Beauty and the Beast, Kisah Klasik yang Inspiratif

Cerita: 8 | Penokohan: 8 | Visual: 9 | Sound Effect/Scoring: 8 | Nilai Akhir: 8.3/10

 

The Walt Disney Studios lagi-lagi menghadirkan kisah yang paling dinanti, Beauty and The Beast. Film yang diangkat dari kisah legendaris Disney itu tentu jadi penantian panjang para penggemar. Bercerita tentang cinta yang transformatif, penonton diajak berimajinasi dan masuk ke dalam dunia dongeng yang penuh keajaiban.

Tahun 1991, sebagian besar karakter perempuan di film animasi digambarkan sebagai sosok yang pasif. Akan tetapi, karakter Belle hadir dan mengubah stereotip tersebut. Tahun 1992, film Beauty and The Beast menjadi film animasi pertama yang berhasil masuk nominasi “Best Pictures”. Enggak menutup kemungkinan, predikat itu bakal dinobatkan ke versi live action-nya.

Pada awalnya, penonton bakal mengira kalau film ini adalah kisah cinta klasik antara pangeran dan putri, kayak kisah dari negeri dongeng sebelumnya. Namun, pada kenyataannya, film ini memberikan penonton kejutan lain dari segi jalan cerita dan watak tokoh aslinya. Bahkan, bisa dibilang sangat inspiratif. Sudah menjadi rahasia umum kalau film produksi Disney memang sering kali menyelipkan nilai-nilai moral yang positif bagi penontonnya.

Dahulu, Belle digambarkan sebagai seorang gadis desa yang ceria, suka baca buku, pemberani, dan penawar kutukan pangeran. Namun, film ini menampilkan sosok Belle yang lebih dari itu. Film ini seperti ingin memberikan inspirasi untuk cewek masa kini biar bisa lebih kuat, pintar, dan enggak punya rasa takut. 

Dari segi penampilan, yang paling mencolok adalah alas kaki yang digunakan Emma Watson sebagai Belle. Kalau dulu, Belle selalu terlihat memakai sepatu berhak tinggi, sekarang belle pakai sepatu boot. Dengan penampilan yang seperti itu, sosok Belle pun terlihat lebih kuat. Ditambah lagi, dalam versi live action ini, Belle berprofesi sebagai penemu. Keren, kan?

Viki sih melihat kalau film Beauty and The Beast memiliki sisi pandangan feminist, yang diwujudkan pada beberapa adegan. Yaitu salah satunya adalah momen saat Belle mengajar anak-anak perempuan untuk membaca. Meski jika dilihat dari segi waktu, seharusnya saat itu para wanita masih buta huruf.

Kemudian tokoh lain yang enggak kalah menariknya adalah Beast yang diperankan oleh Dan Stevens. Sosok pangeran yang dikutuk. Karena ketamakan dan kesombongannya, dia pun dikutuk menjadi buruk rupa. Penawarnya cuma satu, bertemu cinta sejatinya. Dan Stevens berhasil banget memerankan sosok Beast yang baik hati dan suka menolong. Walaupun pada awalnya Beast memiliki sikap yang menyeramkan, namun sebenarnya dalam hati Beast yang paling dalam dia memiliki kelembutan hati.

Penambahan peran antagonis dalam film ini, membuat cerita semakin dramatis. Sosok Gaston yang dimainkan oleh Luke Evans adalah seorang pria yang sangat mencintai Belle. Ia pun berusaha buat menikahi Belle dengan berbagai cara. Buat penggemar Luke Evans, Viki yakin lo bakal KZL banget sama peran yang dimainkan Luke tersebut.

Meski alur cerita bergerak cukup lama, film ini enggak bikin bosan. Seperti biasanya, Disney selalu berhasil menyelipkan adegan-adegan penuh canda serta nyanyian. Penonton pun bakal rileks sejenak tanpa harus kehilangan jalan cerita yang lagi diceritakan. FYI, suara Emma Watson pas nyanyi keren banget, loh!

Film ini merupakan film musikal termahal yang menghabiskan budget sebesar US$160 juta (sekitar 2,1 triliun). Enggak heran kalua menghabiskan budget-nya sebesar itu. Pasalnya, dari segi sinematografi, apalagi di bagian adegan musim dingin, hampir enggak terlihat kalau itu adalah CGI. Pencapaian tersebut tentu berkat peralatan dan pekerja film yang profesional dan berpengalaman.

Film ini punya kesempatan yang gede banget buat dinominasiin sebagai salah satu film terbaik di berbagai ajang festival film.  Kalau jadi kenyataan, udah pasti Disney bakal semakin mengukuhkan namanya sebagai jawara live action. Respon positif dari sebagian besar penggemar juga jadi penanda kalau proyek live action Disney bakal terus berlanjut.

Film ini cocok buat segala umur. Mau lo tonton bareng gebetan, teman sebangku, atau keluarga, enggak akan jadi masalah. Selain nilai moral yang tinggi, film ini dikemas dengan sangat baik. Mulai dari pemilihan artis yang kece, alur cerita yang menegangkan, animasi yang menakjubkan, sampai alunan musik serta lagu yang membuat para penonton pasti tersenyum keluar dari studio bioskop.

Nah, buat lo yang penasaran sama film barunya Emma Watson ini, Beauty and The Beast bisa lo tonton di bioskop Indonesia mulai 17 Maret 2017. Selamat menonton!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.