Bincang Karier dan Film Bareng Angga Dwimas Sasongko

Angga Dwimas Sasongko, sutradara terbaik yang dimiliki Indonesia ini punya sederet prestasi yang membanggakan di jagat film Tanah Air. Sineas yang juga pendiri Visinema Pictures ini ternyata punya visi misi yang mulia. Yap, bukan hanya membangun mindset film yang humanis, tapi juga karya film yang punya kebermanfaatan.

Angga dan Visinema juga pernah berada pada masa-masa sulit. Hal itulah yang membentuk Angga  dan Visinema hari ini. Enggak sedikit pelajaran yang bisa diambil. Penasaran apa aja?

Kepoin, yuk, obrolan tim Kincir.com bersama Angga Dwimas Sasongko soal karier dan film garapannya.

 

Awal Karier Visinema Pictures

Berbagai kesulitan yang dihadapi Visinema berhasil dilalui. Semuanya enggak terlepas dari semangat mencapai visi misinya. Semuanya soal kebermanfaatan. Berawal dari bantuan di bencana gempa bumi Mentawai pada 2010, Visinema datang dan ikut berkontribusi di bagian rekonstruksi dan pemulihan korban selama 2 tahun. Visinema kirim bantuan berupa fasilitas materil dan jasa yang basis dananya dari crowdfunding di Twitter.

Pada 2012, setelah selesai Mentawai, Angga mengalami turning point. Dia berpikir untuk enggak terus-terusan hadir tiap ada bencana layaknya yayasan dan NGO. Dia sadar bahwa Visinema adalah rumah produksi. Namun, mental kontribusi ke masyarakat masih menempel. Makanya, biar keduanya saling bersinggungan, dia bikin film-film yang punya nilai humanis, ide progresif, dan berdampak pada masyarakat. Contohnya, Filosofi Kopi (2015), Surat dari Praha (2016), Bukaan 8 (2017), Love for Sale, dan sebagainya.

 

Visinema Jadi Rumah Bagi Semua Filmmaker

Harus diakui, sebagian besar film-film produksi Visinema Pictures memang digarap oleh Angga. Namun, Angga sadar bahwa Visinema harus tumbuh. Dia berpikir bahwa Visinema enggak boleh identik dengan karya filmnya Angga Dwimas Sasongko.

Visinema merupakan rumah para talent. Tantangannya adalah bikin rumah kreatif ini jadi rumah bagi semua filmmaker. Angga yakin dengan langkah ini, bikin Visinema dan dirinya tumbuh. Tentunya jadi peluang bagi para sineas buat melahirkan ide-ide progresif.

Baca juga 5 Sutradara Indonesia yang Pernah Jadi Cameo

Harapan Visinema dan Kontribusi untuk Indonesia

Sutradara film Wiro Sableng (2018) ini berharap Visinema jadi rumah buat para talent-talent baru. Selain itu juga punya kontribusi di jagat perfilman Indonesia. Bisa jadi, harapan itu mengisyaratkan Visinema untuk terus menghadirkan film-film yang beredukasi.   

Dia mau bikin sekolah bagi para filmmaker. Malah, kini kantor Visinema bakal dibikin tempat pendidikan film dan amphitheater. Tentunya, makin mudah para sineas, kameramen, penulis, dan divisi film lain yang memiliki passion untuk belajar nantinya. Tentunya, langkah ini akan berdampak pada persaingan para filmmaker untuk berlomba-lomba bikin film berkualitas.

 

Cara Pemilihan Karakter Utama Film

Angga enggak pernah menempatkan karakter sebagai ultimate superhero. Sebaliknya, dia selalu menampilkan sisi manusiawinya. Dia percaya bahwa enggak ada yang sempurna di dunia ini. Semua punya kesalahan. Begitu pula yang akan ditampilkan di film Wiro Sableng (2018) nantinya.

Bahkan kalau lo ngeh, semua film-filmnya selalu punya karakter utama yang dianggap sempurna oleh penonton. Namun, Angga menaruh twist bahwa sekuat dan sesempurna apapun seseorang, pasti punya kelemahan. Hal itu dilakukan demi bikin karakter dan cerita jadi lebih related dengan penonton.

 Simak juga Cara Angga Dwimas Sasongko Visualkan Novel Wiro Sableng

 

Prediksi Film-film Indonesia Ke Depannya

Angga masih percaya bahwa film-film horor dan drama akan masih eksis satu tahun ke depan. Bahkan, dia memprediksi kalau film Wiro Sableng (2018) mencapai box office, film kedepannya bakal muncul genre aksi fantasi dan adaptasi komik. Enggak menutup kemungkinan kalau film Wiro Sableng (2018) bakal jadi trigger sineas lainnya bikin karya serupa.

Bukan hanya prediksi, Angga juga mengisyaratkan rencana bikin film aksi fantasi dan adaptasi komik kedepannya. Memang, enggak dikatakan secara langsung, tapi Angga mengungkapkan bahwa dirinya dan Visinema udah punya timeline film hingga 2021. Kita tinggal siap-siap aja dengar kejutan dari sutradara bertalenta ini.

***

Angga juga punya program berbagi ilmu. Bernama “Angga Sasongko Edu Tour”, kegiatan tersebut berupa keliling ke delapan sekolah SMK untuk workshop dan sharing soal industri film.

Nah, kalau dilihat dari karier dan film-film Angga bareng Visinema, kita bisa simpulkan bahwa keduanya enggak hanya bikin film demi kesenangan semata. Melainkan, Angga dan Visinema selalu ngasih makna dan tanggung jawab atas apa yang dibuatnya. Yap, nilai yang jarang dilakukan sineas lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.