5 Bukti Bahwa Jakarta vs Everybody Bikin Jefri Nichol Keluar dari Zona Nyaman

Jika kualitas aktingnya konsisten, Piala Citra untuk aktor terbaik tinggal menunggu waktu untuk direngkuhnya


Film Jakarta vs Everybody awalnya hendak rilis di bioskop seluruh Indonesia. Namun pandemi yang melanda membuat film ini harus ditunda tayang berulang kali. Hingga akhirnya memilih untuk mementaskan filmnya di platform digital.

Film ini bercerita tentang Dom, seorang aktor gagal yang harus menyambung hidupnya sebagai kurir narkoba. Karakter Dom secara apik dimainkan oleh Jefri Nichol. Sejak film Dear Nathan dan Rudi Habibie 3, mulai banyak orang percaya jika masa depan Jefri Nichol di belantika film nasional akan cerah.

Hal ini makin diperkuat dengan penampilannya dalam film Jakarta vs Everybody yang sepertinya jadi film terbaiknya sejauh ini. Berikut ini alasan mengapa Jakarta vs Everybody jadi film terbaik Jefri Nichol sepanjang kariernya.

5 Alasan Jakarta vs Everybody jadi film terbaik Jefri Nichol

1. Observasi yang patut diapresiasi

Ketika ia menjadi kurir narkoba, Dom harus menyamar jadi profesi apapun supaya aksinya tak terlihat. Ia bisa jadi penumpang kereta, orang yang sedang melamar kerja, pengantar pizza, sampai jadi waria. Semuanya diperankan dengan baik oleh Jefri.

Tentu, bagi seorang aktor observasi jadi hal yang perlu dilakukan sebelum berakting didepan kamera. Jefri nampaknya tahu betul soal itu. Oleh karenanya, ketika ia jadi waria, dia bisa memerankanya dengan baik walau durasi tampilnya tak terlalu lama. Tak heran, perannya sebagai seorang waria jadi yang paling diingat dalam film ini.

2. Akting yang ciamik

Jefri Nichol memang punya bakat akting. Hal itu ditambah dengan kemauannya untuk meningkatkan bakatnnya. Apa yang ia tunjukan dalam film Aum! mungkin akan dilihat oleh sebagian orang sebagai salah satu akting terbaik Jefri.

Kendati demikian, dalam film Jakarta vs Everybody akting Jefri terasa jauh lebih oke. Tentu, karena karakter Dom yang dimainkannya punya keresahan yang kompleks. Lebih mantapnya lagi, Jefri berhasil untuk menerjemahkan dialog dalam skenarionya jadi akting yang ciamik di depan kamera.

Perbuahan emosi serta bagaimana Jefri berkspresi jadi nilai plus dalam film ini. Setidaknya penonton jadi percaya jika Dom memanglah seorang yang keras dan mau melakukan apa saja demi kelangsungan hidupnya di Jakarta.

3. Keluar dari zona nyamannya

Di film Pertaruhan, Jefri memang pernah tampil sebagai seorang pemuda yang gemar berantem, tapi setelah film itu kita melihat Jefri selalu bermain di film-film dengan karakter yang mungkin lebih bisa ia kuasai. Coba saja tengok Dear Nathan, Surat Cinta untuk Starla, atau Something in Between.

Jakarta vs Everybody menuntut dia untuk keluar dari karakter-karakter pemuda kasmaran seperti beberapa film yang sudah ia bintangi. Itu artinya Jefri Nichol harus mengeksplorasi aktingnya jauh lebih dalam lagi. Beruntungnya, Jefri sanggup keluar dari zona nyamannya dan tampil dengan apik sebagai Dom di film ini. Walhasil film Jakarta vs Everybody bikin publik yakin jika Jefri Nichol jadi aktor muda yang masa depannya patut diperhitungkan

4. Berani mainkan adegan dewasa

Film Jakarta vs Everybody adalah film yang dirilis untuk 21 tahun keatas. Uniknya saat Jefri Nichol syuting film ini, usianya masih 19 tahun. Butuh keberanian bagi seorang aktor muda untuk mau melakoni beragam adegan di film untuk dewasa. Seperti halnya adegan ranjang yang dilakukan oleh Jefri Nichol pada film ini.

Bukan cuma adegan ranjang, ada juga adegan Jefri yang tengah masturbasi. Untuk aktor muda yang tidak terlalu siap untuk beradegan di film bagi usia dewasa mungkin akan kesulitan.

Tercatat dalam film ini dua kali Jefri melakukan adegan sensual. Pertama dengan Dea Panendra kedua dengan Wulan Guritno. Butuh mental yang kuat untuk dapat memainkan adegan ini.

5. Turut menulis cerita film

Sepertinya film Jakarta vs Everybody dilakoni Jefri dengan sepenuh hati. Selain melakukan observasi, berakting dengan total dan meninggalkan karakter-karakter anak muda yang jadi zona nyamannya, Jefri juga ikut serta dalam merumuskan cerita film ini. 

Kabarnya ada beberapa adegan yang Jefri tulis sendiri dalam film ini. Dengan demikian bisa dibilang ini jadi film yang benar-benar Jefri lakoni dengan sepenuh hati. Tidak heran ketika ada warganet yang menyinggungnya di sosmed, Jefri langsung bersikap keras. Sebab sepertinya Jefri Nichol memang benar-benar mencintai karya filmnya yang satu ini.

*** 

Itu tadi beberapa bukti bahwa Jakarta vs Everybody jadi film terbaik yang pernah dibintangi oleh Jefri Nichol sejauh ini. Film ini masih tayang dan dapat kamu saksikan di platform Bioskop Online. Nah, apakah kamu setuju kalau film Jakarta vs Everybody ini jadi film terbaik yang pernah Jefri Nichol bintangi?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.