Review Film One Piece: Red (2022)

One Piece: Red
Genre
  • aksi
  • animasi
  • petualangan
Actors
  • Kaori Nazuka
  • Mayumi Tanaka
  • Suichi Ikeda
Director
  • Goro Taniguchi
Release Date
  • 21 September 2022
Rating
3 / 5

*(SPOILER ALERT) Review film One Piece: Red ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.

Pasti kamu masih ingat, ketika pertama kali film One Piece: Red diumumkan. Apalagi pada bagian teaser-nya, muncul wajah Shanks pada bagian akhir. Dari sini, langsung terbesit kalau film One Piece berikutnya akan membahas tuntas soal Shanks yang selama ini masih menyimpan banyak misteri.

Ternyata, kamu harus turunkan ekspektasi itu ketika hendak menonton One Piece: Red. Di film ini Oda dan kawan-kawan fokus ke Uta, yang katanya anak Shanks. Terus, datang Luffy yang merupakan teman masa kecilnya.

Menghadirkan sosok baru di dalam film sebenarnya bukan formula baru. Di One Piece: Stampede, tiba-tiba muncul Douglas Bullet jadi villain utama. Namun, apa yang bikin One Piece: Red beda? Simak ulasannya di dalam artikel ini.

Review film One Piece: Red

Jangan nonton kalau kamu hanya berharap pertarungan sengit Shanks

Review One Piece: Red.
Review One Piece: Red. Via Istimewa.

Seperti yang telah disebutkan tadi, munculnya siluet wajah Shanks sewaktu teaser dirilis bikin semua orang menanti tayangnya One Piece: Red. Apalagi, embel-embel “red” semakin meyakinkan kalau film ini akan membahas tuntas soal Shanks sebelum animenya sampai ke arc tersebut.

Jujur, sebelum masuk studio di kepala KINCIR hanya ada bayangan seberapa epic munculnya Shanks di film ini. Namun kamu akan dibawa larut ke cerita terlebih dahulu, yaitu soal Uta yang jadi bintang di Elegia “Island of Music.”

Perlu dicatat, di artikel ini tidak akan dibahas apakah Uta benar anak Shanks atau bukan. Tapi yang pasti akan dijelaskan mengapa Uta jadi penting di cerita film itu. Ingat, film itu saja dan tidak akan sampai ke animenya.

Review film One Piece: Red.
Review film One Piece: Red. Via Istimewa.

Uta adalah “penyambung” untuk Luffy dan Shanks bertemu. Di anime, ada dua episode yang bahas soal masa kecil Luffy dan Uta sebelum filmnya tayang dan dimasukkan juga ke dalam film. Yap, itulah pentingnya Uta di dalam film ini. Hanya jadi jembatan. Jika melihat akhir cerita, sepertinya Uta tidak akan muncul lagi di anime.

Pertemuan Shanks dan Luffy memang harus diakui cukup bagus. Meskipun mereka tak berbicara secara langsung, tapi ada sebuah ikatan yang terasa di antara mereka berdua di dalam film.

Ketika Shanks muncul, semua penonton bersorak seakan menandakan karakter yang ditunggu-tunggu sepanjang film akhirnya datang juga. Tapi sorakannya tak berlangsung lama, soalnya adegan Shanks muncul juga memang tak banyak. Semua kru Red Hair Pirate juga diperlihatkan di sana beserta kekuatannya tapi hanya di scene pertempuran terakhir. Benar-benar terakhir menyentuh ujung film.

Betul, film ini tidak bahas kisah Shanks dan kru secara mendalam. Hanya momen bersama Uta saja dan isinya pun hanya ketika Uta atau Luffy sedang mengenang masa lalu. Padahal sejak awal promosi, kita seperti dijanjikan bakal melihat perjalanan Shanks beserta tampilan kekuatan yang sebenarnya. Ternyata, tidak. 

Pengantar arc yang “kentang”

One Piece: Red.
One Piece: Red. Via Istimewa.

Di anime, Luffy dan kru Topi Jerami sudah berhasil melawan Kaido dan Big Mom. Artinya, mereka akan berlanjut ke musuh berikutnya dan yang paling mendekati adalah melawan Shanks. Film ini yang jadi pengantar arc berikutnya masih terasa ada banyak plot hole.

Mungkin, Oda dan tim memang tidak ingin terlalu gamblang bahas soal Shanks. Masih ada banyak rahasia yang tidak ditampilkan di dalam film dengan harapan para penggemar bisa mengungkapnya di dalam anime.

Tetap saja, adegan Shanks sangat minim dan jujur menuju akhir film KINCIR jadi acuh tentang keberadaan Uta yang jadi benang merah utama di dalam film One Piece: Red. Soalnya, motivasi Luffy dan kru datang ke Elgia enggak terasa kuat. Sampai akhirnya ia bertingkah aneh dan semua orang menyadari ada yang salah.

Musuh One Piece Red.
Musuh One Piece Red. Via Istimewa.

Pun, musuhnya adalah iblis kuno bernama Tot Musica yang secara tidak sengaja lahir kembali. Duh, formula ketidaksengajaan ini sangat tidak relate dengan One Piece yang semua serba masuk logika. Semua musuh Luffy adalah orang yang benar-benar jahat. Setidaknya, punya motivasi kuat mengapa ia jadi villain.

Tapi kali ini kamu akan diperlihatkan sesosok iblis, dengan tangan berwujud piano dan punya kekuatan membawa jiwa manusia ke dimensi miliknya lewat lagu.

Adegan yang kira-kira nyambung dengan arc nanti adalah Luffy dan Shanks yang tak saling mengucapkan salam perpisahan selepas mengalahkan Tot Musica. Di situ tersirat kalau ada rivalitas antara sesama bajak laut meskipun mereka sudah punya ikatan.

Dari adegan ini akhirnya muncul rasa penasaran seperti apa pertemuan kedua mereka nantinya. Soalnya, sejak menjadi bajak laut, Luffy tidak pernah bertemu dengan Shanks. Sesuai dengan janji Luffy, ia harus jadi lebih kuat dan mengembalikkan topi jeraminya Shanks ketika sudah merasa pantas.

Intinya, secara keseluruhan film ini tidak menciptakan sensasi tertentu. Serunya habis ketika durasi film berakhir. Tidak meninggalkan kesan sama sekali. Kalau dibilang bagus, ya bagus, tapi tidak berkesan layaknya film-film One Piece sebelumnya.

Enggak ada yang salah dari tema “musikal” di One Piece: Red

One Piece Red.
One Piece Red. Via Istimewa.

Sebelum nonton film One Piece: Red, KINCIR sudah melihat reaksi orang-orang luar negeri yang sudah lebih dulu nonton. Banyak yang kecewa karena film ini dirasa terlalu menguatkan unsur musikal daripada aksi.

Jangan heran, soalnya film ini merupakan perayaan 25 tahun serial One Piece. Namanya perayaan, pasti disematkan “acara” nyanyi-nyanyi, dan berdansa layaknya sebuah pesta. Jadi dirasa masih pas tak banyak adegan pertempuran epic di dalam film ini dan lebih banyak Uta berdendang.

Meskipun harus diakui, menurut KINCIR lagu-lagu di dalam film ini enak didengar dan sesuai dengan nuansa adegan. Contohnya ketika Uta sudah mulai kehilangan kendali, lagunya jadi up beat dengan distorsi yang terasa kental.

Hal-hal seperti ini memang tidak bisa memuaskan penggemar One Piece yang sudah mengharapkan banyak baku hantam. Tapi perlu kamu ingat, kalau di manga atau anime itu Shanks belum diperlihatkan secara mendetail. Jadi, memang porsi Shanks di film ini hanya di-spill sedikit agar rasa penasaran penggemar tidak habis ketika membaca manga atau menonton animenya.

Terus, apakah One Piece: Red masih layak tonton? Jawabannya masih. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dinikmati di dalam film ini. Contohnya lagu, momen Shanks muncul, atau tampilan grafisnya yang oke banget.

                                                                      ***

Untuk menandakan kalau sebuah film itu bagus atau tidak bisa ditentukan ketika film tersebut membekas di kepala ketika kamu keluar dari studio bioskop. Sayangnya, KINCIR enggak dapat perasaan itu ketika selesai menonton One Piece: Red. Semua yang dihadirkan film tersebut tidak menimbulkan penasaran, girang, atau bahkan sedih.

Jangan lewatkan review film dan serial seru lainnya hanya di KINCIR, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.