5 Animator Indonesia Langganan Garap Film Hollywood

– Animator Indonesia di bawah ini sebagian besar berada di balik layar film superhero Marvel dan DC Comics.
– Film Hollywood yang digarap mereka termasuk jajaran Box Office.

Tak ada habis-habisnya nama anak Indonesia bersinar di kancah internasional. Di dunia film misalnya, sederet aktor seperti Iko Uwais, Yayan Ruhian, sampai Joe Taslim kariernya sudah sampai di perfilman dunia. Beberapa film Indonesia juga sering bolak-balik tampil di bioskop-bioskop luar negeri.

Prestasi film Indonesia lagi sehat-sehatnya. Bahkan, di luar film dan aktor, ada sederet nama anak bangsa yang bekerja di balik layar film Hollywood. Mereka ikut andil dalam suksesnya film-film Box Office yang ditonton orang satu dunia. Siapa saja mereka? Mari berkenalan dengan talenta-talenta Indonesia yang berjasa di balik layar film kelas dunia.

1. Reynold Tagore

Via Istimewa

Buat kamu pencinta waralaba film The Hobbit. Harusnya kamu bisa nemuin nama Reynold Tagore saat credit title muncul. Dia adalah salah satu animator Indonesia yang mengerjakan film The Hobbit Saga (2012—2014), termasuk film Mulan (2020).

Sebetulnya, bukan cuma The Hobbit Saga saja. Berbagai film fantasi, seperti Dawn of the Planet of the Apes (2014), Maze Runner: The Scorch Trials (2015), dan Alita: Battle Angel (2019) itu garapannya sebagai texture artist. Bahkan, dia juga berada di balik layar film-film superhero, seperti Iron Man 3 (2013), The Wolverine (2013), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016), dan Justice League (2017).

Reynold memang melabuhkan hidupnya di dunia animasi setelah kuliah di jurusan Desain Grafis di Indonesia dan Australia. Dirinya bekerja di Weta Digital, salah satu perusahaan animasi terbesar di dunia asal Selandia Baru.

2. Ronny Gani

Via Istimewa

Nama Ronny Gani juga udah cukup santer di dunia animator Indonesia. Pasalnya, yang digarapnya sebagian besar film superhero Marvel dan DC, seperti The Avengers (2012), Avengers: Age of Ultron (2015), Ant-Man (2015), Avengers: Infinity War (2018), Aquaman (2018), dan Avengers: Endgame (2019).

Perjalanan panjang dilalui Ronny. Sebelum menggarap film-film besar, Ronny juga mengawali dari film-film kecil. Kemudian, dia mendapatkan pekerjaan di Industrial Light & Magic, anak perusahaan Lucas Film Group di Singapura.

Tak hanya live action, Ronny juga berada di balik layar serial animasi seperti Star Wars: The Clone Wars. Selain itu, film Pacific Rim (2013), Transformers: Age of Extinction (2014), dan Ready Player One (2018) juga termasuk garapannya.

3. Griselda Sastrawinata

Via Istimewa

Kalau Reynold dan Ronny lebih banyak film superhero, berbeda dengan Griselda Sastrawinata. Animator lulusan Art Center College of Design, Pasadena, Amerika Serikat ini lebih banyak menggarap film-film animasi Disney dan Dreamworks.

Griselda bergabung dengan perusahaan Walt Disney Animation Studios pada 2015. Namanya makin bersinar ketika dia jadi bagian Visual Development Artist film Moana (2016), Ralph Breaks the Internet (2018) dan Frozen 2 (2019).

Sebelum di Disney, dia kerap bolak-balik mengerjakan proyek animasi dari Dreamworks. Di antaranya, Shrek Forever After (2010), How to Train Your Dragon 2 (2012), The Croods (2013), dan Penguins of Madagascar (2014).

4. Rini Sugianto

Via Istimewa

Animator cewek Indonesia bukan cuma Griselda. Ada Rini Sugianto yang juga jago dalam melakukan pekerjaan di bidang animasi. Sejak 2010, dia sudah jadi animator di Weta Digital yang berpusat di Selandia Baru.

Bersama Weta, Lulusan Academy of Art University San Francisco ini menorehkan tinta emas ketika membuat film animasi The Adventures of Tintin (2011). Tak berhenti di situ, Rini juga ambil andil dalam beberapa film terlaris lain, seperti Iron Man 3, The Hunger Games: Catching Fire (2013), Ted 2 (2015), dan Ready Player One (2018).

5. Andre Surya

Via Istimewa

Kalau yang satu ini adalah orang yang udah cukup lama berkecimpung di bidang digital artist. Kalau kamu nonton film-film macam Star Trek (2009), Transformers: Revenge of the Fallen (2009) atau Iron Man 2 (2010), kamu juga akan mendapati nama Andre Surya di bagian akhir film.

Andre Surya merupakan pemuda Indonesia pertama yang menjadi bagian dari tim digital artist perusahaan efek visual komputer 3D, Industrial Light and Magic (ILM). Pria kelahiran 1984 ini diberi tugas untuk membuat nuansa 3D lighting, yang bikin animasi terasa nyata. Adegan Iron Man terbang di film pertamanya, itu adalah karya debutannya.

Bonus: Denny Ertanto

Via Istimewa

Sulit dimungkiri betapa bangganya jadi seorang Denny Ertanto yang garap film Hollywood kelas dunia. Tahun lalu, dia masuk jajaran tim digital compositor film Avengers: Endgame dan Gemini Man. Sementara tahun ini, Denny mengerjakan film Mulan.

Denny merupakan bagian dari Weta Digital, bersama dengan Reynold Tagore dan Rini Sugianto. Film-film Hollywood terkenal yang pernah digarapnya, antara lain X-Men: Days of Future Past (2014), The Martian (2015), Fantastic Beasts and Where to Find Them (2016), War for the Planet of the Apes (2017), dan Avengers: Infinity War (2018).

***

Itulah sederet anak Indonesia yang punya peran penting di balik layar film-film Hollywood yang mendunia. Mereka membuktikan prestasi di dunia film tak harus tampil di depan layar. Dengan bekerja keras di balik layar, sudah cukup bagi mereka mengharumkan nama Indonesia. Enam animator Indonesia di atas patut jadi contoh, adakah kamu ingin ikuti jejak mereka?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.