5 Alasan Eternals Enggak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes

Eternals dapat skor 47% di Rotten Tomatoes! Apakah kamu setuju film ini pantas mendapatkan penilaian negatif?


Sejak Marvel Cinematic Universe (MCU) berdiri lewat perilisan Iron Man (2008), film MCU selalu mendapatkan skor di atas 60% atau mendapatkan predikat “Fresh” di Rotten Tomatoes. Selama bertahun-tahun, Thor: The Dark World (2013) menjadi film MCU dengan skor paling rendah di Rotten Tomatoes, yaitu 66%. Namun, skor tersebut masih masuk dalam kategori “Fresh”.

Tiga belas tahun berdiri, akhirnya sejarah baru di MCU. Film ke-26 MCU, yaitu Eternals (2021), menjadi film MCU pertama yang mendapatkan predikat “Rotten” atau “Busuk” di Rotten Tomatoes dengan skor 47%. Walau bukan film MCU yang sempurna, Eternals sebenarnya bisa dibilang enggak terlalu buruk untuk mendapatkan predikat “Busuk”.

Nah, berikut adalah alasan mengapa Eternals sebenarnya enggak seburuk penilaian Rotten Tomatoes!

1. Konsep cerita yang keluar dari formula film MCU

Alasan Eternals Tidak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes
Alasan Eternals Tidak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes Via Istimewa.

Setelah Infinity Saga berakhir dengan perilisan Avengers: Endgame (2019), Marvel Studios mulai melakukan eksperimen genre di berbagai proyek film dan serial MCU. Marvel Studios lebih dulu bereksperimen lewat serial WandaVision dengan memasukkan elemen sitcom. Untuk film, Marvel Studios memulai eksperimennya lewat Eternals.

Film superhero selalu identik dengan kisah superhero yang beraksi melawan villain. Hitam dan putih suatu karakter selalu terlihat jelas di film superhero. Namun di Eternals, semua karakter bisa dibilang abu-abu. Setiap karakter punya pandangan tentang kebaikan yang berbeda, sehingga baik dan buruknya suatu karakter tergantung dari perspektif karakter mana yang ingin kamu ikuti.

Konsep cerita seperti ini terbilang baru untuk film MCU. Eternals menjadi bukti bahwa film superhero enggak melulu tentang superhero mengalahkan villain. Pergolakan batin tentang sesuatu yang baik bagi masing-masing karakter juga bisa dieksplorasi untuk film superhero. Walau tidak dieksekusi dengan sempurna, konsep cerita seperti ini menjadi nilai plus untuk Eternals dibandingkan film MCU lainnya.

2. Visual indah yang begitu memanjakan mata

Alasan Eternals Tidak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes
Alasan Eternals Tidak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes Via Istimewa.

Eternals digarap oleh Chloe Zhao, sutradara yang memenangkan Oscar lewat filmnya yang berjudul Nomadland (2020). Buat yang telah menonton Nomadland, kamu mungkin setuju bahwa film ini menampilkan sinematografi yang begitu indah. Walau menggarap film superhero, Zhao tetap enggak lupa menampilkan sinematografi yang begitu indah di Eternals.

Eternals memang menampilkan efek visual CGI yang cukup banyak. Namun untuk urusan pencahayaan, Zhao masih mengandalkan pencahayaan alami dari matahari. Kamu bisa menemukan banyak adegan yang menampilkan pencahayaan matahari yang begitu indah, khususnya di adegan yang menampilkan kemesraan Ikaris dan Sersi. Enggak bisa dimungkiri bahwa Eternals menampilkan visual yang lebih indah dari film MCU lainnya.

3. Plot twist menarik dan kejutan post-credit yang bikin penasaran

Alasan Eternals Tidak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes
Alasan Eternals Tidak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes Via Istimewa.

Seperti yang disebutkan pada poin pertama, hampir semua karakter di film Eternals bisa dibilang abu-abu. Sebelum filmnya dirilis, penggemar dibuat yakin bahwa Deviants adalah villain utamanya. Kenyataannya, Deviants malah enggak punya peran besar dalam konflik yang ditampilkan di film ini. Enggak disangka, penyebab konflik di film ini malah disebabkan oleh salah satu Eternals.

Dibandingkan Deviants, Ikaris malah lebih cocok disebut sebagai villain sesungguhnya di film ini. Jika kita pahami dengan baik, Ikaris sebenarnya enggak bisa dibilang sepenuhnya jahat di karena dia berusaha patuh kepada Celestials, sosok yang menciptakan Eternals dan alam semesta. Plot twist di Eternals termasuk enggak tertebak dan cukup mengejutkan.

Selain plot twist, Eternals juga menampilkan dua adegan post-credit yang enggak kalah mengejutkan. Kedua adegan post-credit Eternals sama-sama penting karena mengenalkan karakter baru yang tentunya bakal berperan penting untuk masa depan MCU. Kamu pastinya semakin enggak sabar, ‘kan, menantikan proyek MCU selanjutnya setelah melihat kedua adegan post-credit Eternals?

4. Karakter beragam yang saling melengkapi

Alasan Eternals Tidak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes
Alasan Eternals Tidak Seburuk Penilaian Rotten Tomatoes Via Istimewa.

Film ini mengenalkan 10 karakter Eternals sekaligus. Terlalu banyak karakter sekaligus memang membuat pengembangan 10 karakter Eternals jadi kurang maksimal. Namun di sisi lain, 10 karakter yang tampil di film ini punya porsinya masing-masing untuk bersinar. Walau Ikaris dan Sersi menjadi karakter utamanya, delapan karakter lainnya enggak hanya menjadi pemanis di film ini.

Karakter yang enggak terlalu ditonjolkan di berbagai promosi Eternals, yaitu Kingo, Gilgamesh, Makkari, dan Druig, malah cukup mencuri perhatian di film ini. Ditambah lagi dengan kehadiran Karun yang menjadi pencair suasana. Setiap karakter diceritakan punya kepribadian yang berbeda-beda, sehingga ke-10 karakter Eternals menciptakan kolaborasi yang saling mengisi di sepanjang film. Karakter Eternals yang jatah tampilnya singkat pun terasa penting di film ini.

5. Hubungan Thena dan Gilgamesh yang ciptakan suasana emosional

Via Istimewa

Hubungan cinta Ikaris dan Sersi memang jadi fokus utama di Eternals. Kenyataannya, hubungan antara Thena dan Gilgamesh malah terlihat jauh lebih menarik. Kedua karakter ini enggak terang-terangan menunjukkan cinta mereka satu sama lain. Namun, kalian bisa melihat bagaimana dalamnya perasaan Thena dan Gilgamesh hanya dari interaksi kedua karakter tersebut.

Kalian bisa melihat bagaimana kesungguhan hati Gilgamesh merawat Thena yang menderita penyakit Mahd Wy’ry. Terlihat bahwa kedua karakter tersebut telah jatuh cinta sebelum Thena menderita penyakitnya. Saat Thena lagi kumat, Gilgamesh yang paling paham bagaimana menyadarkan Thena. Sayangnya, kisah cinta mereka berakhir dengan kematian Gilgamesh.

Adegan yang memperlihatkan kesedihan Thena saat kematian Gilgamesh menjadi adegan paling emosional di Eternals. Adegan ini membuat Eternals menjadi film dengan perjalanan emosi yang lengkap. Apalagi, adegan ini muncul setelah penonton dibuat terbahak-bahak dengan tingkah polosnya Karun. Ngaku, deh, siapa yang sempat meneteskan air mata saat adegan kematian Gilgamesh?

***

Itulah deretan alasan mengapa Eternals sebenarnya tidak seburuk penilaian Rotten Tomatoes. Kalian sendiri bagaimana? Apakah kalian setuju dengan penilaian Rotten Tomatoes atau setuju bahwa Eternals sebenarnya enggak terlalu buruk?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.