Film Contagion Vs. Corona, Simak 14 Hal Kenyataannya!

Penyebaran virus Corona makin mendunia. Berawal dari Wuhan, China, virus ini bisa dibilang jadi mimpi buruk penduduk dunia. Bahkan, kini banyak yang menyamakan dengan kondisi di film Contagion (2011) dengan kenyataan yang ada.

Sesuai dengan perhitungan WHO, kini lebih dari 136 ribu total kasus virus Corona dari 123 negara dan wilayah, mayoritas berada di China dan Italia. Sementara di Indonesia, sejak artikel ini dibuat, total kasus positif sebanyak 227 orang dan 19 orang meninggal dunia. Lalu, bagaimana film Contagion “meramalkan” kejadian saat ini lewat filmnya 9 tahun yang lalu?

Film Contagion dibuka dengan suara batuk berat seorang wanita bernama Elizabeth Emhoff (Gwyneth Paltrow). Beth enggak enak badan setelah pulang dari Hong Kong dan sedang menuju Minneapolis. Saat yang bersamaan, ada tiga karakter lain yang berada di Hong Kong, Tokyo, dan London yang keadaanya sama dengan Beth. Mereka pun tewas tanpa diketahui penyebabnya dan dari sinilah semua bermula.

Hari demi hari, wabah pun menjalar ke seluruh dunia. Diketahui, virus bernama MEV-1 ini bukanlah virus yang semengerikan zombie. Sebaliknya, MEV-1 ini punya gejala sederhana, yakni demam dan batuk. Namun, sangat mematikan karena penyebarannya sangat cepat. Familiar? Yap, mirip dengan virus Corona.

Nyatanya, ada beberapa persamaan dan perbedaan yang mencolok antara skenario Contagion dengan peristiwa terkini. Apa aja? Yuk, simak faktanya di bawah ini.

1. Sama-sama Berasal dari Hewan

Virus MEV-1 dalam film Contagion adalah penyakit zoonosis yang berarti berasal hewan lalu menularkan ke manusia. Dalam film Contagion, virus menyebar dari kelelawar ke babi yang dijual di pasar, sebelum akhirnya ke tubuh Beth Emhoff.

Nah, virus Corona juga dianggap berasal dari kelelawar. Namun, para ahli belum bisa memastikan spesies hewan mana yang bertindak sebagai perantara virus antara kelelawar dengan manusia. Apakah babi, musang, atau trenggiling? Ketiga hewan ini sering dijual di pasar hewan di China.

2. Pasien Terinfeksi yang Meninggal dari Negara Asal Wabah

Di film Contagion, seorang laki-laki yang berada di Hong Kong adalah yang pertama meninggal karena MEV-1. Kemudian disusul dengan karakter lain yang berada di Tokyo dan London.

Sementara, orang pertama yang tewas karena Corona berasal dari Wuhan, tempat wabah bermula. Warga Wuhan tersebut meninggal 11 hari setelah kasus pertama dilaporkan sejak 31 Desember. Virus tersebut belum menyebar ke luar China sampai 13 Januari 2020. Kini, sudah lebih dari 100 negara yang terinfeksi.

3. Menyebar Pesat dalam Sebulan

Dok. Warner Bros.

Dalam hitungan 29 hari, virus tersebut menjadi pandemi. Tercatat, 26 juta orang di seluruh dunia tewas di film medical thriller disaster tersebut. Sama seperti kasus Corona, pada 30 Januari yang merupakan hari ke-29 wabah virus menyebar, lebih dari 210 orang tewas. Bahkan, terdapat 7.818 kasus di seluruh dunia.

4. Kekebalan Tubuh Manusia Enggak Cukup

Dok. Warner Bros

Di film Contagion, suami Beth yang diperankan Matt Damon selamat dari pandemi karena kebal terhadap virus. Sementara, konsep kekebalan tubuh enggak berlaku dalam kasus virus Corona.

Neil Ferguson, seorang ilmuwan wabah penyakit di Imperial College London mengatakan bahwa meski kita kebal terhadap virus flu, bukan berarti kebal terhadap segala virus yang beredar. Virus Corona enggak berevolusi seperti virus flu pada umumnya. Ditambah, kekebalan tubuh kita enggak selamanya baik.

Lalu, otoritas kesehatan China juga mengatakan bahwa mereka yang sembuh dari Corona, masih bisa terinfeksi lagi setelahnya. Sebelum mendapat vaksinnya, tubuh enggak menjadi lebih kebal setelah terinfeksi.

5. Menyebar lewat Kontak Langsung dengan Penderita

Dok. Warner Bros.

Dalam film Contagion, virus MEV-1 menyebar melalui kontak langsung alias bersentuhan dengan penderita yang terinfeksi. Beth menginfeksi seorang lelaki dari Tokyo yang meninggal pada hari kedua, begitu seterusnya. Seakan, di mana pasien menyentuh, di situlah virus bertahan.

Dalam kasus corona, partikel virus enggak dapat bertahan lama di permukaan. Menurut WHO, kemungkinan resiko penyebaran sangat rendah dari produk atau kemasan yang dikirim selama beberapa hari dari si penderita. Sebaliknya, virus corona menyebar melalui udara yang dilewati ketika orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin.

Makanya, untuk menghindari kontak langsung dengan penderita, masyarakat kini disarankan untuk menerapkan social distancing.

6. Sebagian Gejala Penyakit di Film Contagion dan Kenyataan Berbeda

Dok. Warner Bros.

Dalam Contagion, banyak pasien yang terinfeksi mengalami kejang sebelum meninggal. Virus MEV-1 juga menginfeksi semua orang, termasuk “menyerang” anak Beth secepat membunuh tokoh utama tersebut. Pasien Corona sebaliknya, yakni mengalami demam, batuk, dan gejala yang mirip pneumonia.

7. Resiko Penularan

Menurut laporan Komisi Kesehatan Nasional China, sekitar 80 persen orang yang meninggal di China berusia lebih dari 60 tahun, dan 75 persen memiliki masalah medis lainnya, seperti penyakit komplikasi. Kemudian, sebuah penelitian terhadap 17 pasien yang meninggal akibat komplikasi Corona berusia rata-rata sekitar 75 tahun. Banyak dari mereka memiliki masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan penyakit Parkinson.

Penelitian lain memperkirakan usia rata-rata pasien yang terinfeksi adalah antara 47—55 tahun. Kemudian, penelitian terhadap 72.000 kasus di China mengungkapkan bahwa lebih dari 75 persen pasien yang terinfeksi berusia 30—69 tahun.

Sebenarnya, para peneliti masih menentukan R0 alias jumlah kasus yang dihasilkan dalam satu kasus selama periode menular. Studi sebelumnya memperkirakan nilai R0 untuk virus Corona antara 2 dan 3. Ini berarti setiap orang yang terinfeksi telah menyebarkan virus ke rata-rata 2 hingga 3 orang.

8. Penelurusan ‘Pasien Nol’

Dok. Warner Bros.

Pemerintah dan WHO dalam film Contagion mengidentifikasikan Beth sebagai ‘Pasien Nol’ dari pandemic MEV-1. Sementara untuk wabah Corona, ‘Pasien Nol’ belum diidentifikasi.

Pada 31 Desember, pemerintah China memberi tahu WHO tentang beberapa kasus virus serupa pneumonia di Wuhan. Pada hari berikutnya, jumlah kasus telah melonjak menjadi 41 orang, jadi enggak jelas pasien mana yang pertama kali tertular virus.

Dilansir Business Insider, data pemerintah China menunjukkan kasus pertama virus baru muncul pada 17 November 2019. Lalu, ada data yang menunjukkan bahwa virus pertama kali menginfeksi seorang laki-laki berusia 55 tahun dari Provinsi Hubei, China. Temuan ini mungkin mengindikasikan bahwa virus Corona mulai beredar beberapa minggu sebelum kasus pertama secara resmi dikonfirmasi.

9. Pasien Sembuh

Diceritakan, enggak ada pasien yang terinfeksi bisa pulih di Contagion. Sementara untuk Corona, sejauh ini jumlah pasien yang sembuh tercatat sebanyak 82.901 orang dari data Global Cases by John Hopkins CSSE dan akan terus bertambah. Bahkan, Todd Ellerin, seorang dokter dan penulis di Harvard Health Publishing mengatakan bahwa banyak yang pulih dari Corona dalam beberapa hari.

10. Penyebaran Informasi yang Keliru

Seorang blogger fiksi dalam film Contagion bernama Alan Krumwiede (Jude Law) menyebarkan informasi yang keliru. Dia mengklaim bahwa virus MEV-1 dibuat oleh perusahaan obat untuk menghasilkan keuntungan.

Bahkan, rumor ini juga tersebar di media sosial yang mengatakan kalau Corona merupakan senjata biologis dari para ilmuwan China di laboratorium rahasia Wuhan untuk ‘perang biologis’. Namun, hal tersebut dibantah oleh Richard Ebright, professor biologi kimia di Rutgers University. Menurutnya, sama sekali enggak ada dalam penelitian yang menunjukkan virus tersebut direkayasa.

11. Masker yang Langka dan Larisnya Supermarket

Film Contagion memperlihatkan kepanikan publik terhadap virus. Sampai-sampai, supermarket digambarkan laris manis. Sama seperti kondisi saat ini, banyak yang panik hingga memborong segala bentuk persediaan makanan. Akibatnya, beberapa harga bahan pokok pun melonjak.

Selain itu, persediaan masker pun jadi langka. Di Indonesia, awalnya harga masker per boks Rp25.000—Rp45.000. Sejak Corona mewabah, harga masker pun melonjak hingga jutaan rupiah.

12. Nasib Corona di Masa Depan

Dok. Warner Bros

Para dokter dalam film Contagion mengatakan bahwa virus MEV-1 bermutasi dan menewaskan ratusan ribu orang di benua Afrika. Sementara, sejauh ini virus Corona belum bermutasi seperti itu.

Namun, menurut Stephen Morse, seorang ahli epidemiologi di Universitas Columbia, ada tiga nasib Corona nantinya. Pertama, bisa dikendalikan melalui intervensi masyarakat dan bisa hilang seperti SARS. Kedua, hilang karena ada vaksin yang dikembangkan. Ketiga, virus Corona akan permanen seperti flu pada umumnya.

13. Pelacakan Pergerakan Virus

Dok. Warner Bros

Dalam film Contagion, pejabat kesehatan masyarakat melacak pergerakan virus dengan meneliti orang yang terinfeksi dengan kontak terdekatnya. Metode ini disebut pelacakan kontak yang memang di dunia nyata digunakan oleh ahli epidemiologi untuk melacak wabah.

WHO juga melakukan ini dibantu oleh para ahli kesehatan tiap negara untuk identifikasi dan tindak lanjut dari orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi virus. Salah satunya, kini telah dilakukan di Amerika Serikat.

14. Produksi Vaksin yang Enggak Akurat

Dok. Warner Bros

Ketidakakuratan terbesar dalam film Contagion adalah seberapa cepat para ilmuwan dapat mengembangkan dan memproduksi vaksin. Para peneliti di film Contagion mampu menghasilkan dan mendistribusikan vaksin hanya dalam 90 hari.

Sementara, upaya yang kini tengah digalakkan, hanyalah pencegahan penyebaran Corona. Namun, bukan berarti melupakan vaksin. Baru-baru ini, otoritas China mengumumkan bahwa beberapa vaksin untuk corona diperkirakan akan memasuki uji klinis pada April. Amerika Serikat juga telah melakukan uji coba vaksin kepada pasien pertamanya.

Memang, mendapatkan vaksin bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Misalnya, vaksin Ebola yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk dibuat. Perusahaan biotek Moderna dengan cepat mengembangkan kandidat vaksin dan mengirimkannya untuk uji klinis pada manusia, tetapi kemungkinan akan memakan waktu satu tahun lagi untuk menentukan apakah vaksin tersebut aman dan efektif.

***

Kalian bisa nonton film Contagion di situs streaming, seperti Catchplay+, HBO, atau rental di Google Play. Buat yang udah nonton Contagion, bagaimana pendapat kalian? Adakah kemiripan lain dengan kondisi saat ini? Bagikan di kolom bawah, ya. Oh ya, buat yang ngerasa mati gaya selama social distancing, kalian bisa kepoin rekomendasi tontonan dan game hanya di KINCIR, ya.


Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.