10 Formula Konsep Poster Film Sesuai Genrenya

– Terdapat judul dengan konsep poster film yang sama.
– Hollywood maupun film Indonesia menggunakan konsep yang mirip pada tiap genrenya.

Saat kita pergi ke bioskop dan bingung mau nonton apa, salah satu yang membuat kita tertarik untuk nonton film adalah dengan melihat posternya. Jauh sebelum ada cuplikan film, poster adalah mata panah buat rumah produksi menggaet penonton. Poster yang ciamik akan jauh lebih efektif mendatangkan penonton.

Namun, sadarkah kamu jika poster film seperti punya formula sendiri tiap genre filmnya? Rata-rata, kita akan melihat formula poster yang sama dari banyak film berbeda di satu genre. Jadi, sebetulnya kita bisa mengetahui genre film dari konsep poster yang mereka bikin. Seperti apa formula tersebut? Ini dia penjelasannya.

1. Film Komedi: Wajah Konyol Pemeran yang Menatap ke Depan

Suka film komedi? Berapa banyak film komedi yang sudah kamu tonton selama ini? Kalau kamu perhatikan, film-film komedi ini posternya identik sama wajah para pemeran dengan wajah konyolnya.

Biasanya pula, bukan satu atau dua pemain, tapi bisa lima atau seluruh pemain masuk dalam poster. Lihat saja poster seri The Hangover, seri Bill and Ted, Dumb and Dumber (1994), atau yang terbaru Dolittle (2020).

Sementara, pada film Indonesia, formula itu juga masih dipakai. Coba tengok poster film-film karya Raditya Dika, seri film Warkop Reborn, seri My Stupid Boss, atau Cek Toko Sebelah (2016). Semua memasang wajah pemeran dengan ekspresi menggemaskan.

2. Film Superhero: Wajah Sang Pahlawan atau Villain Jadi Pusat

Film superhero memang punya banyak penggemar, daya magis mereka memang jadi salah satu hal yang membuat banyak orang terpikat. Apalagi dengan garapan CGI yang ciamik bikin penonton beneran enggak bisa lepas.

Namun, film superhero ini kadang punya konsep poster yang sama. Mereka menunjukan sang pahlawan super dan musuhnya sebagai inti poster, ada yang menghadap ke depan, ada yang menghadap ke samping.

Coba tengok poster film-film Marvel seperti seri Avengers, Ant-Man, Captain America, Spider-Man, atau Guardians of the Galaxy. Meski berbeda dengan film-film DC Comics, tapi keduanya memiliki formula yang sama. Di Indonesia, kita bisa lihat poster film Gundala (2019). Memang, enggak jadi pakem poster film superhero, tapi sepertinya formula ini bisa jadi pilihan kreator film.

3. Film Aksi: Identik dengan Senjata

Mata enggak bakal bisa mengantuk kalau sudah nonton film aksi. Bawaannya deg-degan, tapi penasaran sama kelanjutan cerita. Film aksi memang selalu punya cara buat kita terpaku.

Biasanya film aksi itu identik sama senjata. Jadi, enggak heran kalau kebanyakan film aksi itu menampilkan si aktor utama dengan senjatanya. Entah pistol, belati, atau katana. Coba tengok seri film G.I Joe, The Expendables, atau Bad Boys. Di indonesia, film aksi seperti The Raid, The Night Comes for Us, atau Foxtrot Six juga pakai formula yang sama.

4. Film Biopik: Menonjolkan Wajah sang Figur

Nah, yang satu ini mungkin sudah jadi formula mutlak film biopik yang menonjolkan si karakter utama. Ada dua hal yang seakan mau sineas tunjukan ke pemirsa. Pertama, soal tokoh yang diangkat, baik itu pahlawan, musisi, atau politikus. Kedua, soal siapa yang memainkan tokoh tersebut.

Tentu, sineas mau kasih tahu ke calon penonton bahwa aktor pilihan merekalah yang memainkan peran si tokoh. Jadi, kalau kita lihat poster film Lincoln (2012), Bohemian Rhapsody (2018), Social Network (2010), atau Rocketman (2019), semua menonjolkan si karakter utama tanpa kasih sisa ruang kosong buat karakter lain. Sementara untuk film Indonesia, kita bisa lihat film Gie (2005), Chrisye (2017), atau A Man Called Ahok (2018) juga menampilkan hal yang sama.

5. Film Omnibus: Semua Karakter ada di Poster

Lain hal pada poster film omnibus yang kerap menampilkan semua karakternya. Soalnya, dalam film omnibus kadang banyak aktor yang jadi benang cerita.

Coba tengok film Love Actually (2003), New York, I Love You (2008), atau Valentine’s Day (2010). Di Indonesia, kita bisa lihat poster film Cinta Setaman (2008), Love (2008), Hoax (2012), dan Rectoverso (2013), juga pakai formula yang sama. Uniknya beberapa film omnibus juga sering pakai format kolase foto-foto pemerannya di poster.

6. Film Romantis: Pasangan yang Berdekatan/Berpelukan

Kisah cinta dalam film romantis memang punya tempat. Makanya, enggak akan ada habisnya film romantis diproduksi. Kisah menyentuh yang bikin baper jadi alasan genre ini mudah dinikmati. Selain punya formula klise yang terus-terusan ada, genre ini juga punya konsep poster yang sama.

Biasanya, film romantis nunjukin pasangan yang saling berdekatan atau berpelukan. Coba, deh, lihat poster film Titanic (1997), The Notebook (2004), Dear John (2010), The Vow (2012), atau Me Before You (2016). Nah, hal yang sama juga ditonjolin di beberapa film Indonesia genre romantis, macam Habibie & Ainun (2012), Dilan 1991 (2019), Twivortiare (2019), atau yang terbaru Mariposa (2020).

7. Film Fiksi Ilmiah: Kejadian atau Peristiwa

Genre film fiksi ilmiah memang cakupannya cukup luas, ada beberapa tipe film fiksi ilmiah. Ada yang ngomongin kerusakan Bumi di masa depan, kemajuan teknologi, sampai luar angkasa. Dalam film fiksi ilmiah juga menampilkan dampak ilmu pengetahuan.

Menariknya, beberapa film fiksi ilmiah dalam posternya coba tunjukin latar kejadian film tersebut. Film Gravity (2013), Interstellar (2014), Inception (2010), seri Planet of the Apes, atau seri The Maze Runner yang semuanya menampilkan latar kejadian film tersebut. Di Indonesia, kita bisa lihat poster film Tengkorak (2018).

8. Film Horor: Warna Gelap

Satu-satunya yang menjual dari film horor adalah kengerian yang siap mereka sajikan. Hantu yang seram, deretan jumpscare, sampai cerita kelam yang jadi benang merah film tersebut. Maka, enggak salah jika di hampir setiap film horor, mereka menggunakan warna-warna gelap yang menunjukan sisi keangkeran cerita.

Dominasi warna dasar hitam, abu-abu, atau merah biasanya jadi pilihan utama. Coba cek posternya seri film Insidious, Annabelle (2014), atau It (2017). Di Indonesia, formula ini juga dipakai dalam film Sebelum Iblis Menjemput (2018), Suzzanna: Bernafas dalam Kubur (2019), atau Perempuan Tanah Jahanam (2019).

9. Film Animasi: Warna-warni dan Wajah Ekspresif Karakter

Semua orang suka film animasi. Selain punya imajinasi yang enggak terbatas, film-film animasi memiliki cerita yang menghibur dan memanjakan mata. Karakter dan cerita yang dibuat bikin kita refreshing.

Film-film animasi punya poster film yang tampilkan para karakter dengan ekspresif. Coba lihat poster seri Despicable Me, Ice Age (2002), The Croods (2013), Moana (2016), dan Onward (2020).

Film animasi lokal juga nampilin hal serupa. Film Petualangan Singa Pemberani (2012), Si Juki the Movie (2017), atau Riki Rhino (2020) juga tampilkan para karakternya dengan wajah ekspresif. Semua demi menarik perhatian para penonton, termasuk anak-anak.

10. Film Keluarga: Semua Anggota

Genre drama keluarga memang punya banyak penikmat. Kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari membuat penonton mudah hanyut dalam cerita.

Kalau dilihat-lihat, poster film drama keluarga kerap tampilkan seluruh anggota keluarga. Seakan mau mengenalkan lebih dini kepada penonton bahwa mereka-mereka ini yang akan menghadirkan konflik dalam film.

Formula ini ditampilkan dalam film-film drama keluarga, seperti Little Miss Sunshine (2006) Little Women (2019), atau Playing with Fire (2019). Di Indonesia, ada film Sabtu Bersama Bapak (2016) atau Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2020), yang juga tak segan tampilkan seluruh anggota keluarga yang terlibat.

***

Formula poster film di atas memang enggak saklek, tapi memang kita bisa menjumpai kesamaan pada film bergenre sama. Di antara 10 formula poster film di atas, mana yang menurut kamu paling sering dipakai?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.