Film Superjelek yang Wajib Lo Tonton Sekali Seumur Hidup (Bagian 2)

Menonton film adalah sebuah bentuk hiburan yang terkadang enggak bisa dijelaskan pakai logika. Soalnya, ada beberapa film yang benar-benar jelek, tapi disukai oleh penikmat film. Bahkan, film-film yang dikategorikan sebagai B atau Z-Movies ini punya "pengikut" fanatik, layaknya sebuah aliran sesat yang punya banyak pengikut. Makanya, film-film seperti ini punya sebutan sebagai film cult.

Nah, Viki sebelumnya udah bahas soal film-film superjelek yang saking jeleknya justru disukai penontonnya dan wajib lo tonton sekali seumur hidup. Ternyata, masih ada beberapa film superjelek lainnya yang pantas masuk ke dalam daftar ini. Sama kayak sebelumnya, di daftar ini juga ada film Indonesia. Simak baik-baik, ya!

 

1. Birdemic (2010)

Via Istimewa

Film superjelek sebenarnya punya tingkatannya tersendiri. Ada film yang jeleknya biasa, ada yang udah enggak biasa sampai rasanya mau muntah pas nontonnya. Nah, film jelek bisa dibilang masuk ke dalam level "ulti" kalau yang menontonnya berpikir, "Kok, bisa ya film jelek kayak begini, dirilis dan ditayangin di bioskop?".

Birdemic adalah salah satu contoh film jelek yang masuk kategori "ulti". Film yang berkisah tentang serangan burung jahat yang mampu membunuh manusia ini sebenarnya dibuat di era milenium. Akan tetapi, pas lo (kalau berani) menontonnya, rasanya seperti nonton film klasik era 1950-an. Kenapa bisa begitu? Bukti kegemilangan Birdemic bisa lo lihat dalam cuplikan di bawah ini.

Aspek "terepik" dalam film mahakarya sutradara James Nguyen ini adalah burung-burung jahat yang hobi membunuh orang. Beda sama film The Birds (1963) karya Alfred Hitchcock yang benar-benar menggunakan burung asli, burung-burung di Birdemic justru memakai efek CGI. Sayangnya, jangan berharap burung pembunuh ini terlihat ngeri kayak pteranodon. Saking "epik" efek CGI yang digunakan, burung-burung di Birdemic malah terlihat seperti burung yang ada di game Flappy Bird.

Keepikan Birdemic enggak selesai cuma di burung-burungnya saja. Akting para pemerannya juga sama "epik" dan terasa serasi dengan efek visualnya. Akting saat mereka mencoba membunuh burung-burung jahat tersebut terasa sangat "natural". Saking naturalnya, ekspresi yang ditunjukkan juga terasa hampa karena memang mereka sebenarnya sedang berimajinasi di dalam pikirannya.

 

2. Sharknado (2008)

Via Istimewa

Sebenarnya agak jahat kalau waralaba Sharknado masuk ke daftar ini. Soalnya, Sharknado memang enggak sejelek itu. Bohong, sih. Sebenarnya, dari segi kualitas, film ini memang jelek. Akan tetapi, hal-hal absurd dan enggak logis yang ada di film ini entah kenapa mampu menghilangkan kesan-kesan negatif yang muncul saat lo menontonnya.

Seperti yang udah Viki bahas sebelumnya, film cult disukai karena keganjilan dan temanya yang menyimpang. Begitupun Sharknado. Dari judulnya aja, mungkin lo udah bisa nebak kalau Sharknado adalah kombinasi dari "Shark (hiu)" dan "Tornado". Yap, kisahnya beneran mewakili judulnya. Sharknado berkisah tentang fenomena tornado yang isinya bukan cuma air atau angin, tapi juga ikan hiu.

Kalau lo berpikir pakai logika, film ini benar-benar menyimpang dan sama sekali enggak bisa ditebak. Enggak cuma soal tornado hiu, film ini juga penuh dengan hal-hal absurd lainnya yang berkaitan tentang hiu. Misalnya aja, ada adegan saat hiu bisa masuk ke dalam pesawat. Ada juga adegan lain saat karakter utamanya masuk ke perut ikan hiu lalu merobeknya dari dalam dengan gergaji mesin.

 

3. Troll 2 (1990)

Via Istimewa

Sebagai penggemar film, lo pastinya tahu soal "kutukan sekuel". Nyatanya, kutukan ini bisa dibilang benar, bisa dibilang enggak. Soalnya, semua tergantung dari si filmmaker yang menggarap sekuelnya. Kalau niat dan enggak percaya sama kutukan ini, bisa dipastiin sekuelnya bakal lebih bagus dari sebelumnya. Sebaliknya, sekuel pun bisa jadi jauh lebih buruk kalau yang ngegarap enggak niat, dan bahkan sama sekali enggak pede saat membuatnya.

Kasus seperti ini bisa dilihat dalam film Troll 2. Film ini awalnya diposisikan sebagai sekuel dari film Troll (1986) yang ngehit di masanya. Lucunya, distributor film ini bingung karena film yang akan dirilisnya benar-benar buruk, sehingga bikin mereka benar-benar enggak pede. Pada akhirnya, Troll 2 pun jadi enggak diakui "keberadaannya" sebagai sebuah sekuel.

Dari segi produksi, film ini enggak punya biaya produksi yang besar. Hasilnya, semuanya pun jadi buruk, mulai dari efek visual, kualitas pemerannya, dan sebagainya. Bahkan, di saat para aktor berbicara bahasa Inggris, kru produksinya berbicara bahasa Italia. Kebayang, 'kan, bagaimana kacaunya film ini?

 

4. Showgirls (1995)

Via Istimewa

Awal 1990-an, film Basic Instinct (1992) arahan Paul Verhoeven mengguncang dunia perfilman dengan tema gelapnya yang dikombinasikan dengan unsur seksual yang cukup frontal. Filmnya sendiri cukup sukses hingga membuat Verhoeven kembali mencoba metode yang sama dengan Showgirls.

Berbekal US$45 juta, bukannya sukses di pasaran, Showgirls malah terjun bebas. Selain gagal di box office, film ini juga dikritik habis-habisan oleh penonton serta kritikus. Film ini dianggap terlalu menonjolkan adegan seksualnya dan mengeksploitasi cewek secara gamblang. Selain itu, Verhoeven juga dianggap nekat memilih Elizabeth Berkley yang dianggap masih hijau dalam dunia layar lebar. Hasilnya, film ini pun mendapat tujuh piala dan 13 nominasi Razzie Awards.

Meski begitu, masih banyak yang saat ini menonton film ini dalam acara penayangan terbatas. Showgirls pun masuk ke dalam kategori cult. Saking jeleknya film ini, penggemar film pun terus membicarakan serta enggak bisa melupakan adegan-adegan seksual yang digambarkan dengan vulgar. Kalau lo penasaran, jangan sampai kepo pas lo lagi kerja, ya!

 

5. Lady Terminator (1988)

Via Istimewa

Indonesia mesti berbangga sama film-film karya anak bangsa. Bukan cuma yang bagus atau yang bisa masuk ke festival film internasional. Film-film cult-nya juga ada banyak, loh, yang diperhatikan oleh moviegoers di luar sana.

Yap, jauh sebelum Azrax (2010) beraksi di layar lebar, di era 1980—1990 dunia perfilman Indonesia udah dikenal dengan film-film cult klasiknya. Di antara banyak contoh film cult klasik Indonesia, yang paling fenomenal adalah Lady Terminator.

Film yang judul aslinya Pembalasan Ratu Laut Selatan ini tipikal dengan film-film sejamannya, yaitu kental dengan elemen erotis dan kekerasan, yang membuatnya menjadi fenomenal. Selain karena elemen erotisnya, film ini juga dianggap 11-12 dengan film Terminator (1984). Selain itu, sutradara Tjut Djalil alias Jalil Jackson merekrut beberapa aktor/aktris asal Amerika Serikat untuk bermain sebagai pemeran utama.

Enggak hanya itu yang bikin Lady Terminator masuk kategori film cult. Sisi "unik" film ini, yang mencakup efek visual, suara, akting, dan jalan cerita secara keseluruhan bikin film ini jadi komikal dan punya penggemarnya sendiri. Hasilnya, meski dicekal di Indonesia, film ini digemari sebagai film cult di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Perancis, Italia, Jepang, dan Thailand.

***

Nah, kalau lo punya kopian atau dokumen filmnya, seenggaknya lo harus sekali nonton film ini seumur hidup lo. Soalnya, film ini bakal membuka perspektif baru akan sebuah film yang digemari karena sisi lainnya. Menurut lo sendiri, mana dari lima film di atas yang benar-benar bikin lo penasaran?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.