5 Film Hollywood yang Bikin Bangkrut Studionya

– Akibat filmnya gagal secara finansial, studio film Hollywood berikut ini jadi bangkrut!
– Ada studio yang bangkrut hanya setelah membuat satu film!

Membuat film Hollywood bukanlah perkara mudah. Itulah sebabnya, satu film saja bisa melibatkan berbagai studio berbeda yang biasanya dibagi menjadi dua, yaitu studio yang bertanggung jawab dalam produksi film dan studio yang bertanggung jawab dalam distribusi film. Enggak hanya melibatkan banyak pihak, pembuatan film Hollywood enggak jarang juga memakan bujet yang fantastis.

Sudah keluar uang banyak untuk film, studio tentunya ingin jika film mereka bisa sukses di pasaran dan menghasilkan untung. Sayangnya, enggak semua film Hollywood bisa bernasib mujur. Beberapa kali juga studio pernah merilis film yang akhirnya malah sama sekali enggak balik modal. Ada studio yang tetap bertahan walau filmnya gagal, namun ada juga studio yang berakhir bangkrut akibat kegagalan salah satu filmnya.

Nah, film Hollywood apa saja yang bikin bangkrut studionya?

1. Titan A. E. (Bikin Bangkrut Fox Animation Studios)

Via Istimewa

Setelah gagal menggarap Thumbelina (1994), animator Don Bluth dan Gary Goldman direkrut oleh 20th Century Fox untuk mendirikan studio yang bernama Fox Animation Studios. 20th Century Fox mendirikan studio tersebut untuk menjadi saingannya Walt Disney Animation Studios. Sayangnya, film yang dirilis Fox Animation Studios tetap saja enggak bisa menyaingi kepopuleran film produksi Walt Disney Animation Studios.

Film pertama yang digarap oleh Fox Animation Studios adalah Anastasia (1997). Dengan bujet 50 juta dolar (sekitar Rp739 miliar), Anastasia diterima dengan sangat baik dan mendapatkan pemasukan sebanyak 140 juta dolar (sekitar Rp2,1 triliun). Kesuksesan Anastasia membuat Fox Animation Studios menggarap film keduanya yang diberi judul Titan A. E. (2000) dengan bujet yang lebih besar mencapai 90 juta dolar (sekitar Rp1,4 triliun).

Bukannya lebih sukses dari Anastasia, Titan A. E. malah gagal total di pasaran dengan pemasukan sebanyak 37 juta dolar (sekitar Rp547 miliar). Kegagalan Titan A. E. akhirnya membuat 20th Century Fox merugi dan terpaksa menutup Fox Animation Studios pada Juni 2000.

2. Cutthroat Island (Bikin Bangkrut Carolco Pictures)

Via Istimewa

Apakah kalian tahu bahwa Carolco Pictures merupakan studio film yang pernah memproduksi berbagai film ikonis, di antaranya seri film Rambo dan Terminator 2: Judgment Day (1991)? Sayangnya, studio film yang berdiri sejak 1976 ini terpaksa ditutup karena bangkrut pada 1995.

Walau pernah memproduksi film yang sukses besar, Carolco Pictures mulai mengalami masalah keuangan sejak 1992. Untuk menyelamatkan keuangan mereka, Carolco Pictures memutuskan untuk membuat film bertema bajak laut yang diberi judul Cutthroat Island (1995). Demi bisa membiayai pembuatan film tersebut yang bujetnya 98 juta dolar (sekitar Rp1,5 triliun), Carolco sampai menjual beberapa hak cipta film mereka.

Sebulan sebelum Cutthroat Island dirilis, tepatnya pada November 1995, Carolco Pictures malah dinyatakan bangkrut dan terpaksa menjual asetnya ke studio film lain. Parahnya lagi, Cutthroat Island yang diharapkan sukses malah gagal total dengan hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 10 juta dolar (sekitar Rp148 miliar).

3. Final Fantasy: The Spirits Within (Bikin Bangkrut Square Pictures)

Via Istimewa

Sebelum bergabung dengan Enix, Square pernah mendirikan studio film pada 1997, yang diberi nama Square Pictures. Pada 1998, Square Pictures melakukan kerja sama dengan Columbia Pictures untuk menggarap film animasi Final Fantasy ke layar lebar. Proyek film ini begitu ambisius karena Square Pictures ingin jadi yang pertama yang mensimulasikan emosi dan gerakan manusia melalui grafik komputer.

Pada 2000, Square Pictures akhirnya mengungkapkan judul film mereka, yaitu Final Fantasy: The Spirits Within (2001). Sayangnya, proyek ambisius Square Pictures hanya bisa direalisasikan di satu film saja. Dengan bujet 137 juta dolar (sekitar Rp2,1 triliun), Final Fantasy: The Spirits Within hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 85,2 juta dolar (sekitar Rp1,3 triliun).

Kegagalan Final Fantasy: The Spirits Within langsung membuat Square Pictures berhenti membuat film. Perusahaan tersebut akhirnya diubah menjadi divisi visual di Square Enix.

4. Heaven’s Gate (Bikin Bangkrut United Artists)

Via Istimewa

Setelah sukses menggarap The Deer Hunter (1978), sutradara Michael Cimino menggarap film lainnya yang berjudul Heaven’s Gate (1980) bersama studio United Artists. Namun saat proses produksi, Heaven’s Gate mengalami banyak kendala, mulai dari pembengkakan bujet, syuting ulang, publisitas yang buruk karena diduga melakukan kekerasan pada binatang, dan rumor bahwa Cimino mempunyai gaya yang otoriter.

Masalah seputar Heaven’s Gate enggak berhenti di proses produksi saja. Saat melakukan premier pada November 1980, film ini menuai banyak kritikan hingga United Artists terpaksa menariknya dari bioskop. Lalu pada April 1981, United Artist kembali merilis filmnya yang telah melalui proses editing tambahan. Sayangnya, penonton tampaknya kehilangan antusias terhadap Heaven’s Gate.

Film ini hanya mendapatkan pemasukan 3,5 juta dolar (sekitar Rp51,8 miliar) dari bujet 44 juta dolar (sekitar Rp651 miliar). Kegagalan Heaven’s Gate tentunya berdampak pada keuangan United Artists dan membuat perusahaan tersebut bangkrut. United Artists akhirnya dijual kepada Metro-Goldwyn-Mayer.

5. Battlefield Earth (Bikin Bangkrut Franchise Pictures)

Via Istimewa

Pada 2000, Franchise Pictures dan sutradara Roger Christian merilis film adaptasi dari novel yang berjudul Battlefield Earth. Film tersebut gagal total dengan mendapatkan pemasukan sebanyak 29,8 juta dolar (sekitar Rp441 miliar) dari bujet 73 juta dolar (sekitar Rp1 triliun). Kegagalan Battlefield Earth akhirnya menimbulkan masalah bagi Franchise Pictures.

Pada Desember 2000, Franchise Pictures akhirnya digugat oleh Intertainment AG yang membantu memberikan bantuan dana untuk proses produksi Battlefield Earth. Intertainment AG setuju membayar 47% bujet produksi dengan imbalan hak distribusi filmnya di bagian Eropa. Namun pada akhirnya, Intertainment AG malah membayar sekitar 60—90% biaya produksi.

Intertainment AG curiga bahwa Franchise Pictures mengirimkan rincian anggaran dengan angka yang mencurigakan dan terlalu besar. Akhirnya, Intertainment AG memenangkan kasus gugatannya dan mendapatkan biaya ganti rugi sebesar 121,7 juta dolar (sekitar Rp1,8 triliun). Akibat masalah ini, Franchise Pictures akhirnya dinyatakan bangkrut pada Agustus 2007.

***

Itulah deretan film Hollywood yang kegagalannya mengakibatkan studio yang memproduksinya jadi mengalami kebangkrutan. Di antara kelima film di atas, manakah yang masalah kebangkrutannya paling mengejutkan kalian?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.