Ngobrolin Serunya Hongkong Kasarung Bareng Pamela Bowie & Mang Saswi

Rilisnya Hongkong Kasarung di bioskop Tanah Air menambah daftar film komedi yang patut ditonton tahun ini. Apalagi, sejak awal 2018, film Indonesia yang udah kebanyakan mengangkat kisah drama dan romansa. Hadirnya Hongkong Kasarung seakan-akan jadi “angin segar” buat para pencinta film aksi dan komedi di Indonesia.

Ditambah, keterlibatan para sineas yang apik memerankan karakter masing-masing, bikin film ini makin berwarna. Bahkan, proses syutingnya pun jadi kenangan tersendiri bagi para pemeran. Begitu pula Pamela Bowie sebagai Aline dan Sas Widjanarko alias Mang Saswi sebagai Saswi.

Nah, seperti apa, sih, keseruan dan pengalaman yang mereka dapatkan selama syuting? Yuk, simak!

 

Ceritain, dong, bagaimana awalnya lo berdua bisa bergabung dalam proyek film Hongkong Kasarung?

Pamela Bowie (P):  Awalnya, gua dikontak oleh pihak casting. Lalu, meeting bareng produser, sutradara, dan beberapa talent lain. Akhirnya, gua tertarik dan sepakat. Proses reading pun dimulai.

Sas Widjanarko (S): Waktu itu, Sule iseng nanya ke gua. Lalu, Sule ketemu Eric Satyo yang jadi sutradara dan produser. Sule ngomong, “Nanti liburan setelah Lebaran, kita ke Hong Kong, yuk!” Karena gua kira bercanda, gua iyain aja. Akhirnya, gua percaya pas Mas Eric nawarin langsung.

 

Kayak apa, sih, karakter yang lo berdua peranin dalam film Hongkong Kasarung?

P: Gua berperan sebagai Aline. Aline ini anak mafia Hong Kong yang sifatnya enggak mau memanfaatkan kekayaan orangtua. Jadi, Aline ini anaknya mandiri banget.

S: Kebetulan gua jadi pamannya Sule. Namanya Mang Saswi. Dia itu pekerja keras. Hobinya cari pekerjaan, tapi enggak dapet-dapet.

Baca juga (REVIEW) Hongkong Kasarung: Suguhan Laga dan Drama ala Sitkom.

Setiap peran tentunya ada tantangan. Nah, tantangan apa yang lo berdua dapat dalam film ini?

P: Tantangannya banyak. Pertama, gua mesti beradu akting dengan Kang Sule yang enggak seumuran. Jadi, kami harus bisa bangun chemistry. Kedua, penggunaan bahasa Kanton. Udah belajar di Jakarta, ternyata pas gua sampai Hong Kong, pelafalan gua harus diubah total karena terlalu baku.

S: Disebut tantangan, sih, enggak. Karakter gua sama-sama jadi pamannya Sule kayak di acara di stasiun TV swasta. Kalau tantangan selama syuting, kebetulan gua dapat banyak adegan di Hong Kong. Di sana cuacanya panas banget. Nah, pas syuting di Ciwidey, suhunya 10 derajat Celcius. Beda banget, ‘kan?

 

Selama syuting berlangsung, kejadian apa yang paling berkesan buat lo berdua?

P: Banyak. Mulai dari pengalaman dikejar-kejar polisi, sepanjang perjalanan syuting harus jalan kaki atau naik kendaraan umum, ngemper di pinggir jalan sambil ngobrol.

S: Ketika syuting di Hong Kong dan harus pindah-pindah lokasi. Kalau di Indonesia, kita bisa naik mobil. Di Hong Kong, kami harus jalan kaki atau naik trem. Walaupun capek, kami nikmatin aja karena suasananya kayak jalan-jalan.

Via Instagram

Kira-kira, adegan mana yang jadi favorit dalam film ini?

P: Adegan pas pertama kali ketemu Kang Sule.

S: Ketika gua ngasih tahu ke Sule, “Bahwa seorang laki-laki itu pantang menangis hanya karena cinta.” Sebenarnya, itu ironi dan getir. Soalnya, gua juga pernah ngalamin.

 

Kasarung, ‘kan, artinya "nyasar". Nah, pernah punya pengalaman kasarung, enggak?

P: Pernah. Pas gua ngebolang ke Jepang bareng keluarga. Sampai bandara, gua udah capek banget dan harus buru-buru ke penginapan. Berangkat dari bandara naik kereta sambil gotong-gotong koper, gua sempat nyasar. Padahal, kalau dilihat di GPS, perjalanan cuma satu jam. Karena gua nyasar, sampai penginapan udah pukul 11, harusnya pukul 8. Seru, sih!

S: Waktu ke Gunung Ciremai pas SMP. Kalau di luar negeri, gua pernah nyasar di Singapura gara-gara mau ke hotel tapi enggak tahu jalan. Padahal, hotelnya ada di seberang. Karena enggak tahu harus nyebrang lewat underpass, gua jadinya jalan jauh banget. Nyasarnya muter-muter.

Nah, buat film selanjutnya, lo berdua punya keinginan mau ngebawain karakter seperti apa?

P: Soal karakter, gua enggak milih-milih. Karakter apa aja gua mau.

S: Gua pengen main di film-film mafia dan jadi salah satu karakter yang ada di The Godfather. Apa aja!

 

Pengen punya lawan main seperti apa?

P: Belum kepikiran, sih.

S: Gua pengen main film sama Robert de Niro. Asyik kayaknya! Dia salah satu idola gua.

 

Tempat apa yang lo berdua pengen banget datengin buat syuting film?

P: Kalau dalam negeri, gua mau banget ke Papua. Kalau di luar negeri, gua pengen syuting di Amsterdam gara-gara film The Fault in Our Stars (2014).

S: Kalau di luar negeri, gua pengennya di Eropa. Soalnya, interior zaman kunonya masih terpelihara. Kayak di Venice, Italia, yang suasananya romantis. Kalau di Indonesia, gua mau di Ambon dan Aceh karena pantai di sana bagus.

Kalau dapat peran jadi superhero, lo bakal milih jadi superhero apa?

P: Wonder Woman! Kostumnya keren.

S: Pengennya jadi Iron Man. Udah kaya, pintar, punya baju besi, jadi superhero pula. Sempurna, deh!

 

Terakhir, menurut lo berdua, kenapa orang-orang harus banget nonton Hongkong Kasarung?

P: Film ini enggak ngelawak, tapi lucu. Kalau lo mau lihat pertama kali Kang Sule akting, film inilah tempatnya. Lalu, ada banyak pesan moral yang bisa lo ambil, terutama soal perjuangan teman-teman Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sana.

S: Film komedi ini sarat dengan makna. Sangat unik, menarik, dan menghibur. Ada komedi, drama, dan aksi. Wajib lo tonton karena bagus banget!

***

Keseruan film Hongkong Kasarung tampaknya udah benar-benar heboh sejak proses syutingnya. Lo bisa lihat dari Pamela Bowie dan Mang Saswi yang menceritakan perjalanan film ini dengan penuh semangat. Nah, kalau penasaran dengan keseruan filmnya, lo udah bisa nonton filmnya di bioskop seluruh Indonesia!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.