6 Film Hollywood yang Diselamatkan Tiongkok (Bagian 2)

– Apa saja film Hollywood yang Box Office-nya didongkrak Tiongkok?
– Film yang disebutkan di bawah mendapatkan pendapatan terbesar dari Negeri Tirai Bambu ini.

Film Hollywood memang diproduksi oleh rumah produksi Amerika Serikat, tapi enggak semua film Hollywood bakal laku di negaranya sendiri. Untungnya, kebanyakan film Hollywood pasti didistribusikan ke berbagai negara. Jadi ketika suatu film enggak laku di Amerika Serikat, negara lain bisa membantu mendongkrak pemasukannya.

Menurut Motion Picture Association of America (MPAA), Tiongkok menjadi pasar terbesar film Hollywood setelah Amerika Serikat dan Kanada. Sebelumnya, KINCIR telah menyebutkan berbagai judul film Hollywood yang Box Office-nya diselamatkan Tiongkok bagian pertama. Selain kelima film tersebut, ternyata masih ada film lainnya yang pemasukannya dibantu oleh Tiongkok.

Nah, film Hollywood apa saja yang Box Officenya diselamatkan oleh Tiongkok? Yuk, simak daftarnya!

1. Kung Fu Panda 3 (2016)

Siapa, sih, yang bisa menolak lucunya panda yang dapat melakukan aksi kungfu? Enggak heran jika film pertama Kung Fu Panda (2008) menuai kesuksesan besar saat dirilis. Bahkan, film keduanya pun mendapatkan pemasukan yang lebih tinggi dari film pertamanya. Sayangnya, film ketiganya malah jadi film dengan pendapatan yang paling rendah di waralaba ini.

Total pendapatan Kung Fu Panda 3 adalah 521 juta dolar (Rp8,4 triliun). Amerika Serikat hanya memberikan pemasukan sebesar 143 juta dolar (Rp2,4 triliun) untuk film tersebut. Nah, 377 juta dolar (Rp6 triliun) sisanya berasal dari pasar internasional dan Tiongkok-lah yang memberikan pemasukan terbesar. Selama penayangannya di Tiongkok, Kung Fu Panda 3 mendapatkan 154 juta dolar (Rp2,5 triliun).

2. Resident Evil: The Final Chapter (2016)

Seri Resident Evil bisa dibilang sebagai salah satu seri film adaptasi game tersukses di Hollywood. Seri film ini bahkan telah berkembang hingga enam film dan ditutup pada 2016 lewat Resident Evil: The Final Chapter. Ternyata, film keenamnya merupakan film terlaris di waralaba Resident Evil, loh. Itu semua enggak lepas dari Tiongkok yang memberikan pemasukan terbanyak.

Walau jadi film Resident Evil terlaris, di sisi lain Resident Evil: The Final Chapter ternyata jadi film Resident Evil yang mendapatkan pemasukan terendah dari Amerika Serikat. Di negara tersebut, film ini hanya mendapatkan 27 juta dolar (Rp435 miliar). 285 juta dolar (Rp4,6 triliun) sisanya didapatkan dari pasar internasional dan Tiongkok sendiri menyumbangkan pemasukan sebesar 160 juta dolar (Rp2,6 triliun), loh! Yap, 51% pendapatan film Hollywood ini didapatkan hanya dari Tiongkok.

3. XXX: Return of Xander Cage (2017)

12 tahun setelah XXX: State of the Union (2005) dirilis, Paramount Pictures akhirnya merilis film ketiga XXX yang diberi judul XXX: Return of Xander Cage. Sayangnya, kembalinya Xander Cage ke layar lebar enggak berhasil menarik minat para penonton Amerika Serikat. Negara tersebut hanya memberikan pemasukan sebanyak 45 juta dolar (Rp726 miliar) untuk film ketiganya XXX.

Ternyata, penonton Tiongkok lebih antusias menyambut kembalinya Xander. Yap, negara ini menyumbangkan pemasukan sebanyak 164 juta dolar (Rp2,7 triliun) untuk film Hollywood ini. Salah satu faktor terbesar yang membuat penonton Tiongkok tertarik dengan film ini adalah kehadiran Donnie Yen. Ditambah lagi beredar banyak ulasan yang memuji penampilan Yen di film ini.

4. Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales (2017)

Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales bukanlah film Pirates of the Caribbean dengan pendapatan terendah. Namun, film ini mengalami penurunan pendapatan hingga 250 juta dolar (Rp4 triliun) dari film sebelumnya, yaitu Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides (2011). Ditambah lagi, film kelima ini juga jadi film Pirates of the Caribbean yang mendapatkan pemasukan terendah dari Amerika Serikat.

Amerika Serikat memberikan pemasukan sebanyak 172 juta dolar (Rp2,8 triliun) untuk Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales. Khusus untuk film Hollywood ini, Tiongkok enggak memberikan pemasukan yang lebih besar dari Amerika Serikat. Tiongkok juga memberikan pemasukan yang sama dengan Amerika Serikat, yaitu 172 juta dolar (Rp2,8 triliun). Namun, Tiongkok jadi satu-satunya negara di luar Amerika Serikat yang memberikan pemasukan hingga lebih dari 100 juta dolar untuk film ini.

5. The Great Wall (2016)

XXX: Return of Xander Cage berhasil menarik minat penonton Tiongkok karena kehadiran Donnie Yen di film tersebut. Namun, enggak semua film Hollywood yang menonjolkan unsur Tiongkok otomatis langsung diminati oleh negara tersebut. Salah satu contohnya adalah film yang dibintangi oleh Matt Damon, yaitu The Great Wall.

The Great Wall merupakan film kerja sama antara Universal Pictures dengan rumah produksi film Tiongkok. Di Amerika Serikat, film ini hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 45 juta dolar (Rp725 miliar). Di pasar internasional, The Great Wall mendapatkan 289 juta dolar (Rp4,7 triliun). Seperti yang bisa diduga, Tiongkok lah yang memberikan pemasukan terbanyak, yaitu 171 juta dolar (Rp2,8 triliun). Namun dengan bujet produksi 150 juta dolar (Rp2,5 triliun), The Great Wall bisa dibilang enggak memberikan keuntungan banyak buat rumah produksi.

6. The Fate of the Furious (2017)

Furious 7 (2015) jadi film pertama Fast & Furious yang meraih pendapatan lebih dari 1 miliar dolar. Walaupun pendapatan di film kedelapannya menurun, untungnya The Fate of the Furious masih berhasil mencapai angka lebih dari 1 miliar dolar. Di antara semua negara yang menayangkan The Fate of the Furious, Tiongkok lah yang memberikan pemasukan terbesar, yaitu 393 juta dolar (Rp6,4 triliun)!

***

Itulah deretan film yang Box Officenya diselamatkan oleh Tiongkok. Sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia, Tiongkok ternyata punya peranan besar terhadap keselamatan sebuah film Hollywood jika enggak berhasil di Amerika Serikat. Nah, buat dapatin berbagai informasi seputar film, game, dan esports lainnya, jangan lupa ikuti terus KINCIR, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.