Film Dawuk dan Memargi Antar Bersinar di Viu Shorts! Season 2

Generasi baru insan perfilman Indonesia mulai melangkah dalam membawa kebudayaan lokal untuk dinikmati penonton global. Kini, lewat Viu Shorts! Season 2, para finalis siap membawa karya film pendek Indonesia ke penghargaan internasional.

Via Istimewa

Setelah menampilkan 16 film pendek dari berbagai daerah di Indonesia melalui Online Watch Party, Viu baru saja mengumumkan pemenang dari Viu Shorts! Musim 2 pada konferensi pers virtual (4/9). Acara ini dihadiri oleh 10 dewan juri untuk nantinya mengumumkan film terbaik dan film yang paling banyak ditonton.

Dari 16 film yang telah ditampilkan, terdapat tiga nomine film yang masuk ke dalam kategori “Film Terbaik Pilihan Dewan Juri”. Pertama, G-Rain dari kota Batu. Kedua, Dawuk dari Cilacap. Terakhir, Kakaluk Fulan Fehan dari Atambua. Pemenang “Film Terbaik Pilihan Dewan Juri” pun diberikan kepada Dawuk dari Cilacap yang digarap oleh Nur Aini, siswi SMK kelas 12 jurusan Multimedia.

Via Viu

Film pendek Dawuk ini mengangkat mitos lokal tentang seorang penari yang selalu menggendong anaknya ke mana pun dia pergi. Suatu saat, anaknya sakit dan meninggal hingga sang ayah pun sangat terpukul.

Lantas, dia membuat boneka kayu dan memahatnya persis seperti anaknya. Sering dikatakan “gila”, sang ayah ini selalu membawa boneka tersebut ke mana pun dia menari dan ternyata boneka ini justru mendatangkan keberuntungan baginya.

Selanjutnya, acara konferensi pers virtual ini dimeriahkan dengan pengumuman film Memargi Antar dari Bali sebagai “Most Watched Film Globally”. Film ini berkisah tentang Putu, seorang gadis Bali yang kurang diperhatikan oleh ayahnya karena beliau terlalu sibuk dengan pacar barunya. Putu juga ingin bertemu ibunya yang sudah meninggal. Untuk melakukan hal itu, Putu akhirnya harus mengikuti ritual yang sebenarnya dilarang.

Via Viu

Selain mengangkat kebudayaan Bali yang bernama mepandes atau upacara potong gigi, film ini memiliki makna yang cukup mendalam, yaitu melawan “musuh” pada diri sendiri yang disebut orang Bali sebagai “sad ripu”. Film ini berhasil membanggakan daerah Klungkung sekaligus memperkenalkan budaya lokal tersebut ke kancah internasional.

Bagaimana pendapat kalian tentang film karya pelajar Indonesia yang membanggakan cerita dan budaya lokal daerahnya masing-masing ini? Luar biasa, ya! Jangan lupa ikuti terus KINCIR untuk informasi menarik seputar film lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.