5 Kasus Kejahatan yang Terinspirasi dari Film

Film yang bagus bukan sekadar film dengan akting atau sinematografi yang baik. Bagi sebagian orang, film yang bagus bisa berarti mampu membawa para penonton buat bersimpati dan masuk ke dalam jalan cerita dalam film tersebut. Namun, setinggi apa pun rasa simpati penonton saat menonton film, mereka, terutama yang udah masuk usia dewasa, harusnya tahu kalau film teteplah sekadar sebuah karya fiksi yang harus dipahami dengan bijak dan enggak serta merta ditiru dalam kehidupan nyata.

Mirisnya, ada saja orang-orang yang meskipun udah berusia dewasa, tapi mentalnya enggak sehat dan tergerak untuk melakukan pelanggaran hukum setelah nonton film. Ngeri banget, kan? Secara realita mereka udah kabur dan digantiin sama realita buatan dalam film.

Well, hal ini sebenernya banyak diperdebatin. Pihak yang enggak setuju sama kekerasan dan kejahatan dalam film beranggapan bahwa semestinya film enggak menampilkan hal-hal semacam itu secara eksplisit supaya enggak memberikan dampak buruk pada penonton. Sementara itu, ada pihak lain yang menganggap bahwa hal tersebut balik lagi ke masing-masing individu. Apalagi semua film udah diberi rating sesuai umur atau peringatan isi konten film tersebut.

Nah, kejahatan apa aja, sih, yang pernah dilakukan oleh orang-orang setelah nonton film? Simak baik-baik, ya, dan jangan sampai lo ikutan meniru kejahatan-kejahatan yang ada di film tersebut.

 

1. Taxi Driver (1976)

Via Istimewa

Ngomongin Taxi Driver enggak akan bisa dilepaskan dari tragedi penembakan. Pasalnya, yang jadi korban enggak main-main, yaitu Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan.

Pada saat menonton Taxi Driver, John Hinckley Jr, seorang lelaki berusia 26 tahun, terpana akting Jodie Foster yang menjadi pemeran PSK di bawah umur bernama Iris. Saking terpananya, dia jadi terobsesi sama Foster. Dia bahkan menguntit dan mencoba menelepon Foster beberapa kali. Sayangnya, Foster enggak merespon sama sekali.

Untuk mencuri perhatian Foster, Hinckley pun punya ide yang cukup gila, yaitu menembak orang nomor satu di Amerika Serikat pada Desember 1981. Meskipun enggak ada yang meninggal pada saat itu, tetap saja Hinckley ditangkap dan disidang. Pada akhirnya diharusnya menjalani perawatan di St. Elizabeth karena terbukti gila dan memiliki mental yang berbahaya.

Setelah menjalani perawatan di RSJ, Hinckley akhirnya dibebasin pada Agustus 2016 lalu karena dia dianggap udah enggak berbahaya baik bagi dirinya sendiri mau pun bagi masyarakat. Meski begitu, Hinckley tetep harus ke psikiater dua kali sebulan, kerja sosial tiga kali seminggu, dan cuma bisa nyetir dan bepergian dalam jarak yang terbatas.

So, kalau pasangan lo cuek, lebih baik lo inget lagi kisah Hinckley ini, karena sesungguhnya pasangan yang cuek terutama pas lagi ngelakuin hobinya jauh lebih baik daripada pasangan obsesif kayak Hinckley ini.

 

 

2. The Town (2010)

Via Istimewa

Harus diakui kalau film yang diperankan sama Ben Affleck ini bukan sekadar film bertema perampokan biasa. Trik-trik yang dipakai sama perampok digambarkan dengan unik, contohnya menggunakan topeng dari lateks dan baju biarawati. Lucunya lagi, ceritanya juga dibumbui sama drama percintaan antara sandera dengan oknum perampok. Hal ini pun akhirnya membangkitkan sisi kemanusiaan oknum perampok.

Namun sisi kemanusiaan beberapa penonton yang enggak dewasa kayaknya justru terciderai oleh beberapa kawanan perampok yang terinspirasi dari para tokoh perampok The Town. Menurut keterangan polisi, tiga kawanan perampok bernama Akeem Monsalvatge, Derrick Dunkley, dan Edward Byam ini rela menggunakan topeng lateks buat nyamar jadi polisi berkulit putih untuk bisa mencuri uang sebanyak US$200 ribu di sebuah toko yang terletak di New York.

Via Istimewa

Uniknya, penjaga toko bahkan enggak tahu kalau para penjahat itu menggunakan topeng lateks. Makanya, enggak heran mereka terlihat selow banget saat merampok, secara muka asli mereka sulit diketahui. Untungnya, polisi lebih cerdas dan pada akhirnya berhasil menangkap kawanan perampok gila ini.

 

3. Fight Club (1999)

Via Istimewa

Buat lo yang ngerasa movie geeks, mungkin lo setuju kalau Fight Club adalah film yang keren banget. Film ini disukai banyak penikmat film lewat dialog-dialog padat, penokohan yang kuat, twist plot yang nyebelin, dan tentunya, Tyler Durden yang segala titah dan nasehatnya bisa dibandingin sama semua filsuf yang pernah ada di Dunia. Namun, film ini memang penuh dengan unsur kekacauan dan pemberontakan. So, enggak heran kalau hanya penonton di atas usia 17 tahun yang boleh menonton Fight Club.

Via Istimewa

Kalau orang yang belum dewasa atau masih berada di ambang keremajaan menonton ini, akibatnya bisa fatal. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh Kyle Shaw, seorang remaja berusia 17 tahun asal New York yang mengebom Starbucks karena terinspirasi dari pemikiran Tyler Durden. Dalam film, Durden dengan Project Mayhem-nya melakukan banyak rencana destruktif yang tujuannya adalah untuk menghancurkan kapitalisme yang selama ini bikin kita membeli apa yang enggak kita butuhkan, menginginkan apa yang enggak kita sukai, buat menarik hati orang-orang yang kita benci.

Shaw menganggap kalau Starbucks juga memberi dampak yang serupa ke masyarakat. Namun, sekuat apa pun alasan lo, menghancurkan sesuatu yang bukan punya kita, yang berdiri tanpa melanggar hukum, dan merugikan pihak lain secara moril dan materi jelas sesuatu yang buruk. Enggak heran kalau Shaw pada akhirnya diganjar hukuman 3,5 tahun penjara.

 

4. Interview With The Vampire (1994)

Via Istimewa

Sebelum citra vampir menjadi imut dan romantis berkat Stephanie Meyer, vampir dianggap sebagai makhluk mengerikan dan sadis. Salah satu film yang mengangkat kehidupan kelam nan haus darah para vampir adalah Interview With The Vampire. Enggak cuma menceritakan sadisnya vampir dan konfliknya dengan vampir lain yang enggak haus darah, film ini juga bertabur bintang-bintang besar, seperti Tom Cruise, Brad Pitt, dan Kirsten Dunst.

Via Istimewa

Semestinya, film ini bisa jadi hiburan buat hari-hari lo yang sibuk. Apalagi kalau nontonnya sama pacar. Namun hal itu rasanya enggak berlaku buat Daniel Sterling. Pada 1994, setelah nonton Interview With The Vampire, di jam 3 pagi Lisa terbangun dan mendapati pacarnya, Daniel, menatapnya tajam sambil berkata, “Tonight you’re going to die. I’m going to kill you and drink your blood.”

Bukannya takut, Lisa malah balik tidur sambil bilang kalau usahanya Daniel buat nakut-nakutin dia itu lumayan berhasil. Ketakutan setengah hati Lisa pada akhirnya terbukti. Daniel menusuknya sebanyak tujuh kali dan meminum darahnya. Meskipun Lisa selamat, tetap saja kejadian itu meninggalkan trauma yang sangat mendalam. Daniel pun harus menghadapi hukuman penjara. Lucunya, dalam pembelaannya di sidang, Daniel menyalahkan film Interview with the Vampire yang telah ”menghipnotisnya. Bagusnya, sih, Daniel menyadari kalau film itu enggak salah, melainkan dialah yang harusnya bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut.

 

5. Scream (1996)

Via Istimewa

Banyak yang bilang kalau film Scream adalah film yang enggak cuma bikin lo parno kalau sendirian di rumah, Film ini juga dianggap mengajari cara melakukan pembunuhan yang cerdik. Well, seenggaknya, hal itulah yang dirasakan oleh Thierry Jaradin, pada tahun 2001.

Via Istimewa

Lelaki asal Gerpinnes, Belgia, ini membunuh tetanggannya sendiri, yaitu seorang remaja bernama Allison. Alasannya sepele banget, yaitu karena Allison menolak bertukar tape video dengannya. Dia pun menggunakan kostum Ghostface (kostum pembunuh berantai dalam film Scream), mendatangi Allison, menusuknya sebanyak tiga puluh kali, membaringkannya di kasur bersama serangkaian mawar. Kegilaan Thierry makin terlihat setelah dia menelpon orangtua Allison dan polisi, lalu mengakui perbuatannya. Meskipun Thierry langsung ketangkep, tetap aja hal ini ngeri. Kasus ini mengingatkan semua orang bahwa kejahatan itu bisa dilakukan siapa aja, termasuk sama orang terdekat. (https://www.theguardian.com/world/2001/nov/18/filmnews.film)

***

Meski banyak orang yang menyalahkan film sebagai sumber inspirasi kejahatan dan perbuatan amoral lain, tetep aja diri lo lah yang memegang kendali atas perbuatan lo. Film boleh menampilkan apa aja, tetapi kalau yang nonton adalah orang-orang dewasa dengan mental sehat, pastilah enggak akan terpengaruh. Selain itu, penting banget lho buat memperketat aturan usia penonton, serta enggak sembarangan ngajak adik-adik lo yang masih kecil buat nonton film dewasa

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.