The Promised Neverland, Anime Penuh Hype yang Sesuai Ekspektasi

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Puluhan anak berusia kurang dari 12 tahun menghabiskan masa kecil di sebuah panti asuhan bernama Grace Field House. Tak ada informasi yang menyebut lokasi tempat ini, namun latar waktunya adalah 2045. Di antara anak-anak itu, terdapat Emma, Ray, dan Norman. Tiga anak tertua ini menghabiskan hari-hari terakhir mereka di panti asuhan sebelum diadopsi.

Sisa hari mereka segera dirongrong ketakutan hebat kala mereka menemukan fakta mencengangkan yang melibatkan Mama, pengasuh tunggal yang bertanggung jawab mengurus semua anak di sana. Emma, Ray, dan Norman lambat laun menyadari bahwa panti asuhan yang mereka tempati sebenarnya adalah peternakan manusia yang tinggal menunggu waktu hingga dipanen oleh para Demon.

Itulah sinopsis singkat dari Yakusoku no Neverland. Salah satu manga yang paling banyak mendapat sorotan dalam beberapa tahun ke belakang ini akhirnya mendapat adaptasi anime dengan CloverWorks sebagai penggarapnya. Banyak yang sepakat bahwa hype yang mengitari Yakusoku no Neverland atau The Promised Neverland berbanding lurus dengan realitas di layar kaca.

Jadi, apa yang membuat The Promised Neverland spesial? Lima poin penjelasan berikut adalah jawabannya!

 

1. Salah Satu Episode Perdana Paling Keren

Via Istimewa

Apa kalian tahu tentang suatu aturan bernama “3-Episode Rules”? Boleh dikata, ini merupakan sebuah konsensus yang berkembang di antara penggemar anime. Sederhananya, setiap anime wajib ditonton paling tidak hingga tiga episode awal; seburuk, sepayah, atau sekurang menjanjikan apa pun dua episode awalnya. Dengan cara ini, kita bisa menentukan apakah suatu anime layak disaksikan sampai kelar atau enggak.

Oleh karena itu, jika ada anime yang berhasil menggebrak dan menorehkan impak yang eksplosif pada episode perdananya, anime tersebut sangat layak untuk terus dinanti perilisan episode per episodenya. The Promised Neverland masuk ke golongan ini.

Serial ini memaparkan prolog yang meyakinkan tentang semesta yang bakal diselami oleh pemirsa. Setiap karakter penting segera memberi kesan yang membekas. Tentu saja, penutupnya berupa twist menggetarkan yang benar-benar di luar dugaan. Unsur-unsur ini dikemas sangat baik pada episode pembuka sehingga kalian enggak perlu nonton hingga episode 3 agar yakin bahwa anime ini benar-benar berkualitas.

 

2. Karakter Menggemaskan + Misteri Menegangkan

Via Istimewa

Suka anime dengan desain karakter menggemaskan? Suka anime misteri yang menegangkan? Kenapa enggak dua-duanya?

Semenjak Puella Madoka Magica dan Higurashi no Naku Koro ni mengudara, konsep karakter loli dengan hujan adegan sadis bukan lagi sesuatu yang revolusioner. Namun, tanyakan sendiri pada diri kalian: ada berapa anime setelahnya yang sanggup menyajikan kualitas setara atau setidaknya mendekati kedua anime itu?

The Promised Neverland tidak (atau belum) menampilkan adegan-adegan penuh cipratan darah yang sama brutalnya seperti dua anime di atas. Namun, unsur misteri dan ketegangan yang dibawakan terasa luar biasa. Kesan kawaii yang terlukis dari wajah-wajah trio protagonisnya hanyalah kedok yang rutin mereka perlihatkan kepada Mama usai mengetahui rahasia kelam yang sia-sia dia sembunyikan.

3. Kepribadian Unik Tiga Protagonis

Via Istimewa

Ada tiga tokoh utama dalam serial ini. Mereka adalah Emma, Ray, dan Norman, dengan formasi satu cewek dan dua cowok. Usia mereka 11 tahun sama rata. Masing-masing dari mereka punya keunggulan dan karakteristik tersendiri.

Norman adalah anak paling cerdas, tipe pemikir yang taktis saat menghadapi aneka situasi. Ray adalah bocah yang penuh perhitungan dan sedikit “edgy”, tapi agak ngeselin. Lalu, ada Emma, gadis atletis dan enerjik yang selalu menomorsatukan kepentingan kawan-kawannya.

Sejak awal, tiga bocah ini sudah mempertanyakan dunia luar yang berada dalam jangkauan mereka. Terkuaknya eksistensi Demon dan kebiadaban Isabella semakin meneguhkan keinginan mereka untuk segera lepas dari sangkar. Didukung oleh Gilda yang emosional dan Don yang penyayang, mereka semua punya peran unik yang saling melengkapi.

 

4. Mama, Villain Keren yang Mengejutkan

Via Istimewa

Sejak mula episode kita sudah diperkenalkan kepada seorang wanita bernama Isabella yang oleh anak-anak di sana mendapat panggilan akrab Mama. Wanita ini sepertinya bukan hanya bertindak sebagai pengasuh, tapi juga penanggung jawab atas semua rutinitas dan peristiwa yang terjadi di “panti asuhan” Grace Field House.

Anggapan kita bahwa Mama adalah sosok penuh kasih yang baik hati seketika buyar. Soalnya, di akhir episode, kita langsung disuapi fakta pahit bahwa Mama alias si Isabella adalah suruhan dari para iblis yang asal-usulnya belum dikupas habis, seenggaknya hingga artikel ini ditulis.

Isabella adalah tipe antagonis yang tak perlu melakukan kekejaman eksplisit atau melantunkan orasi yang mengintimidasi. Setiap fragmen adegan yang memperlihatkannya saat sedang sendirian sudah cukup menegaskan bahwa dia menyimpan rahasia yang terlampau banyak. Rahasia-rahasia gelap ini niscaya menyimpan potensi twist dahsyat ketika kelak diungkap.

5. Rahasia Besar yang Menanti di Akhir Perjalanan

Via Istimewa

Baik, sampai sini, kita sudah tahu bahwa di panti asuhan tersebut tak ada anak yang berusia 12 tahun. Sebelum menginjak usia tersebut, mereka sudah lebih dulu “diadopsi” alias dikorbankan kepada Demon. Lantas, bagaimana dengan anak-anak yang tidak lulus kualifikasi? Apakah mereka akan dibuang atau disantap begitu saja dengan label daging kualitas rendah seperti yang terjadi kepada Conny?

Misi utama bocah-bocah Grace Field House yang ditukangi oleh Ray, Norman, dan Emma adalah melarikan diri dari panti asuhan terkutuk ini. Akan tetapi, dengan asumsi mereka sukses menjalani misi, selanjutnya apa?

Via Istimewa

Dalam suatu percakapan dengan Sister Krone, terungkap bahwa dunia tempat mereka hidup saat ini dikuasai oleh para iblis. Kita bahkan belum tahu seperti apa kondisi dunia di luar tempat penangkaran mereka. Apakah masih ada manusia yang bakal menyelamatkan mereka? Apakah anak-anak malang ini punya masa depan untuk tumbuh dewasa dan bahagia?

Pertanyaan-pertanyaan misterius seperti ini jadi bahan bakar The Promised Neverland untuk terus diikuti. Alih-alih memberi jawaban definitif, rasa-rasanya setiap lanjutan episode malah semakin bikin kita penasaran. Hal ini sangat bagus untuk anime itu sendiri. Dengan catatan, resolusi atau ending yang telah dipersiapkan memenuhi ekpektasi penonton.

***

FYI, sampai detik ini manganya telah melampaui angka 100 chapter. Dengan masih tersisanya banyak plot hole yang wajib dikuliti hingga ke akarnya, rasanya bukan hal yang muluk jika kita berharap akan adanya season 2. Simpulannya, The Promised Neverland punya potensi untuk jadi salah satu anime terbaik musim ini atau bahkan “Anime of the Year 2019”. Berharap saja semoga kualitasnya tidak menurun seiring progres cerita.

Sudah nonton The Promised Neverland? Apa pendapat kalian soal anime ini? Tulis di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.