7 Film Box Office yang Gagal Bersinar di Tiongkok

– Tiongkok jadi pasar film Hollywood terbesar setelah Amerika Serikat dan Kanada.
– Namun, film yang Box Office di Amerika Serikat enggak menjamin sukses juga di Tiongkok.

Menurut laporan Motion Picture Association of America (MPAA), Tiongkok jadi pasar terbesar film Hollywood setelah Amerika Serikat dan Kanada. Itulah sebabnya, negara ini punya peran besar dalam menaikkan pendapatan film Hollywood di pasar internasional. Jika ada film yang kurang sukses di Amerika Serikat dan Kanada, Tiongkok dapat menyumbang pendapatan yang lebih besar untuk film tersebut.

Uniknya, enggak semua film yang sukses di Amerika Serikat dan Kanada bisa mengulang kesuksesannya di Tiongkok. Ada film besar yang berjaya di Box Office domestik Amerika Serikat dan Kanada malah sepi peminat ketika ditayangkan di Tiongkok.

Nah, film Hollywood Box Office apa saja yang gagal bersinar di Tiongkok? Yuk, simak daftarnya!

1. The Dark Knight Rises (2012)

Via istimewa

Sebagian besar penggemar Batman mungkin setuju bahwa trilogi Dark Knight merupakan film terbaik sang manusia kelelawar. Film terakhir trilogi tersebut, yaitu The Dark Knight Rises, terbilang sukses besar dengan pendapatan total 1,08 miliar dolar (sekitar Rp15,4 triliun)! Di Amerika Serikat sendiri saja, film ini berhasil mendapatkan 449 juta dolar (sekitar Rp6,4 triliun).

Walau The Dark Knight Rises cetak Box Office di Amerika Serikat, film ini ternyata enggak bernasib sama di Tiongkok. Negara tersebut bahkan hanya menyumbangkan pendapatan sebesar 52,8 juta dolar (sekitar Rp749 miliar). Ternyata, ada alasannya mengapa film ini gagal di Tiongkok.

Akibat ada adegan yang menyinggung Tiongkok, film kedua Batman versi Christopher Nolan, yaitu The Dark Knight (2008), akhirnya batal ditayangkan di negara tersebut. Warner Bros. terbilang cukup nekat menayangkan The Dark Knight Rises, padahal film sebelumnya sama sekali enggak ditayangkan di Tiongkok.

2. The Hunger Games (2012)

Via indonesia

Diadaptasi dari novel karya Suzanne Collins, The Hunger Games tampaknya cukup familier bagi para penonton Amerika Serikat. Buktinya, pendapatan film ini dari Amerika Serikat jauh lebih besar dari pendapatan internasionalnya. Dari Amerika Serikat sendiri, film garapan Gary Ross ini berhasil memperoleh pendapatan sebanyak 409 juta dolar (sekitar Rp5,8 triliun).

Pendapatan internasional The Hunger Games nyatanya jauh lebih kecil, yaitu 287 juta dolar (sekitar Rp4,1 triliun). Salah satu faktor terbesarnya adalah film ini ternyata kurang populer di Tiongkok. Yap, negara tersebut hanya menyumbangkan pendapatan sebanyak 27,1 juta dolar (sekitar Rp385 miliar). Pendapatan dari Tiongkok bahkan lebih rendah dari Australia dan Inggris.

3. Oz the Great and Powerful (2013)

Via istimewa

Dongeng tentang The Wizard of Oz memang cukup populer di Amerika Serikat. Bahkan, Hollywood telah merilis film adaptasinya pada 1939. 74 tahun setelah perilisan film The Wizard of Oz, Disney membuat film prekuelnya yang diberi judul Oz the Great and Powerful. Film garapan Sam Raimi ini berhasil jadi Box Office Amerika Serikat dengan pendapatan sebanyak 235 juta dolar (sekitar Rp3,4 triliun).

Oz the Great and Powerful mungkin berhasil membangkitkan memori dan nostalgia para penonton Amerika Serikat. Sayangnya, hal tersebut enggak dirasakan oleh penonton negara lain. Pendapatan internasional hanya beda tipis dengan pendapatan Amerika Serikat, yaitu 259 juta dolar (Rp3,7 triliun). Tiongkok sendiri hanya menyumbang pendapatan sebanyak 26 juta dolar (sekitar Rp369 miliar). Pendapatan dari Tiongkok bahkan lebih rendah dari Rusia dan wilayah CIS.

4. The Maze Runner (2014)

Via istimewa

Seperti The Hunger Games, The Maze Runner juga merupakan film yang diadaptasi dari novel dan sama-sama bertema tentang distopia. Bedanya, The Maze Runner diadaptasi dari novel karangan James Dashner. Film garapan Wes Ball ini ternyata cukup berhasil di Amerika Serikat dengan perolehan pendapatan sebanyak 103 juta dolar (sekitar Rp1,5 triliun).

Pendapatan internasional The Maze Runner memang lebih besar dari pendapatan Amerika Serikat, yaitu 246 juta dolar (sekitar Rp3,6 triliun). Namun, Tiongkok hanya menyumbangkan pendapatan sebanyak 24 juta dolar (sekitar Rp342 miliar). Pendapatan dari Tiongkok bahkan lebih kecil dari Prancis. Film bertema distopia tampaknya kurang begitu berhasil memikat para penonton negara tersebut.

5. Inside Out (2015)

Via istimewa

Berkisah tentang berbagai emosi yang ada di dalam manusia, Inside Out berhasil mengacak-acak hati penonton dengan kisah yang menyenangkan sekaligus mengharukan. Sebagian dari kalian mungkin setuju bahwa film ini adalah salah satu film terbaik dari Pixar. Enggak heran bahwa film garapan Pete Docter ini berhasil memperoleh pendapatan total sebanyak 858 juta dolar (sekitar Rp12,3 triliun).

Ternyata, Tiongkok enggak berkontribusi banyak dalam pendapatan total yang diperoleh Inside Out. Negara tersebut hanya menyumbangkan pendapatan sebanyak 15,4 juta dolar (sekitar Rp220 miliar). Pendapatan tersebut jauh lebih kecil dari Inggris, yang memperoleh 59,5 juta dolar (sekitar Rp849 miliar). Selain Amerika Serikat, Inggris-lah yang memberikan pendapatan terbesar untuk Inside Out.

6. The Greatest Showman (2017)

Via istimewa

Siapa di antara kalian yang menjadikan The Greatest Showman sebagai salah satu film favorit? Salah satu aktor Indonesia, yaitu Randy Pangalila, bahkan mengaku tergila-gila dengan film garapan Michael Gracey ini. Dengan bujet 84 juta dolar (sekitar Rp1,2 triliun), film ini berhasil memperoleh pendapatan total sebanyak 435 juta dolar (sekitar Rp6,3 triliun).

Penonton internasional ternyata memberikan lebih banyak pendapatan dibandingkan penonton Amerika Serikat, yaitu sebanyak 261 juta dolar (sekitar Rp3,8 triliun). Namun, Tiongkok hanya memberikan pendapatannya sebanyak 16 juta dolar (sekitar Rp229 miliar). Jepang, Australia, dan Inggris ternyata memberikan pendapatan yang lebih besar untuk The Greatest Showman.

7. Crazy Rich Asians (2018)

Via istimewa

Crazy Rich Asians bisa dibilang punya kasus yang cukup unik. Film yang diproduksi oleh Warner Bros. ini menghadirkan deretan pemain yang didominasi oleh aktor keturunan Asia. Kalian mungkin berpikir bahwa film yang digarap Jon M. Chu ini bakal cetak Box Office di pasar Asia. Kenyataannya, Amerika Serikat-lah yang memberikan pendapatan lebih besar dibanding pasar internasionalnya.

Dari Amerika Serikat sendiri, Crazy Rich Asians berhasil mendapatkan 175 juta dolar (sekitar Rp2,5 triliun). Sedangkan, pasar internasional hanya berhasil mendapatkan 64 juta dolar (sekitar Rp913 miliar). Tiongkok bahkan hanya menyumbangkan 1,7 juta dolar (sekitar Rp24,3 miliar). Bahkan, pendapatan Tiongkok lebih kecil dari Indonesia yang menghasilkan 5,5 juta dolar (sekitar Rp78,4 miliar)!

***

Itulah deretan film yang Box Office di Amerika Serikat dan Kanada, namun gagal di Tiongkok, pasar film Hollywood terbesar setelah Amerika Serikat dan Kanada. Di antara tujuh film di atas, manakah yang kalian enggak sangka ternyata enggak sukses di Tiongkok? Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.