5 Cara Disney Selamatkan Waralaba Film X-Men (Bagian 1)

Bisa dibilang, X-Men menjadi waralaba pelopor film-film superhero yang ada saat ini. Setelah hampir 20 tahun para karakter jagoan dan musuh X-Men bertahan, kini nasibnya belum mencapai titik terang.

Apalagi, setelah akuisisi 21th Century Fox ke Disney, Dark Phoenix akan jadi film terakhir X-Men Saga sebelum diungsikan ke rumah Mickey Mouse. Diharapkan, waralaba film X-Men akan di-reboot oleh Marvel Studios setelah Disney benar-benar dapat hak tersebut.

Via Istimewa

Kasus Dark Phoenix yang jeblok di X-Men Saga ini seakan memperjelas nasib waralaba, bahwa X-Men harus di-reset. Lalu, bentuk seperti apa reboot X-Men yang sesuai?

Di bawah ini adalah opsi-opsi untuk Disney, khususnya Marvel Studios dan skenario potensial yang akan menyelamatkan waralaba film X-Men. Yuk, simak!

 

5. Buat Penonton Peduli Karakter X-Men

Via Istimewa

Dalam Avengers: Endgame (2019), sejumlah karakter favorit memiliki kisah perjalanan layar lebarnya sendiri. Disney dengan mudahnya menjadikan Captain America, Iron Man, dan Thor sebagai heart of MCU. Disney enggak khawatir jika suatu saat mereka mati atau pensiun, karena film-film solo karakter lainnya akan menyelamatkan waralaba.

Jika Disney meninggalkan penggemar dengan sekelompok karakter yang enggak jelas yang enggak dipedulikan, franchise akan cepat mati. Itulah yang sedang dihadapi Fox kepada X-Men.

Bukan bermaksud copas, tapi apa yang dilakukan oleh Marvel dengan Disney dengan menghubungkan kita pada karakter-karakter yang dicintai sejak awal, adalah strategi menarik. Lalu, menghabiskan beberapa tahun ke depan untuk membuat kita jatuh cinta dengan semua karakter yang awalnya “enggak di kenal”,

Seperti yang terjadi pada Black Panther, Ant-Man, Guardians of the Galaxy, atau Captain Marvel. Ketika para karakter favorit dimatikan, kita masih punya karakter lain yang ditunggu kehadirannya di layar.

Di X-Men Saga pernah kehilangan dua aset terbesarnya, ketika Wolverine dan Profesor X tewas di Logan (2017). Kisah emosional tersebut seakan jadi puncak (padahal bukan) dan bikin para karakter lain jadi melempem.

4. Ceritakan Kisah yang Belum Pernah Diceritakan

Via Istimewa

Film-film Marvel bukanlah pekerjaan yang sulit karena kisahnya pernah disampaikan di komik. Tugas filmmaker mengubah sudut pandang, sehingga penonton dan pembaca komik bisa merasakan experience baru.

Sebenarnya, X-Men memiliki sejarah yang kaya untuk dipelajari lewat puluhan tahun dalam sejarah buku komik. Disney bisa menyelamatkan X-Men lewat strategi yang pernah dilakukan kepada Avengers.

Kita semua tahu Avengers, tapi sebelum Infinity War, kita enggak pernah tahu bahwa perjalanan waktu atau menyelamatkan setengah jagoan dari Decimation akan jadi hal baru. Itulah sebabnya kita bersemangat untuk Endgame .

Via Istimewa

Sementara Dark Phoenix, di sisi lain, menceritakan kisah yang sebelumnya diceritakan dalam X-Men: The Last Stand (2013). Peristiwa film itu dihapus oleh X-Men: Days of Future Past (2014). Namun tetap saja, itu adalah kisah yang telah kita tonton sebelumnya.

Film X-Men selanjutnya bisa belajar dari hal tersebut, yaitu hanya menceritakan kisah yang belum pernah diceritakan di layar sebelumnya.

 

3. X-Men Bisa Lahir Kembali lewat Layar Kaca

Via Istimewa

Loki yang diceritakan tewas di Avengers: Infinity War (2018) bisa terlahir kembali lewat seri streaming solonya. Memang, dulu film dan serial TV dianggap tayangan yang berlawanan secara kualitas. Kini, setelah banyak layanan streaming, film dan serial sama-sama punya tampilan berkualitas.

Asumsi soal seorang karakter harus bisa bertengger di Box Office, baru diakui dunia, rasanya enggak lagi masuk akal. Seperti tayangan di Disney+ yang akan datang, adalah cara yang lebih baik untuk menguji tren.

Via stimewa

Seri streaming yang punya layar waktu lama akan menjadi cara sempurna untuk mengenal X-Men tanpa tekanan Box Office. Pertunjukan jangka panjang akan lebih disukai oleh penonton dan enggak adu tayang di bioskop.

2. Perkenalkan X-Men ke MCU

Via Istimewa

Banyak pro dan kontra terhadap cara ini. Sebenarnya, aturan emas di Hollywood adalah jika sesuatu itu enggak rusak, jangan diperbaiki. MCU enggak benar-benar rusak. Jika satu-satunya cara selamatkan X-Men dengan masuk ke MCU, Disney perlu hati-hati.

Disney bisa mulai memasukkan beberapa karakter dan alur cerita X-Men secara bertahap. Bisa lewat karakter yang paling dekat, seperti mutan yang berhubungan dengan Wanda Maximoff, beberapa easter egg, dan adegan post-credit dalam film solo yang akhirnya bisa jadi masuk ke cakrawala Avengers Vs. X-Men.

 

1. Buat Alam Semesta X-Men Sendiri

Via Istimewa

Tandingan cara ini adalah poin nomor 4. Di bawah Disney, X-Men bergabung dengan MCU atau enggak, itu masih harus dilihat. Bagaimanapun juga, ada potensi bagi mereka untuk memiliki alam semesta sinematiknya sendiri.

Hutch Parker, produser film-film X-Men pun berharap Disney melakukan sesuatu yang berbeda untuk X-Men. Bahkan, Parker akan kaget jika Disney enggak membuat semesta sendiri untuk sinematik X-Men. Karena, Disney mempertahankan hal itu untuk MCU.

Via Istimewa

Soal karakter, X-Men punya banyak mutan yang akan mengisi alam sinematiknya. Namun, jika hal itu terjadi, tentu Disney harus hati-hati membangun alam semesta tersebut dengan sempurna dan saling terkoneksi.

***

Bagaimana menurut kalian? Apakah cara di atas memungkinkan X-Men untuk survive? Terlepas dari itu, kita patut menghargai keputusan Disney jika X-Men akan menjadi “anak kedua” atau malah jadi proyek tantangan Disney yang bakal dimaksimalkan.

Tungguin bagian keduanya hanya di KINCIR, ya!

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.