Ngobrol Seru Bareng Giring Ganesha dan Naya Anindita

Nama Giring Ganesha bukan hanya dikenal di dunia musik atau politik. Pria kelahiran 1983 ini juga kerap membagikan hobi dan ketertarikannya soal film dan game. Nah, dalam kesempatan acara #LiveFromHome di Instagram KINCIR, Giring akan bagikan cerita serunya bersama keluarga untuk tetap menikmati film meski #dirumahaja.

Bersama Naya Anindita, sutradara Eggnoid (2019) sebagai host, bincang-bincang seru ini juga bakal ngasih inspirasi kalian buat yang sudah kehabisan bahan tontonan. Nyatanya, meski kita saat ini enggak bisa nonton di bioskop, nonton di rumah juga enggak kalah menyenangkan, kok.

Yuk, simak obrolan seru Giring Ganesha dan Naya Anindita berikut ini!

Nonton di Bioskop Vs. di Rumah

Giring selalu menyempatkan nonton film di bioskop bersama keluarganya. Sayangnya, ketika bioskop serentak ditutup untuk menyikapi wabah COVID-19, Giring harus menunda hobinya tersebut dan memilih nonton film di situs streaming legal di rumah.

Namun, bukan berarti lupakan bioskop, musisi ini justru mengaku merindukan pengalaman sinematik yang enggak bisa didapatkan saat nonton di rumah. Menurutnya, kepuasan menonton dengan visual yang megah dan sound yang berkualitas memberi sebuah pengalaman yang enggak akan tergantikan.

Via Instagram

“Hal yang aku kangenin dari bioskop adalah pengalaman sinematik melalui visual dan sound yang enggak pernah ditemukan ketika menonton di rumah. Faktor itu akhirnya membuat kita sebagai penonton dapat mendapatkan feel tersendiri dalam menonton, apapun genrenya,” ujar Giring.

Giring Ganesha juga membandingkan experience nonton film horor di rumah dan di bioskop. Nonton film horor di rumah kalau takut, bisa tutup mata dengan selimut. Sementara di bioskop, pakai kedua tangannya untuk menutupi mata dan kedua telinganya dari jump scare.

Berbeda lagi dengan Naya. Sutradara pendatang baru ini kerap menutup wajahnya dengan baju. "Sambil ngintip lewat celah serat-serat baju," ungkapnya.

Dok. KINCIR

Mereka juga membagikan pengalaman lucu saat nonton film horor Indonesia di bioskop. Giring saat nonton Danur bersama keluarga, sedangkan Naya saat nonton Sebelum Iblis Menjemput 2 (2020).

“Saya nonton Danur, nih, depan kami ada bapak-bapak. Terus, tiba-tiba berdiri dan ke arah kami dan bilang ‘filmnya serem banget’ sambil permisi duduk dua bangku di sebelah kami. Lalu, 45 menit hingga 1 jam filmnya mulai dan intensnya naik, dia bilang, ‘Duh saya enggak kuat, saya enggak kuat’,” cerita Giring sambil tertawa.

Pengalaman lucu Naya saat nonton Sebelum Iblis Menjemput 2 yang kebagian nonton di deretan kursi paling depan. Saat adegan jump scare, Naya merasa ada seseorang yang lari dari bawah dan langsung menendangnya. Ternyata, yang ditendang adalah kameramen yang bertugas mengambil gambar ekspresi para penonton.

Soal pilihan lebih enak nonton di bioskop atau di rumah, Giring Ganesha memilih bioskop. Ibarat persentase, baginya 90% suka nonton di bioskop, 80% di rumah. Menurutnya, cinema experience dan kebersamaan dengan keluarga dan teman itu enggak tergantikan. Satu lagi, makanan di bioskop juga salah satu yang enggak tergantikan. Bahkan, dirinya sampai hafal kudapan tiap anggota keluarganya saat nonton di bioskop.

Situasi ideal saat menonton film atau serial di rumah memang harus dibuat senyaman mungkin. Lantaran, kondisi nyaman dapat mempengaruhi feel selama nonton. Giring Ganesha mengungkapkan kondisi ideal saat nonton, yakni harus memastikan anak-anaknya sudah tidur. Selain itu, musisi yang baru aja rilis single ini menyiapkan makanan untuk menemani nonton filmnya.

“Situasi ideal yang pasti ketika anak-anak sudah tidur, biasanya di atas jam 9 malam. Selain itu, yang terpenting adalah makanan . Ketika baru mulai menonton, dibuka dengan chips kentang atau singkong. Terus kalau di atas jam 12 malam, kadang mie instan pakai nasi,” cerita pria berzodiak Cancer ini sambil tertawa.

Sementara kebiasaan binge-watching Naya agak berbeda. Saat menonton serial, Naya bisa sampai lupa waktu, bahkan sampai azan Subuh. Soal kudapan nonton, Naya lebih suka ditemani martabak.

Film Indonesia Paling Berkesan

Dalam obrolan seru KINCIR #LiveFromHome, Giring Ganesha juga sempat membahas soal perfilman Indonesia. Banyak film Indonesia yang berkesan baginya dan banyak juga film yang harus ditonton berkali-kali.

“Film Indonesia yang berkesan yakni semua film yang kerja sama dengan Nidji, termasuk film kamu juga, ‘kan?” ucap Giring kepada Naya sambil tertawa.

“Ada film Laskar Pelangi, Sang Pencerah, Tenggelamnya Kapal van der Wijck, 5 Cm, Street Society, Jilbab Traveler,” lanjutnya.

Lalu, soal deretan film Indonesia yang harus ditonton lagi, pria asal Bandung ini menyebutkan beberapa judul, yakni Cek Toko Sebelah (2017) yang sudah ditonton sampai 3 kali. Baginya, tiap karakter di film Ernest Prakasa ini hidup dan familiar karena biasa kita jumpai di sekitar.

Bicara soal film karya Ernest, Naya juga suka film Imperfect (2019) karena isu-isu yang diangkat sesuai dengan perempuan zaman sekarang, seperti apa yang kita lakukan enggak pernah cukup di hadapan semua orang. Padahal sebenarnya itu hanya ada di dalam pikiran kita.

Kemudian, film Indonesia berkesan lainnya, yakni Pengabdi Setan (2017). Naya dan Giring setuju film garapan Joko Anwar ini. Giring berkata, “film ini menyenangkan karena jump scare, tapi juga karena gimmick-nya unik. Kayak tiba-tiba di-ending ada pocong. Enggak kepikiran bisa begitu.”

“Saya juga penggemar film-filmnya mas Hanung. Setiap bikin film, selalu bisa menceritakan segala sesuatunya dengan sangat baik. Kalau my whole time favorite itu Ayat-ayat Cinta. Saking impactful-nya, sampai anak saya dinamai Aisha. Karakternya Aisha di film menurut saya kuat banget,” papar Giring.

Selain keempat film tersebut, Giring Ganesha juga suka film Kartini (2017) dan Soekarno: Indonesia Merdeka (2013). Saking terharunya, sampai nangis. Lalu, ada film The Raid 1 (2011) dan The Raid 2 (2014) yang menunjukkan bahwa film mahal itu banyak, tapi yang mahal dan mendunia itu sedikit. Sampai bawa seni silat ke seluruh dunia.

Sementara film Indonesia favorit bagi Naya, yakni Petualangan Sherina (2000) yang sudah ditontonnya berkali-kali. Bahkan sampai hafal semua soundtrack-nya. Kedua, film Ada Apa Dengan Cinta? (2002) yang menurutnya memorable karena jadi pembuka budaya populer di Indonesia.

“Semua orang ingin jadi Cinta dan punya pacar kayak Rangga. Terus semua orang suka bawa buku ‘Aku’ dan tiba-tiba semua cowok jadi misterius serta suka baca puisi,” ujar Naya sambil tertawa.

Jika Giring suka karya Hanung Bramantyo, Naya suka karyanya Ifa Isfansyah berjudul Sang Penari (2011). Naya kagum atas sinematografinya dan cara Ifa menggambarkan penari ronggeng. Ifa membungkusnya dengan humanis soal perempuan yang dijadikan objek.

Mengingat, belum lama ini dirayakan Hari Film Nasional. Baginya, industri persinemaan Tanah Air pada zaman ini jauh lebih baik ketimbang era-era sebelumnya yang tentunya membuat dirinya bangga sebagai penonton Indonesia dan insan perfilman.

“Perbedaan yang paling terlihat itu di film horor. Kalau film horor zaman dulu itu banyak adegan pemerkosaan, sexploitation. Kalau film horor yang zaman sekarang enggak ada sexploitation, tapi kualitasnya malah lebih seram. Saya sangat bangga dengan para sineas, i think they did a great job buat perfilman Indonesia,” bangganya.

Drama Korea, Seru Banget!

Ketika menghabiskan waktu di rumah di kondisi saat ini, musisi yang hobi main game ini juga terbuka dengan segala genre tontonan. Bahkan, dirinya kerap ketagihan nonton drama Korea bersama sang istri. Drakor yang sudah ditonton sampai selesai, yakni Crash Landing On You. Menurutnya, drakor dapat menjadi pilihan tontonan yang ringan dan memberi pengalaman berbeda dari serial Hollywood. Crash Landing On You cocok ditonton karena ringan.

“Saya selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, salah satunya drakor. Crash Landing On You bagus, kok. Drakor mempunyai kemampuan menstimulasi imajinasi penonton agar adegan tersebut menjadi memorable, sedangkan Hollywood justru selalu mengejar peristiwa serealistis mungkin, jadi sulit untuk diingat,” jelasnya dengan serius.

Sementara bagi Naya, drama Korea ini punya magis yang membuat penonton Indonesia memaafkan ceritanya meski enggak sesuai dengan logika. Yang penting sinematografi dan kegemesannya bagus.

“Semua penonton itu sangat memaafkan drakor yang penting gemesnya. Namun, kalau itu dibikin sama orang Indonesia sudah pasti dicaci-maki,” seru Naya sambil tertawa.

Giring Ganesha yang baru memulai nonton drakor juga terbuka dengan rekomendasi dari netizen, seperti Vagabond, Hi Bye, Mama! dan Itaewon Class. Lalu dari Naya, yakni Reply 1988, dan Along with the Gods.

Kehabisan Tontonan? Simak Rekomendasi Film dan Serial Ini!

Giring Ganesha pun membagikan rekomendasi serial favorit miliknya untuk bisa dinikmati kalian selama #dirumahaja. Serial yang sudah diselesaikan, yakni House of Cards dan Crash Landing On You. Kini, musisi yang menggeluti dunia esports ini tengah menyelesaikan serial Star Trek: Picard dan Watchmen.

“Serial saya kebanyakan yang berat-berat. Nah, buat yang mau nge-binge, bisa nonton Money Heist,” usulnya.

Lalu, musisi yang baru saja merilis single berjudul “Sendiri” ini menyebutkan serial kesukaannya, yaitu The Crown. Menurutnya, serial ini mengungkapkan seperti apa kehidupan dari keluarga Kerajaan Inggris yang selama ini hanya dapat diketahui berdasarkan desas-desus. Hal yang paling disukainya saat akhir episode ditampilkan orang-orang asli yang diceritakan.

Selain serial, Giring dan Naya juga suka reality show. Giring merekomendasikan Queer Eye. Sementara, Naya merekomendasikan Terrace House. Nah, jauh dari Amerika, Giring juga suka film Bollywood, seperti PK (2014) dan Bajrangi Bhaijaan (2015).

Seperti yang sudah disampaikan, Giring Ganesha ketagihan menonton drama Korea selama menghabiskan waktunya di rumah. Penggemar Batman ini pun membagikan rekomendasi tontonan dari Negeri Gingseng tersebut, terutama buat kalian yang merasa bosan dan bingung mau apa.

Rekomendasi tersebut meliputi film Miracle in Cell No. 7 (2013), Train to Busan (2016), dan Parasite (2019). Kemudian ada serial drama Crash Landing on You dan Kingdom. Bahkan, Giring mengaku bahwa dia menangis sesenggukan setelah menonton Miracle in Cell No. 7, loh! Makanya, rekomendasi tontonan ini cocok banget buat kalian yang suka dengan serial ataupun film yang dramatis.

***

Nah, itulah cerita seru Giring Ganesha dan Naya Anindita ketika menikmati film dan serial selama #dirumahaja. Apakah kalian punya cerita menarik selama menonton film di rumah? Yuk, tulis pengalaman kalian di bawah dan nantikan sesi #LiveFromHome selanjutnya hanya di media sosial KINCIR!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.