(HOT LIST 2018) 5 Film yang Disanjung Dunia tapi Sepi di Indonesia

Harus diakui, peningkatan para penikmat film di Indonesia mengalami kenaikan. Menurut data Bicara Box Office, penonton Indonesia mencapai 49 juta di 2018.  Hal itu juga disebabkan karena udah banyak film-film yang berkualitas. Publik di Indonesia udah bisa menilai film apa yang bagus atau enggak untuk ditonton. Makanya, jangan heran kalau industri film Indonesia maupun dunia makin gencar bikin film berkualitas.

Kalau diamati, enggak semua film Hollywood punya unsur yang bisa dinikmati penonton di Indonesia. Ternyata, ada beberapa film yang dapat kritik bagus, tapi enggak diminati di bioskop Tanah Air. Malah, ada film yang hanya diputar di bioskop tertentu. Film-film ini ternyata punya elemen yang segmented alias hanya disukai oleh penonton dengan preferensi yang berbeda.

Berdasarkan data di Box Office Mojo dan Rotten Tomatoes, berikut lima film 2018 yang disanjung dunia, tapi sepi di Indonesia.

 

1. Hereditary

Dalam satu tahun, enggak mungkin industri film melupakan genre horor. Hal ini karena genre tersebut kerap diminati publik. Seakan ngasih seni baru dalam film horor, ada sineas yang bikin plot enggak biasa. Salah satunya, Hereditary yang digarap oleh Ari Aster.

Pas perilisan perdana di Festival Film Sundance 2018, film ini udah digadang-gadang jadi film horor paling mengerikan tahun ini. Dapat angka 89 dari Rotten Tomatoes dan sampai dijuluki "film The Exorcist generasi sekarang". Sayangnya, dengan seni horor yang berbeda dari kebanyakan, penonton Indonesia enggak banyak yang minat. Apalagi, hanya diputar bioskop CGV dan Cinemaxx. Alhasil, hanya memperoleh Rp150 miliar aja dari total Rp1,1 triliun

 

2. Searching

Harus diakui, pengemasan film jadi salah satu tantangan para filmmaker. Alih-alih karena seni yang berdampak pada pengalaman menonton, ternyata treatment-nya enggak bisa memuaskan penikmat film thriller yang “meledak-ledak”. Namun, film tentang seorang ayah yang frustasi nyari anaknya yang hilang di media sosial ini dapat ulasan positif dari seluruh dunia.

Film Searching ternyata enggak cocok dengan kebanyakan penonton di Indonesia. Selain karena kalah saing dengan film Indonesia yang sama-sama tayang, film ini kurang diminati karena dianggap “film serius”. Ketika di Indonesia hanya dapat Rp33 miliar, di seluruh dunia dapat Rp1 triliun.

3. Bad Times At the El Royale

Film yang dibintangi pemeran Thor, Chris Hemsworth, ini cocok buat penggemar tayangan teka-teki. Menyajikan cerita yang berbeda-beda tiap karakter lalu memadukannya jadi satu di akhir film. Film yang segmented ini hanya cocok buat yang suka film serius dan bikin mikir. Meski begitu, film Bad Times at the El Royale ini dapat rating segar dari Rotten Tomatoes sebesar 74 persen.

Sayangnya, hanya segelintir penonton Indonesia aja yang bener-bener niat nonton film ini. Apalagi kalau dilihat dari saingannya, ada beberapa film yang juga diantisipasi kemunculannya. Meski dapat ulasan positif dari para kritikus, sayangnya Indonesia hanya menyumbang Rp2,8 miliar dari total Rp187 miliar dari seluruh dunia.

 

4. Halloween

Dapat rating segar ternyata bukan jaminan laku di pasaran. Film Halloween bisa dibilang berhasil mempertahankan nuansa yang sama sejak film pertamanya 40 tahun yang lalu. Bahkan film ini dipuji-puji karena bisa konsisten. Film garapan David Gordon ini berhasil bikin penonton duduk anteng dan tepuk tangan di akhir film. Semua itu karena keapikan harmonisasi yang dibikinnya.

Kalau diamati, penonton Indonesia kurang menyukai horor yang gore, contohnya Sebelum Iblis Menjemput (2018) yang kurang berjaya di Tanah Air. Makanya, enggak heran kalau film Halloween hanya menghasilkan Rp 36 miliar dari total Rp1,3 triliun. Faktor jeda sekuel yang terlalu lama dan saingan film lain juga berpengaruh.

5. Christopher Robin

Salah satu proyek live action Disney ini bisa dibilang mengejutkan. Film Christopher Robin yang kesuksesannya meragukan ini ternyata bisa bikin penggemar film puas dari berbagai belahan dunia. Film tentang Winnie the Pooh ini juga dapat rating 71 persen, meski bukan termasuk rating segar.

Namun, Indonesia hanya bisa menghasilkan Rp 23 miliar dari total Rp 1,4 triliun dari seluruh dunia. Banyak faktor yang memengaruhinya, seperti sepinya promosi di Indonesia. Walaupun sepi, para kritikus mengakui bahwa film Christopher Robin bukan sekadar ngasih nostalgia semata.

***

Nah, itulah lima film Hollywood 2018 yang berhasil keluar sebagai rating bagus, tapi justru enggak bikin penikmat film Indonesia berbondong-bondong ke bioskop. Hal itu membuktikan, film punya preferensi penontonnya masing-masing. Enggak semua film bisa memuaskan imajinasi penonton. Namun, hal itu bukanlah halangan industri, melainkan tantangan yang harus dihadapi. Menurut lo, ada lagi film Hollywood yang bajir pujian tapi sepi di Indonesia, enggak?  

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.