Bagaimana Suara-suara dalam Film Dibuat?

Pernah berpikir enggak, kenapa hidup kalian ini enggak semenyenangkan film? Kenapa, sih, waktu kalian denger tetes hujan, suaranya enggak sesyahdu film? Kenapa ketika kalian memeluk si dia, degup jantungnya enggak seromantis degup jantung tokoh film? Kenapa suara dalam film itu beda?

Apa yang kalian rasakan itu enggak berlebihan dan perkiraan kalian sebenernya enggak salah. Ya, film memang merupakan bentuk hiperrealitas. Jadi, meskipun terinspirasi kisah nyata, sebuah film tetap menyajikannya dengan bentuk yang lebih dramatis, bisa dua kali lipat, bisa juga berkali-kali lipat.

Via Istimewa

Dan tahukah kalian? Hal ini berlaku sama efek suara dalam film. Coba, deh, kalian nonton film petualangan. Kayak The Mummy Saga atau Indiana Jones, mungkin kalain bakal menemukan adegan tokoh-tokoh yang berjalan perlahan di tengah kesunyian. Tapak kaki para tokoh ini entah mengapa terdengar begitu renyah, apalagi kalau menapaki tanah tanpa semen yang sedikit basah.

Atau, kalau kalian lagi nonton film romantis, rintik hujan di film itu terdengar begitu dalam. Syahdu banget. Pantesan kisah-kisah cintanya selalu berakhir bahagia, enggak kayak kalian sama mantan. Ehm.

Via Istimewa

Namun sebenernya, buat sekadar bikin suara rintik hujan dalam film, ada banyak kru dan juga peralatan yang dibutuhkan. Pembuatannya pun membutuhkan proses yang enggak sebentar, lho.

Mereka yang Bekerja di Balik Efek Suara

Seorang pembuat film bernama Daniel Jewel pernah membuat film berjudul The Secret World of Foley (2014). Sesuai dengan judulnya, film ini berkisah tentang foley artists, alias para seniman pembuat efek suara dalam film.

Kehadiran mereka enggak keliatan. Bahkan banyak penonton yang enggak tahu kalau mereka itu ada. Namun, mereka punya kontribusi besar dalam memberikan penonton kenyamanan dan penghayatan saat menonton. Tanpa adanya mereka, film-film yang kita tonton enggak akan bisa tampil dengan baik.

Via Istimewa

Proses pembuatan efek suara bisa dilihat dalam film pendek tersebut. Enggak semua adegan membutuhkan efek suara, kok. Hanya adegan-adegan tertentu yang memang membutuhkan efek suara berlebih. Misalnya, saat seseorang memotong ikan di dalam pondok yang sepi dan film memang difokuskan pada adegan tersebut.

Dalam adegan seorang tua yang memotong ikan misalnya, para foley artists alias seniman pembuat efek suara, sebelumnya udah mempersiapkan banyak hal di deket mereka. Seperti pisau, kain basah, sampai ember dan air. Mereka mengikuti adegan tertentu yang suaranya harus ditekankan, sambil membuat efek suara sesuai dengan durasi yang ada.

Mereka syuting di sebuah studio yang mirip kayak tempat penyimpanan barang. Di sana, mereka juga menyiapkan lantai tanpa semen, tempat di mana mereka bisa bikin efek suara berjalan di atas tanah, kayak yang masih bisa kalian lihat dalam film pendek itu.

Saat harus menegaskan efek berjalan di atas bebatuan, mereka juga mempersiapkan berbagai jenis bebatuan dan remah keramik di atas lantai, menggunakan sepatu boot, kemudian berjalan di atasnya.

Via Istimewa

Ada lagi yang kocak, nih. Dalam adegan yang berhubungan sama air, mereka juga enggak segan menyiapkan bak besar untuk efek riak air, dari selang air untuk efek air hujan sampai air terjun. Dengan banyaknya adegan yang efek suaranya harus mereka tegaskan, otomatis studio jadi penuh sama barang dan bener-bener jauh dari kesan rapi.

 

Foley Artist, Profesi Sarat Akan Kerja Tim

Via Istimewa

Foley artist memang merupakan profesi yang sarat akan kerja sama tim. Saat kalian bikin satu efek suara, kalian enggak bisa melakukannya sendiri. Minimal, biasanya ada dua orang yang bertugas buat bikin efek suara, dan satu orang yang khusus mengatur besar kecilnya volume suara tersebut dan menjaga rekaman agar tetap berkualitas.

Alyson Dee Moore, pemilik studio efek suara Moore Studio, mengatakan bahwa di dalam studionya, ada banyak hal. Rak-raknya bahkan diisi sama tempurung kelapa, pot-pot bunga ada di mana aja, kabel-kabel, peralatan perekam suara, dan sebagainya. Hal-hal itu membantu mereka untuk menciptakan suara-suara biasa yang luar biasa.

Via Istimewa

Terkait profesi ini, Mary Jo Lang, seorang mixer suara di Moore Studio, menegaskan bahwa foley, alias efek suara merupakan suara yang unik. Membuat suara-suara tersebut memang membutuhkan usaha besar, bahkan lebih dramatis daripada suara kehidupan yang harus mereka tirukan. Saat udah jadi, suara yang mereka hasilkan bisa sealamiah itu.

Bukan Pekerjaan Receh

Layaknya Moore Studio yang udah berdiri sejak 30 tahun, pekerjaan sebagai foley artist merupakan pekerjaan jangka lama. Apalagi, sekarang makin banyak film serta video yang diproduksi dan membutuhkan efek suara dramatis.

Yang jelas, menjadi seorang seniman efek suara membutuhkan ketelitian, kerja keras, dan konsistensi. Untuk membangun sebuah studio efek suara pun membutuhkan banyak modal, mengingat kalian harus punya banyak properti di dalamnya.

***

Nah, kalau kalian, mau enggak jadi foley artist? Cukup menjanjikan juga kayaknya di Indonesia. Bagaimana menurut kalian? Untuk membuat suara dalam film seenak didengar, enggak mudah, ‘kan?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.