Film-film Futuristis yang Gagal Menggambarkan Masa Depan

Tampaknya, film-film fiksi ilmiah udah tenar dari dulu. Tim produksi sengaja menggarap film-film ini buat nunjukin bahwa fiksi ilmiah itu enggak seribet dan sekaku dibanding fiksi imajinasi. Nyatanya, film fiksi ilmiah dibuat buat ngebawa harapan tentang masa depan. Enggak hanya masa depan yang menakjubkan, tapi juga masa depan yang menakutkan.

Memang, kadang fiksi ilmiah sering bikin pusing para penikmat film karena sering mamerin beberapa teori keren tapi sering enggak masuk akal. Film-film yang bakal Viki bahas kali ini merupakan film jadul yang ngegambarin masa depan yang keliru. Yuk, simak! Mungkin salah satunya ada film favorit lo.

 

1. Blade Runner (1982)

Kalau lo hidup pada 1980-an, film ini menjadi salah satu film fiksi ilmiah yang sukses di zamannya. Bahkan, dapat penilaian 91% dari Rotten Tomattoes. Kisahnya berlatar tahun 2019. Tyrell Corporation menciptakan manusia android yang disebut replicant. Android ini memiliki kemampuan dan bentuk fisik yang serupa dengan manusia.

Mirip tokoh David dalam film Prometheus (2012), Replicant digunakan buat ngelakuin pekerjaan berat di off-world colonies dan dilarang keras masuk ke Bumi. Replicant yang nekat masuk ke Bumi bakal dipensiunkan oleh Blade Runner. Pada November 2019, empat Replicant berhasil masuk ke Bumi. Salah satu Blade Runner, Deckard (Harrison Ford), ditugasin buat ngebunuh para replicant tersebut. 

Kalau dilihat dari kemajuan teknologi zaman sekarang, menurut lo mungkin, enggak, tahun 2019 bakal ada mobil terbang, robot mirip manusia, dan koloni luar angkasa? Kemungkinan, teknologi tersebut memang bakal jadi kenyataan. Namun, kalau dilihat sekarang ini, kayaknya enggak mungkin terjadi.

Pasalnya, salah satu produsen mobil terbang yang bernama AeroMobil baru nargetin teknologinya hadir pada 2020.  Lalu, robot mirip manusia, tampaknya, masih lama buat jadi kenyataan. Untuk saat ini, yang paling mirip dengan manusia hanyalah Harmony, robot seks yang bisa bikin baper. Namun, penampilannya masih kayak boneka, bukan seperti manusia yang digambarin pada film ini. Kemudian, koloni luar angkasa. Nyatanya, NASA baru memiliki misi membuat koloni di Mars pada 2033.

 

2. Terminator: Salvation (2009)

Film satu ini pasti enggak asing buat lo. Selain sering ditayangin di televisi, film ini jadi franchise film robot yang fenomenal. Film ini merupakan prekuel dari seri film Terminator sebelumnya, yaitu The Terminator (1984), Terminator 2: Jugdment Day (1991), dan Terminator 3: Rise of the Machine (2003). McG atau Joseph McGinty Nichol yang sukses dikenal melalui seri Charlie’s Angels dipercaya buat menggarap filmnya.

Cerita filmnya yang berlatar 2018 berkisah tentang latar belakang peristiwa pada seri Terminator sebelumnya, setelah Jugdment Day terjadi. Plot film secara garis besar menggambarkan perlawanan pihak manusia yang dipimpin oleh John Connor (Bale) dengan pihak mesin (Skynet). Pihak Skynet menginginkan ras manusia musnah dengan terus memburu manusia dari satu tempat ke tempat lain.

Film ini dinilai gagal ngegambarin masa depan. Kalau dilihat realitanya sekarang, rasanya untuk sampai pada masa saat seluruh bangunan di Bumi hancur karena serangan robot-robot raksasa masih jauh. Perkembangan teknologi AI pada robot pun sampai saat ini masih terus dikembangin guna membantu pekerjaan manusia. Kecerdasan buatan dalam film ini digambarin sebagai spektrum yang berbahaya, bahkan harus dihindari.

Hal ini berkebalikan dengan zaman sekarang, ketika setiap teknologi cenderung diselipin kecerdasan buatan. Tampaknya, para ilmuwan juga enggak membuat AI seperti Terminator. Justru, AI saat ini malah sangat membantu, bukan merusak manusia.

 

3. 2012 (2009)

Dalam film yang dirilis pada 2009 ini, diceritakan sesuai dengan prediksi Maya kuno bahwa dunia akan berakhir pada 2012. Kalau lihat film ini sekarang, lo bakalan ngerasa biasa aja karena untungnya ramalan ini enggak beneran terjadi.

Di film tersebut, ada kehancuran yang ekstrem sebagai akibat dari inti bumi yang memanas dan menyebabkan perubahan iklim yang parah, gempa bumi, pergeseran lempeng, tsunami, dan gunung meletus. Peristiwa-peristiwa tersebut memang bisa terjadi. Namun, secara ilmiah, enggak mungkin terjadi dalam waktu singkat kayak yang diceritain.

Sebenarnya, Suku Maya enggak benar-benar memprediksi dunia bakal berakhir pada 21 Desember 2012. Soalnya, ramalan tersebut terhadap Bumi enggak terjadi. Bisa aja, maksud dari perhitungan suku Maya tersebut merupakan akhir dari kalender Maya, enggak berdampak pada kalender Masehi.

Mitos asli di balik peristiwa berakhirnya akhir dunia ini adalah sebuah planet misterius yang ditemukan oleh orang Sumeria akan jatuh ke Bumi hingga menyebabkan bencana pada Mei 2003. Uniknya, setelah tanggal tersebut berlalu, tanggal kiamat dipindahin ke 2012.

Film ini enggak hanya gagal dalam membuat sebuah cerita dari isu kiamat terbesar. Namun, juga gagal dalam membuat suasana mencekam ketika kiamat yang sudah diramalkan itu datang. Akhirnya, film ini sekadar jadi film biasa yang enggak ninggalin kesan dan pesan; film biasa yang menjual sebuah isu besar menjadi ladang uang tanpa melihat  peluang. Sebenarnya, film tersebut bisa jadi alat buat nyadarin umat manusia akan bahaya yang mengancam kehidupan di masa depan.

 

4. Mad Max (2015)

Pernah dengar film berjudul Mad Max? Film yang menceritakan mengenai keadaan dunia setelah—katanya—kiamat. Waralaba film ini udah dimulai sejak 1979 dengan judul film pertamanya, yaitu Mad Max, lalu Mad Max 2 (1981), Mad Max Beyond Thunderdome (1985), dan Mad Max: Fury Road (2015). Karakter Max diperanin oleh Mel Gibson buat ketiga film pertamanya. Sedangkan, di film keempat giliran Tom Hardy.

Sebenarnya, garis besar keempat film tersebut adalah bagaimana melakukan misi penyelamatan keberlangsungan hidup manusia saat Bumi enggak bersahabat. Kabarnya, George Miller, sang pembuat film ini, tujuannya ngasih gambaran kepada manusia akan dampak nuklir. Miller pun memprediksi bahwa kejadian dalam film Mad Max bakal terjadi di akhir 1990-an atau 2018.

Walaupun mendapat keuntungan yang besar, nyatanya film ini enggak berhasil benar-benar menggambarkan masa depan. Miller yang memprediksi perang nuklir di 1990-an ternyata enggak tepat. Nah, untuk prediksi 2018, Viki juga belum bisa mastiin. Namun, mungkin aja bisa terjadi. Sekarang aja, Amerika dan Korea lagi ngasih unjuk ke dunia mengenai senjata nuklirnya.

Satu lagi, dalam film digambarin setelah kejatuhan nuklir, dunia enggak lagi terdiri dari kota, tapi jadi gurun. Karena penduduk kekurangan kebutuhan pokok, siapa yang kuat dialah yang memimpin. Akhirnya, dunia dipimpin oleh sekumpulan geng motor yang keji. Hal ini adalah contoh lain dari gambaran dunia yang berbeda dari apa yang udah terjadi.

 

5. Back to the Future 2 (1989)

Dalam film klasik Back to the Future 2, dua tokohnya mencoba pergi ke masa depan. Setibanya di masa depan, tepatnya 21 Oktober 2015, mereka nemuin banyak hal canggih. Penggambaran masa depan yang canggih di film yang rilis 1989 ini adalah adanya teknologi kayak papan luncur yang bisa melayang atau hoverboards, mobil terbang dengan bahan bakar sampah rumah tangga, serta sepatu yang bisa mengikat talinya sendiri.

Lalu, apakah prediksi masa depan dalam film yang dibuat 28 tahun lalu tersebut sudah terwujud saat ini? Kita mulai dari hoverboard. Suasana 2015 digambarin dengan anak-anak kecil bermain papan luncur yang melayang mengelilingi danau. Remaja-remaja melayang-layang dengan papan yang ngeluarin api dan asap.

Kenyataannya, sekarang skuter tradisional masih sering terlihat di taman bermain anak-anak. Hoverboard udah diciptain saat ini, tapi berbeda dengan yang digambarin dalam film. Hoverboard-nya masih menapak di tanah.

Kemudian, ada salah satu adegan masukin pizza berukuran kecil ke dalam mesin sejenis microwave. Pizza kemudian mengembang menjadi ukuran besar yang cukup buat satu keluarga. Saat ini, kenyatan justru kebalikannya. Bahkan, makin banyak restoran yang makanannya dibuat dengan tangan para koki.

Terakhir, mesin faks digambarin ada di mana-mana. Di zaman sekarang ini, terutama 2015, apakah masih banyak orang yang menggunakannya? Mesin faks mungkin udah hilang ditelan zaman, kayak laser disc. Ditambah lagi, dengan keberadaan mesin printer berteknologi Wi-Fi, kita bisa langsung mencetak tanpa sambungan kabel. Untuk prediksi teknologi komunikasi, film Back to the Future 2 sepertinya tertinggal.

***

Nah, lima film tersebut merupakan film-film fiksi ilmiah yang menggambarkan masa depan, yang justru malah berbeda dengan masa depan yang telah diprediksi. Di antaranya, film mana yang sempat memukau lo dengan gambaran masa depannya?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.