Serupa Kisah Niki Zefanya, 5 Film Ini Juga Gambarkan Kerasnya Berkarier di Amerika

Amerika adalah negara tempat banyak sekali orang menggantung mimpinya. Siapapun yang dapat sukses di Amerika seolah menaklukan dunia. Publik menyebut hal ini dengan istilah “american dream”.

Mengingat banyak orang yang pergi ke Amerika demi mengejar karier; misalnya Niki Zefanya. Perempuan asal Indonesia tersebut belum lama ini berhasil mengharumkan nama Indonesia setelah tampil dalam ajang festival musik internasional Coachella.

Kisah Niki menggapai mimpinya di Amerika mengingatkan kita pada beberapa film tentang “American dream” yang tak kalah menginspirasi. Nah, ini dia beberapa film tentang sulitnya berkarier di Amerika.

Film yang gambarkan kerasnya berkarier di Amerika

1. Social Network

Mendapat kesempatan kuliah di Harvard membuat Mark Zuckerberg mencoba menjajal intelegensinya untuk berinovasi. Sebuah media sosial yang dapat membuat orang dapat berinteraksi dan terhubung dari seluruh dunia akhirnya lahir dan sekarang diberi nama Facebook.

Sebelum sukses seperti sekarang, Zuckerberg mengalami berbagai tantangan. Sampai-sampai dia harus dikeluarkan dari kampus karena cita-cita yang ia perjuangkan.

Zuckerberg juga mencoba meyakinkan sahabat-sahabatnya untuk membantunya mewujudkan media sosial baru yang revolusioner. Awalnya tak banyak yang percaya padanya, sampai akhirnya dia bersikeras dengan kemampuannya dan berhasil menciptakan Facebook yang masih bertahan hingga sekarang.

Semua orang akhirnya percaya pada kemampuannya. Kunci dari keberhasilan Mark adalah ulet dan tak mudah menyerah. Modal berharga untuk mereka yang ingin mengejar mimpinya di Amerika.

2. Minari

Tahun lalu, Minari (2020) masuk ke dalam salah satu nominasi film panjang terbaik dalam ajang Academy Award. Film Minari menceritakan tentang satu keluarga yang berasal dari Korea Selatan dan memutuskan untuk pindah ke Amerika.

Perang Korea jadi alasan mengapa keluarga ini datang ke negeri Paman Sam. Awal kepindahan mereka ke Amerika sangatlah berat. Selain tak mengenal siapapun, Jacob dan Monica harus putar otak setiap hari agar tetap bisa hidup.

Jacob yang ahli dalam berkebun coba untuk memanfaatkan lahan sekitar rumahnya untuk bercocok tanam. Sementara di lain waktu, dia dan Monica juga pergi bekerja.

Satu hari hasil kebun mereka sempat hendak diterima di sebuah swalayan, namun tak berlangsung lama karena persaingan dagang tidak semudah yang mereka bayangkan. Meski film ini diakhiri dengan datar, setidaknya penonton mendapat gambaran betapa tidak mudahnya memulai karier di Amerika apalagi sebagai seorang pendatang.

3. Tick Tick Boom!

Namanya Jonathan Larson, seorang pria yang begitu percaya bahwa teater adalah masa depannya. Bertahun-tahun dia menulis skenario teater dan berharap suatu saat karyanya akan dipentaskan di Broadway.

Jonathan mengabaikan semua perkataan teman dan kekasihnya jika dia bisa mendapatkan karier yang baik diluar dunia teater. Tapi Jonathan tetap inginkan panggung Broadway. Sampai usianya mendekati 30 tahun, kekasihnya pergi dan ia bersitegang dengan sahabat terbaiknya.

Mimpi Jonathan untuk menjadi seorang penulis skenaio dan sutradara teater di Broadway tak kunjung terwujud. Jonathan meninggal diusia 36 tahun, karya terakhirnya akhirnya benar-benar dapat menembus panggung Broadway namun dia lebih dulu meninggal dan tak bisa melihat karyanya langusng.

Apa yang dilakukan oleh Jonathan untuk percaya pada karier teaternya adalah wujud kerja keras bagi mereka yang percaya jika mimpinya bisa diwujudkan.

4. Dinner is Served

Xiaoyu begitu pecaya bahwa ia akan menemukan cita-citanya di Amerika. Diterima di sebuah universitas ternama membuat Xiaoyu merasa semakin dekat dengan mimpinya. Namun hidup di Amerika ternyata tak sama dengan yang ditampilkan di film.

Nyatanya Xiaoyu harus mencari cara untuk dapat bertahan hidup di negara adidaya ini. Sebagai seorang mahasiswa, dia memilih untuk menggeluti pekerjaan sampingan sebagai petugas pencuci piring di restoran yang terdapat di sekolahnya. Xiaoyu kini bermimpi dapat menjadi kepala pelayan di restoran itu.

Meski mimpinya sederhana, tapi ternyata yang menginginkan posisi itu banyak. Stigma rasisme yang masih terjadi membuat Xiaoyu kehilangan kepercayaan dirinya untuk dapat merebut posisi sebagai kepala pelayan. Film Dinner is Served memang akan membuka mata kamu jika berjuang di Amerika tak semudah yang digambarkan dalam film.

5. A Better Life

Merantau dari Meksiko ke Amerika membuat ayah dan anak Carlos dan Luis harus berjuang ekstra keras, apalagi Carlos pergi dengan status imigran gelap. Dalam perjalanannya mereka berharap dapat mengubah nasib di Amerika.

Carlos mengawali kariernya sebagai tukang kebun di Los Angles. Intinya, di tengah usaha yang mereka lakukan, sebuah masalah terjadi. Luis kehilangan truk yang belum lama ia beli. Carlos dan Luis mencari pelaku pencurian tersebut.Sialnya aksi ini justru menjadi boomerang bagi Carlos yang tertangkap oleh polisi dan dikenal sebagai imigran gelap.

Perjuangan anak dan ayah di Amerika ini benar-benar menyentuh hati. Setidaknya penonton bisa tahu jika merantau ke Amerika dan memulai karier di negara ini butuh mental yang kuat. Butuh dukungan finansial yang cukup dan butuh perencanaan yang matang. Modal nekat hanya membuat seseorang akan bernasib sulit seperti Carlos dalam film ini.

                                                                     ***

Selalu ada risiko dalam setiap pengambilan keputusan. Niki Zefanya yang kali ini dikenal luas oleh publik pasti tahu itu. Pergi ke Amerika untuk memulai hidup baru ternyata bukan perkara yang mudah. Lima film di atas sudah menunjukan betapa sulitnya berkarier dan mewujudkan mimpi di negeri Paman Sam.

Dari lima film di atas, film mana saja yang sudah kamu tonton? Silakan tulis jawaban di kolom komentar, ya! Jangan lupa juga untuk terus pantau KINCIR agar kamu enggak ketinggalan informasi seru lainnya seputar film.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.