5 Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terburuk di Akhir 2021

Iya, sih, mirip gamenya. Namun, Resident Evil: Welcome to Raccoon City malah jadi film penutup 2021 yang buruk!


Seri film Resident Evil versi Milla Jovovich mendapatkan banyak kritikan dari penggemar gamenya karena jalan ceritanya yang menyimpang dari gamenya. Ditambah lagi, sutradara Paul W. S. Anderson menciptakan karakter baru bernama Alice yang sama sekali enggak berhubungan dengan gamenya. Itulah sebabnya, Sony Pictures merilis versi reboot yang dijanjikan lebih setia dengan gamenya.

Versi reboot yang diberi judul Resident Evil: Welcome to Raccoon City (2021) akhirnya dirilis di bioskop Indonesia pada 29 Desember 2021. Memang benar, sih, film terbaru ini lebih setia dengan dua game pertama Resident Evil. Sayang, hasilnya enggak lebih baik dari seri film Resident Evil versi Jovovich, bahkan menjadi film penutup 2021 yang mengecewakan!

Lantas, apa yang membuat Resident Evil: Welcome to Raccoon City pantas disebut sebagai film terburuk di akhir 2021?

Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Jadi Film Terburuk di Akhir 2021

1. Pemeran Leon S. Kennedy dan Jill Valentine yang enggak sesuai dengan gamenya

Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terjelek di Akhir 2021
Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terjelek di Akhir 2021

Berhubung telah dipastikan bakal setia dengan dua game pertama Resident Evil, Welcome to Raccoon City menampilkan semua karakter yang ada di gamenya tanpa ada penambahan karakter baru. Pada Oktober 2020, Sony Pictures mengumumkan deretan aktor yang membintangi Welcome to Raccoon City. Enggak disangka, pengumuman tersebut malah membuat keributan di kalangan penggemar.

Di antara semua aktor yang bergabung ke proyek Welcome to Raccoon City, ada dua aktor yang mendapatkan protes keras dari penggemar, yaitu Avan Jogia yang memerankan Leon S. Kennedy dan Hannah John-Kamen yang memerankan Jill Valentine. Soalnya, kedua aktor tersebut sama sekali enggak memiliki kemiripan fisik dengan Leon dan Jill.

Sutradara Johannes Roberts punya alasan mengapa dia memilih Jogia sebagai Leon. Menurut Roberts, aktor enggak hanya sekadar melakukan cosplay persis seperti penampilan karakternya di game. Jogia dipilih karena dia dapat mewujudkan semangat dan energi Leon yang sesuai harapannya Roberts. Namun setelah Welcome to Raccoon City dirilis, apakah kalian setuju jika Jogia berhasil mewujudkan semangat dan energinya Leon?

2. Akting beberapa aktor yang begitu buruk

Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terjelek di Akhir 2021
Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terjelek di Akhir 2021 Via Istimewa.

Naskah film yang biasa saja atau bahkan cenderung buruk bisa saja sedikit tertutupi, jika para aktor yang membintanginya dapat memberikan akting terbaik mereka. Sayangnya, beberapa aktor di Welcome to Raccoon City memberikan akting yang enggak maksimal bahkan terlihat cukup buruk.

Dari antara semua aktor Welcome to Raccoon City, Kaya Scodelario (pemeran Claire Redfield) dan Hannah John-Kamen (pemeran Jill Valentine) yang menampilkan akting terbaik. Jelas saja karena kedua aktris tersebut pernah terlibat dalam proyek film besar. Selain Scodelario dan John-Kamen, aktor lainnya tampil dengan akting pas-pasan, khususnya Robbie Amell yang memerankan Chris Redfield.

Pada saat adegan Claire mendatangi rumahnya Chris, kamu bisa melihat betapa buruknya akting Amell. Selama mengobrol dengan Claire, ekspresi Chris seperti orang yang sedang menahan tawa, padahal mereka lagi berbincang serius. Selain Amell, Jogia juga sama sekali enggak terlihat meyakinkan untuk memerankan karakter terpopuler di Resident Evil, yaitu Leon S. Kennedy.

3. “F*ck” jadi umpatan favorit di sepanjang film

Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terjelek di Akhir 2021
Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terjelek di Akhir 2021 Via Istimewa.

Selain menyutradarai, Johannes Roberts juga berperan sebagai penulis naskah Welcome to Raccoon City. Roberts memang belum pernah memegang proyek film besar di sepanjang kariernya. Namun, Roberts bisa dibilang cukup berpengalaman sebagai penulis naskah karena sebagian besar film yang disutradarainya juga ditulis oleh Roberts.

Usaha Roberts untuk membuat jalan cerita yang sesuai dengan dua game pertama Resident Evil perlu diacungi jempol, termasuk usahanya dalam memasukkan berbagai easter egg. Namun, Roberts tidak memaksimalkan naskahnya dari segi plot dan dialog. Berbagai dialog yang ditampilkan terdengar chessy, repetitif, dan terlalu banyak menggunakan kata “f*ck”.

Dari awal hingga akhir film, sebagian besar karakter Welcome to Raccoon City pasti selalu mengucapkan kata tersebut. Rasanya seperti bocah yang baru tahu umpatan tersebut dan selalu mengucapkannya agar terlihat keren. Roberts tampaknya harus lebih banyak membaca kamus untuk memperbanyak kosakatanya dalam menulis dialog.

4. Film horor dengan jump scare yang gagal

Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terjelek di Akhir 2021
Alasan Resident Evil: Welcome to Raccoon City Patut Disebut Film Terjelek di Akhir 2021 Via Istimewa.

Alih-alih film horor, Resident Evil versi Jovovich lebih cocok disebut sebagai film aksi. Itulah sebabnya, sutradara Roberts membuat Welcome to Raccoon City lebih mengedepankan elemen horor seperti gamenya. Benar, sih, Welcome to Raccoon City memang lebih terasa horornya dibandingkan Resident Evil versi Jovovich. Namun, bukan berarti Welcome to Raccoon City jauh lebih baik.

Kamu yang pernah main game Resident Evil pastinya tahu bagaimana game ini menampilkan jump scare yang begitu menakutkan. Sayangnya, Roberts gagal menduplikasi kengerian jump scare di game ke dalam bentuk film. Enggak ada satu pun adegan zombi yang mampu membuat kamu terkejut seperti efek gamenya.

Salah satu hal yang membuat jump scare-nya jadi gagal adalah Roberts malah seakan menciptakan suasana yang membuat penonton tahu bahwa zombi bakal muncul setelahnya. Bagaimana kita bisa kaget atau terkejut jika kita seakan dipersiapkan untuk kemunculan zombi.

5. Efek visual kelas bujet rendah

Via Istimewa

Sebagai informasi, Welcome to Raccoon City diproduksi dengan bujet terbilang kecil untuk ukuran film Hollywood, yaitu 25 juta dolar (sekitar Rp359 miliar). Rasanya cukup disayangkan bahwa proyek Welcome to Raccoon City hanya mendapatkan bujet sebanyak itu. Soalnya, jadi memengaruhi kualitas efek visual yang ditampilkan di film ini.

Kebanyakan penampilan zombi di Welcome to Raccoon City memang mengandalkan tata rias prostetik. Namun, ada beberapa makhluk yang dibuat menggunakan teknologi CGI. Akibat bujet yang pas-pasan, zombi CGI yang jumlahnya enggak seberapa tersebut akhirnya tampil dengan kualitas CGI murahan.

Salah satu contohnya adalah monster zombi yang bisa kamu lihat pada gambar di atas. Penggambaran monster tersebut benar-benar mirip dengan kulitas game di era awal 2000-an. Belum lagi penggambaran zombi anjing yang benar-benar terlihat palsu dan kaku di film ini.

***

Itulah deretan alasan yang membuat Resident Evil: Welcome to Raccoon City patut disebut film terburuk di akhir 2021. Apakah kamu setuju dengan pendapat di atas atau menurut kamu enggak ada yang negatif dari Welcome to Raccoon City?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.