Dr. Strange, Film MCU yang Tampil Beda

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama menunggu, akhirnya Marvel Cinematic Universe (MCU) memilih untuk membuat film jagoan standalone yang universe-nya “mandiri”. Mungkin ke depan akan mulai tahapan baru dalam dunia Marvel untuk membuat film-film seperti ini. Sekarang kita mulai dulu dari Dr. Strange yang akan tayang 2016 ini.

Via Istimewa

Film yang dijadwalkan rilis 4 November 2016 ini dibintangi oleh Benedict Cumberbatch sebagai Dr. Stephen Strange. Sementara Rachel McAdams dan Tilda Swinton akan mengisi sebagai pemeran tambahan. Casting-nya sendiri masih mencirikan kebiasaan Marvel dengan menggunakan aktor dan aktris yang “menjual” atau lagi naik daun di Hollywood. Kemudian kenapa Dr. Strange bakal jadi film yang mandiri di MCU dan berbeda daripada yang lain?

 

 

 

Seperti yang kita ketahui Iron Man, Hulk, dan Captain America merupakan superhero yang berakar pada percobaan ilmiah. Semuanya menjadi manusia super setelah mendapat tambahan kekuatan dari teknologi dan kecerdasan logika. Sementara, Dr. Strange dapat kekuatannya murni dari sihir.

Sihir yang dimiliki Dr. Strange hampir sama dengan Thor yang sering disebut orang dengan  “sihir itu sekadar sains yang kita enggak paham”.

Film Dr. Strange ini akan menjadi awal film Marvel yang akan memasukkan unsur fantasi di dalamnya. Enggak heran kalo kehadiran Stephen Strange bakal jadi penyegaran setelah 7 tahun kita mengenal MCU. Buat yang kurang paham, Dr. Strange ini awalnya adalah seorang dokter bedah yang egois, dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tangannya cidera dan selalu gemetar, padahal seorang dokter bedah enggak boleh punya tangan yang gemetaran. Dalam usahanya nyari obat penyembuh tangannya, dia akhirnya ketemu sama The Ancient One, sosok misterius yang melatihnya untuk menggunakan sihir.

Via Istimewa

Dari sisi tim produksi, film ini juga memiliki tim yang luar biasa. Sang sutradara Scott Derrickson dan penulis naskah C. Robert Cargill merupakan orang-orang yang biasa membuat film horor. Keduanya pernah bekerja sama untuk film Sinister (2012). Di sisi lain, enggak ada satu pun dari dua orang itu yang pernah berdekatan dengan dunia komik atau film superhero. Kenyataan ini tentu bikin penasaran kita yang suka nonton film-film MCU. Keberanian Marvel menyerahkan proyek ini kepada orang yang memiliki latar belakang di luar kebiasaan Marvel patut diacungi jempol. Sementara, kehadiran mereka berdua bisa jadi penyegaran untuk film-film Marvel.

Mungkin beberapa orang akan menganggap keputusan Marvel ini jadi sesuatu yang negatif. Namun, nyatanya lebih banyak yang bilang keputusan ini sebagai sesuatu yang positif. Tanpa kehadiran film Dr. Strange di MCU, kita bakal kejebak di lingkaran cerita yang enggak ada habisnya. Satu akhir film menjadi elaborasi untuk film yang selanjutnya. Kisah jagoan seperti Dr. Strange memiliki kemampuan untuk bertahan lama dalam versi komiknya. Semoga ketika masuk ke dalam dunia film, Dr. Strange juga memiliki kemampuan yang sama.

Via Istimewa

Sebenarnya, masa depan MCU bergantung sama keberhasilan Marvel Studios dalam menjual kisah superhero-superhero itu. Mereka harus membuat sesuatu yang baru dan menyenangkan lagi. Sebab saat ini kita sudah sampai di satu tahap kalo mengulang cara lama enggaklah cukup. Untuk soal pembaruan ini Dr. Strange merupakan yang pertama. Nantinya bakal banyak lagi film Marvel yang akan menggunakan trik ini kalo Dr. Strange sukses dalam pemasarannya. Namun, itu masih akan terjadi dalam waktu yang lama. Sebab, Marvel sendiri masih harus menyelesaikan seri kisah Avengers.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.