7 Film Propaganda yang Wajib Ditonton Sekali Seumur Hidup

– Cobain rasanya “dicuci otak” dengan nonton film-film propaganda politik ini.
– Ada yang pernah menang penghargaan Oscar dan Golden Globe, loh!

Film adalah salah satu media yang bisa mempengaruhi banyak orang. Sebuah studi dari Universitas Princeton mengatakan bahwa saat menonton film dengan adegan-adegan intens, bagian-bagian otak saling terkoneksi satu sama lain.

Adolf Hitler menyadari betapa pentingnya film sebagai media buat mempengaruhi banyak orang dan lahirlah film-film berkualitas tinggi pada era Nazi yang berlangsung pada tahun 1933-1945. Film-film ini bertujuan buat meningkatkan patriotisme dan membuat orang-orang awam “lupa” sama perang.

Sama-sama bisa mempengaruhi mindset banyak orang, ada beberapa ciri unik sehingga sebuah film bisa disebut sebagai film propaganda. Sebuah film propaganda biasanya mengandung ikonografi menarik, tokoh pahlawan yang rela berkorban, dan narasi “kami lawan mereka” yang bisa bikin penonton memusuhi pihak atau ideologi tertentu.

Sepanjang sejarah kehidupan manusia, ada banyak film propaganda dari berbagai negara. Pihak yang melakukan propaganda bukan cuma pemerintah aja, tetapi bisa saja merupakan organisasi atau pihak tertentu.

Simak yuk bagaimana film-film propaganda ini diproduksi dan apa tujuan mereka disiarkan.

1. The Triumph of The Will (1935)

Salah satu film propaganda sukses buatan pemerintahan Hitler adalah Triumph des Willens atau The Triumph of The Will. Film dokumenter yang satu ini berkisah tentang bagaimana rakyat Jerman harus menahan tekanan dunia internasional dan bagaimana Adolf Hitler hadir sebagai penyelamat bagi mereka semua.

Adegan pidato Hitler di atas podium merupakan elemen yang paling epik. Hitler, berdiri di hadapan rakyat, seolah seperti sebuah entitas yang lebih tinggi daripada manusia lain. Sudut pengambilan gambarnya membuatnya menjadi seperti sesuatu yang megah dan disucikan. Pada masa itu, The Triumph of The Will dianggap sebagai karya yang paling berpengaruh dalam urusan “mencuci otak” banyak orang.

2. Chocolate and Soldiers (1938)

Via Istimewa

Jepang juga punya film propaganda. Hanya saja, film propaganda yang satu ini lebih berfokus kepada sisi humanis para tentara perang.

Chocolate and Soldiers berkisah tentang seorang pria yang dikirimkan ke front terdepan medan perang. DIa selalu berhubungan dengan keluarganya melalui surat dan menyisipkan beberapa bungkus cokelat untuk sang anak. Anak lelakinya mengumpulkan bungkus cokelat karena dia bisa menukarkan bungkus-bungkus itu buat cokelat gratis.

Sayangnya, sang ayah enggak pernah kembali. Bahkan, dia memang sengaja mengorbankan dirinya demi kemenangan perang. Pada akhirnya, sang anak menerima surat kematian sekaligus bungkus cokelat terakhir, dan perusahaan cokelat itu memberikannya sebuah beasiswa.

Menjadi tentara dan membela negara adalah cara terbaik untuk menjadi seorang pria, begitulah kiranya yang ingin disampaikan oleh film ini. Pengorbanan nyawa adalah salah satu bentuk kehormatan buat diri dan buat keluarga yang ditinggalkan.

3. An Airman’s Letter to His Mother (1941)

Via Istimewa

Sulit buat enggak menangis saat menonton film propaganda ini. An Airman’s Letter to His Mother punya kisah kilas balik tentang seorang ibu yang menerima surat dari sang anak. Ingatan sang ibu melayang pada masa ketika anaknya masih kecil, tumbuh, menjadi remaja, kemudian beranjak dewasa dan mengabdi untuk negara.

Dikisahkan bahwa sebelum pergi, sang anak tahu kalau nyawanya mungkin enggak akan selamat. Namun, demi negara, dia tetap pergi buat berperang. Menggunakan konsep fiksi-dokumenter, film ini terasa nyata. Bener-bener propaganda yang indah dan bikin meleleh hati siapa pun.

Film ini sarat akan propaganda Inggris sebagai negara tangguh, negara yang dengan pengorbanan semua rakyatnya, layak untuk menjadi pemenang.

4. Avatar (2009)

Via Istimewa

Propaganda enggak selalu harus membela pemerintah atau orang yang lagi berkuasa. Avatar, misalnya, merupakan film propaganda yang bertujuan untuk mengingatkan para penonton mengenai keserakahan Amerika Serikat.

Avatar berkisah tentang sekelompok pasukan militer yang menyerang kaum Navi, makhluk dari planet lain dengan badan yang amat tinggi dan kulit biru, untuk menguasai sumber daya alam mereka. Perlawanan para penduduk asli planet yang ditampilkan secara implisit menunjukkan konsep anti-imperialisme.

Memang tidak ada pernyataan resmi dari sang sutradara, James Cameron, atau pihak terkait lainnya, yang menekankan bahwa film ini adalah propaganda. Namun, di Amerika Serikat, film ini dikritik oleh kaum konservatif karena dianggap menggambarkan negeri Paman Sam sebagai "penjajah".

Salah satunya adalah Armond White dari New York Press yang mengatakan film ini menampilkan karakter Amerika sebagai villain yang bisa menginterpretasikan Amerika Serikat sebagai penjahat.

Terlepas dari muatan politik yang ada, harus diakui Avatar merupakan film yang epik dan sangat maju pada masanya. Enggak heran jika film ini dapat nominasi Oscar dan jadi film terlaris sepanjang masa.

5. Persepolis (2007)

Via Istimewa

Ada lagi, nih, film propaganda yang “menentang” pemerintah. Disutradarai sama Marjane Satrapi, film ini mengambil ide dari kisah nyata Revolusi Iran. Kaum fundamentalis berkuasa, mengekang para rakyat. Bahkan, para cewek dipaksa buat memakai jilbab panjang dan orang-orang yang berbeda pendapat dipenjarakan.

Uniknya, film ini menggunakan konsep animasi hitam putih, membuatnya jadi lebih komikal dan juga sendu. Tokoh utama dari film ini adalah Marjane Satrapi sendiri, yang memang sangat menentang keras para kaum fundamentalis Iran. Keunikan dan kepadatan cerita bikin film ini meraih banyak penghargaan.

6. Red Dawn (2012)

Via Istimewa

Amerika Serikat memang jagonya bikin film propaganda. Kebanyakan film perang dan aksi Amerika Serikat selalu sarat akan patriotisme dan memunculkan Amerika Serikat sebagai negara terbaik. Didukung sama Hollywood – pusat perfilman terbesar di dunia – sistem propaganda ini berlangsung masif dan rapi.

Red Dawn adalah salah satu film Amerika Serikat yang mengandung unsur propaganda. Filmnya berkisah tentang penyerangan Korea Utara terhadap Washington, membuat para anak muda harus mengikuti serangkaian instruksi militer demi membela diri dan tentu saja negara. Menariknya, film ini dibintangi oleh Chris Hemsworth, pemeran Thor di Marvel Cinematic Universe (MCU).

Udah menjadi rahasia umum kalau Amerika Serikat memang enggak akur sama Korea Utara karena ideologi yang sangat berseberangan. Dan film fiktif ini membuat permusuhan itu jadi terlihat semakin kental. Amerika Serikat menjadi pahlawan yang enggak terbantahkan dan Korea Utara tentu menjadi iblis dari segala iblis.

7. Pengkhianatan G 30 S PKI (1984)

Via Istimewa

Sesuai judulnya, Pengkhianatan G 30 S PKI merupakan film propaganda yang diambil dari kisah nyata kejadian 30 September 1965.

Dalam film ini, PKI (Partai Komunis Indonesia) digambarkan sebagai penjahat yang begitu keji dan tanpa ampun. Jelas bukan tontonan yang cocok buat anak di bawah umur. Bahkan, Kemendikbud pun mengeluarkan imbauan supaya film ini enggak ditonton sama anak-anak di bawah umur.

Soal kualitas, enggak perlu diragukan lagi. Semua elemen seolah diperhatikan secara mendalam, termasuk gaya berpakaian sampai dengan tata letak barang di rumah.

Meski begitu, ada banyak kontroversi mengenai film ini, apalagi kalau bukan tuduhan bahwa beberapa hal di dalamnya enggak sesuai dengan fakta sejarah. Apalagi saat ini fakta sejarah peristiwa G30S PKI dan peristiwa lain yang mengikutinya masih sangat dipertanyakan keabsahannya.

***

Meskipun kita tahu bahwa film-film di atas merupakan film propaganda untuk memihak pihak tertentu, harus diakui bahwa sulit untuk enggak terjerat sama pesona dan ide yang disampaikan oleh film-film ini. Yap, itulah tujuan dari film propaganda. Jadi, kalau kalian mau menyalurkan ide tertentu kepada masyarakat luas, ubahlah ide itu menjadi film yang bagus dan berkualitas.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.