5 Film Indonesia Terbaik yang Diangkat dari Novel

Bukan hanya dibuat dari skenario baru, ada banyak film Indonesia yang diangkat dari novel-novel laris. Film-film adaptasi novel tentu punya cakupan penggemar tersendiri, seperti yang terjadi pada proyek film Bumi Manusia. Bumi Manusia adalah karya Pramoedya Ananta Toer yang legendaris. Sutradara film Hollywood, Oliver Stone, pernah mengungkapkan keinginannya mengangkat novel ini menjadi film. Sayang, niatan itu enggak terwujud karena sang penulis menginginkan anak asli Indonesia untuk menggarapnya. 

Pada akhirnya, Bumi Manusia akan diangkat ke layar lebar oleh Hanung Bramantyo. Banyak kritik dan prasangka buruk soal hal ini. Orang-orang menganggap Iqbaal Ramadhan enggak cocok meranin Minke dan Hanung belum pantas menyutradarai karya sastra agung itu.

Film Bumi Manusia memang belum tayang, bahkan belum rampung digarap. Namun, anggapan miring bakal selalu ada. Soalnya, sebelumnya ini udah ada banyak film adaptasi novel yang menuai kritik. Film-film dianggap enggak sebagus novelnya, bahkan dicap menghilangkan esensi kisah aslinya. Namun, ada juga, kok, film-film adaptasi berkualitas yang mendapatkan pujian. Apa aja, sih?

 

1. Dilan 1990 (2018)

Via Istimewa

Iqbaal sepertinya udah biasa dipandang sebelah mata. Saat film Dilan 1990 diumumin, aktor berusia 18 tahun ini juga dianggap enggak pantas meranin sosok Dilan sang bad boy pujaan cewek-cewek. Nyatanya, Dilan 1990 jadi salah satu film paling ikonis pada tahun ini. Bahkan, para penonton pun memuji Iqbaal dan menganggap bahwa enggak akan ada aktor lain yang cocok meranin Dilan selain dia.

Memang, ada beberapa perbedaan signifikan antara novel dan film—misalnya ketiadaan tokoh Paman Fariz. Namun, film ini mendapatkan apresiasi tinggi dari pencinta film. Bukan cuma dikasih pujian dan dijadikan bahan meme, Dilan 1990 menjadi salah satu film Indonesia dengan jumlah penonton terbesar, yakni 4,7 juta penonton.

 

2. Habibie & Ainun (2012)

Via Istimewa

Diangkat dari novel autobiografi karya Presiden ke-3 Indonesia, B.J. Habibie, film Habibie &Ainun menceritakan kisah cinta Habibie dengan sang istri, Ainun. Lo bisa melihat manisnya romantika mereka mulai dari awal pertemuan keduanya di sekolah hingga saat Bu Ainun mengembuskan napas terakhir. 

Kisah cinta antara Habibie dengan Ainun betul-betul relationship goals. Habibie adalah seorang insinyur cerdas, sedangkan Ainun adalah dokter yang pintar dan paham betul bagaimana cara menempatkan diri. Bukan sekadar istri, Ainun adalah rekan berbagi dan bertukar pendapat bagi Habibie.

Di sisi lain, Habibie adalah sosok cowok yang konsinten dan setia. Ada banyak cerita tentang pria yang mendua di puncak kariernya atau mengabaikan sang istri. Namun, hal itu enggak terjadi sama Habibie. Bahkan, di puncak karier dan setelah kematian Ainun, Habibie tetap setia kepadanya.

Inilah yang membuat buku dan film Habibie &Ainun disukai banyak orang. Kisahnya pun sukses bikin penonton meneteskan air mata. Sampai masa penayangannya selesai, film Habibie & Ainun meraih angka hingga 4,5 juta penonton.

Baca juga 5 Pasangan Remaja Paling Ngehit dalam Film Indonesia.

 

3. Danur (2017)

Via Istimewa

2017 adalah tahun yang cukup “horor”, dalam artian positif tentunya. Pasalnya, ada beberapa film horor berkualitas yang dirilis dan mendapatkan peraihan penonton yang cukup besar. Salah satunya adalah Danur.

Berbeda dengan Pengabdi Setan yang merupakan remake dari film berjudul sama yang dirilis pada 1980, Danur merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul serupa karya Risa Saraswati. Film dan novel ini berkisah tentang Risa, seorang anak indigo yang punya kemampuan melihat hantu. Dia pun berteman dengan beberapa hantu. Bersama mereka, Risa menyelamatkan seseorang yang sangat berarti baginya dari cengkeraman hantu jahat.

Keunikan cerita Danur bikin film ini meraih jumlah penonton yang tinggi: lebih dari 2,5 juta orang. Kesuksesan tersebut juga diikuti dengan sekuelnya, Maddah (2018), yang meraih hingga 2 juta penonton hanya dalam 16 hari penayangan.

 

4. Laskar Pelangi (2008)

Via Istimewa

Siapa yang enggak tahu novel Laskar Pelangi? Novel karya Andrea Hirata ini menceritakan anak-anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong, Belitung Timur. Lo bisa melihat betapa hebatnya perjuangan mereka di tengah keterbatasan. Terbit perdana pada 2008, novel Laskar Pelangi laris manis bukan cuma karena pengalaman pribadi sang penulis, tapi juga karena penokohan Ikal, Lintang, Arai, dan anak-anak lainnya yang alamiah.

Ketika diadaptasi ke layar lebar, film Laskar Pelangi pun mendapat respons positif. Memang, ada beberapa adegan yang dihilangkan dan disingkat, tapi hal itu enggak bikin Laskar Pelangi jadi film yang buruk. Sejauh ini, film besutan Riri Riza dan Mira Lesmana ini bahkan berada pada urutan ketiga dalam perolehan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa, yakni 4,7 orang.

Simak juga Novel-novel Indonesia yang Harus Banget Diadaptasi ke Layar Lebar.

 

5. Eiffel I'm in Love (2003)

Via Istimewa

Meskipun ceritanya ringan dan premisnya sederhana, film Eiffel I'm in Love mampu melepas stres penonton. Film ini berkisah tentang Tita dan Adit yang awalnya saling musuhan lalu saling jatuh cinta. Lo bakalan ketawa geli melihat gengsi tinggi antara Tita dan Adit. Saking gengsiannya, Adit bahkan membohongi Tita dan bilang bahwa mereka itu dijodohkan. Padahal, Adit melakukan hal itu supaya Tita dekat sama dia.

Cerita jadi semakin manis karena setengah latar film adalah Paris. Paris identik dengan suasana romantis, apalagi di lokasi-lokasi nan mahal. Nonton film ini benar-benar bikin lo pengin ke Perancis bersama orang yang lo cintai.

Dengan kisah manis dan penggambaran suasana romantis, film ini mencatat perolehan 2,6 juta penonton. Meskipun film ini cukup jadul dan riasan para pemainnya masih sederhana, banyak yang menilai bahwa Eiffel I'm in Love pertama jauh lebih bagus daripada sekuelnya yang tayang pada Februari 2018. Film kedua dianggap terlalu “maksa” dan enggak alamiah.

***

Enggak semua film yang diangkat dari novel itu berakhir mengecewakan. Selama pembuatannya digarap dengan baik dan terstruktur, film adaptasi juga bisa memuaskan para penggemar, layaknya versi novelnya. Namun, ada baiknya kita enggak terus menerus terpaku pada versi novel saat menanggapi film adaptasi. Soalnya, film dan novel adalah dua media yang berbeda.

Nah, di antara film-film yang udah disebut, mana yang jadi favorit lo?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.