadi di OVA Mobile Suit Gundam Unicorn yang juga tersedia di Netflix. Penggemar setia Gundam pasti tahu betul periode ini sangat penting karena menceritakan lanjutan dari peristiwa di Char’s Counterattack. Apalagi, kisahnya juga ditampilkan dengan sangat baik sehingga punya tempat tersendiri di hati penggemar.

Via Istimewa

Menariknya, timeline tersebut seakan tidak eksis sama sekali di Hathaway. Padahal, film ini berlatar di era UC 0107 yang melompat jauh dari periode Unicorn. Main lompat atau skip timeline di semesta Gundam sebenarnya jadi hal yang umum terjadi. Namun, rasanya aneh jika Unicorn yang lebih cocok disebut sebagai sekuel Char’s Counterattack, tidak disebut sama sekali dalam film ini.

***

Mobile Suit Gundam Hathaway jika harus disimpulkan adalah film yang edgy tapi tak punya pendirian. Di satu sisi film ini berusaha memuaskan penggemar Gundam tanpa melupakan penonton awam agar tetap bisa menikmati ceritanya. Namun, menurut penulis, Hathaway pada akhirnya tidak benar-benar mampu memuaskan kedua belah pihak.

Jangan salah sangka, penulis tetap menganggap bahwa film ini sebagai salah satu film Gundam terbaik. Lagipula, meski butuh pemahaman lebih, Hathaway tetap lebih mudah dicerna bagi penonton awam ketimbang film-film Gundam yang telah ada. Setidaknya, hal tersebut bisa jadi bekal yang cukup untuk membuat semesta Gundam jadi lebih down to earth.

Sekadar info, Mobile Suit Gundam Hathaway mengambil latar beberapa tempat di Indonesia, loh. Jadi, kalau kalian suka Gundam atau sekadar penasaran, langsung aja tonton filmnya di Netflix, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.