Eden, Anime tentang Dunia Pascakiamat yang Nanggung

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran anime Eden yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum nonton.

Pada akhir Mei 2021 ini, kita kembali disuguhkan dengan anime terbaru yang tayang secara eksklusif di layanan streaming Netflix, yaitu Eden. Anime orisinal Netflix ini disutradarai oleh Yasuhiro Irie yang sebelumnya telah sukses menggarap anime Fullmetal Alchemist: Brotherhood. Meski begitu, Eden bisa dibilang memiliki konsep yang sangat berbeda jika mau dibandingkan dengan Fullmetal Alchemist: Brotherhood.

Sinopsis anime Eden mengisahkan dua robot yang hidup di kota tanpa manusia bernama Eden yang berada ribuan tahun di masa depan. Kedua robot tersebut pun secara enggak sengaja membangunkan anak manusia dari tidur statisnya selama ribuan tahun. Mereka pun kemudian membesarkan anak yang bernama Sara tersebut secara diam-diam di dunia yang dikuasai oleh sesosok robot yang sangat anti dengan manusia.

Nah, sebelum kalian streaming anime Eden di Netflix, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR mengenai serialnya di bawah ini!

Konflik Dunia Pascakiamat yang Ringan, tapi Kekanak-kanakan

Review Anime Eden Netflix
Review Anime Eden Netflix Via Dok. Netflix.

Latar waktu dari anime ini berada pada ribuan tahun di masa depan di sebuah kota bernama Eden. Populasi di kota tersebut pun hanya dipenuhi oleh robot yang telah lama ditinggal pemiliknya karena manusia telah menghilang secara misterius selama ribuan tahun di kota tersebut. Kini, manusia pun lebih terkesan sebagai mitos atau legenda di dunia yang dipenuhi oleh robot tersebut.

Namun, pada suatu hari A37 dan E92 yang merupakan robot pekerja secara tiba-tiba membangunkan seorang bayi manusia bernama Sara dari tidur statis. Hal tersebut pun membuat mereka kebingungan. Pasalnya, di dunia mereka terdapat robot penguasa bernama Zero yang ingin memusnahkan seluruh jejak yang berkaitan dengan keberadaan manusia, termasuk manusia itu sendiri.

Review Anime Eden Netflix
Review Anime Eden Netflix Via Dok. Netflix.

Hal ini pun kemudian membuat A37 dan E92 akhirnya bertekad untuk membesarkan Sara di sebuah koloni robot yang percaya tentang keberadaan manusia dan tinggal di luar Eden. Setelah beranjak dewasa, Sara menjadi penasaran dengan keberadaan manusia lainnya yang seolah musnah ditelan Bumi. Dia pun akhirnya mencoba mencari tahu alasan tersebut, tapi banyak rintangan yang harus dihadapi dalam prosesnya.

Premis dunia pascakiamat penuh robot dan hanya dihuni satu manusia tersebut tentunya mampu bikin kita tertarik sewaktu membaca sinopsisnya. Selain itu, keseluruhan jalan cerita dari anime ini juga sangat ringan sehingga mudah dicerna sewaktu menontonnya. Namun, saking ringannya, eksekusi dari premis menarik yang dimiliki oleh anime Eden tersebut justru terasa terlalu kekanak-kanakan.

Review Anime Eden Netflix
Review Anime Eden Netflix Via Dok. Netflix.

Well, hal ini sebenarnya berkaitan dengan rating penontonnya yang ditujukan buat usia 7 tahun ke atas. Namun, penggunaan rating usia itu justru bikin premis dunia pascakiamat yang dimiliki anime ini terasa kurang dieksplor atau dieksekusi dengan baik. Contohnya, meski berada di dunia yang dikuasai robot antimanusia, Sara tak pernah terluka setiap ditangkap karena para robot punya protokol buat enggak menyakiti manusia.

Memang, sih, Eden masih akan menjadi tontonan yang menarik buat anak kecil. Namun, untuk orang dewasa rasanya premis yang diangkat tersebut seolah terbatasi oleh rating usianya sehingga jalan ceritanya menjadi nanggung dan kurang mengesankan. Mungkin jalan cerita dari anime ini akan terasa jauh lebih menarik lagi seandainya rating usianya ditingkatkan menjadi setidaknya untuk 13 tahun ke atas.

Perkembangan Karakter yang Dikejar oleh Durasi

Review Anime Eden Netflix
Review Anime Eden Netflix Via Dok. Netflix.

Pada anime Eden, ada empat karakter utama yang menjadi fokusnya, yaitu Sara, A37, E92, serta Zero yang menjadi villain-nya. Mereka pun digambarkan punya kepribadian yang unik masing-masing, seperti Sara yang punya jiwa petualang tapi keras kepala, A37 dan E92 yang lebih humanis dari manusia, serta Zero yang benci dengan manusia karena masa lalunya.

Mereka pun sebenarnya menjadi karakter yang berperan penting bagi keberlangsungan ceritanya dan sebenarnya sangat menarik jika dieksplor lagi. Sayangnya, perkembangan karakter dari setiap tokoh tersebut kurang terasa atau mungkin terkesan tergesa-gesa. Alasan terkuat yang menyebabkan hal ini adalah durasi dari anime-nya yang terbilang sangat pendek untuk sebuah tontonan dengan format serial.

Sekadar informasi, Eden terdiri atas empat episode yang masing-masing memiliki durasi 25 menit, atau jika totalkan seperti film dengan durasi 100 menit. Hal inilah yang bikin perkembangan karakternya menjadi enggak terasa karena seolah dikejar durasi meski punya format serial. Tentunya, hal ini bisa diatasi dengan menambah jumlah durasi atau episodenya agar lebih bisa mengeksplor lagi karakter serta dunianya.

Upaya Sukses Keluar dari Gaya Animasi Tradisional

Via Dok. Netflix

Jika kalian suka nonton anime, pasti sudah lebih terbiasa dengan gaya animasi tradisionalnya yang memiliki format 2D, ‘kan? Namun, hal ini gaya animasi tradisional tersebut enggak kembali dihadirkan dalam anime Eden. Soalnya, anime ini berupaya keluar dari gaya animasi tradisional dengan menggunakan format 3D yang dipadukan CGI yang bisa dibilang sudah banyak digunakan film animasi di era modern.

Upaya tersebut pun terbilang sukses, karena Eden masih bisa menghadirkan nuansa anime pada umummnya dengan gaya animasi tersebut. Selain itu, hal yang paling mencolok dari gaya animasi ini adalah adegan pemandangannya. Berkat format 3D-CGI, adegan pemandangannya terasa jauh lebih indah dan nyata ketimbang menggunakan gaya animasi 2D biasa.

Serial yang Musti Ditonton Bareng Anak Kecil

Via Dok. Netflix

Seperti yang sudah dibahas di atas, anime Eden diperuntukan buat penonton berusia 7 tahun ke atas. Meski bisa ditonton oleh orang dewasa, rasanya anime ini jauh lebih tepat untuk disaksikan bersama anak kecil. Sebab, premisnya yang kekanak-kanakan akan membuat penonton dewasa merasa canggung jika menyaksikan anime ini seorang diri saja.

Namun, selain supaya enggak canggung, alasan lain mengapa anime ini lebih cocok ditonton bersama anak-anak adalah karena banyaknya pesan moral yang sangat mendidik. Beberapa contohnya adalah untuk enggak melawan orang tua, berharganya keberadaan sebuah keluarga, serta pentingnya menjaga lingkungan. Jadi, buat kalian yang sudah dewasa, kalau bisa tonton anime ini bersama anak atau adik kalian.

***

Secara garis besar, anime Eden cocok buat kalian yang butuh tontonan ringan untuk disaksikan bersama keluarga di akhir pekan. Jika kalian berminat, anime ini sudah bisa disaksikan secara legal lewat layanan streaming Netflix mulai 27 Mei 2021.

Nah, kalau kalian sudah nonton anime Eden, jangan lupa untuk tulis pendapat kalian pada kolom komentar di bawah ini, ya! Ikuti terus KINCIR untuk review anime lainnya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.