Bagaimana Meira Anastasia dan Acho Bikin Keseruan Film Imperfect?

Film Imperfect merupakan film adaptasi buku karya Meira Anastasia berjudul sama yang digarap oleh Ernest Prakasa. Karena film ini berdasarkan rasa insecure Meira yang dituangkan dalam bukunya, enggak heran, akan banyak adegan yang sering kita lihat atau alami soal rasa insecure di sekitar kita. Hal ini udah bisa kita lihat lewat trailernya.

Nah, semenjak teaser-nya rilis, penampilan Jessica Mila pun bikin heboh dunia maya. Apalagi, kabarnya, Ernest dan Meira bisa membuat Jessica menaikkan berat badannya hingga 10 kilogram. Penampilan Jessica Mila disulap, yang bisa kita lihat di posternya.

Namun, bukan hanya itu fakta yang terjadi di balik layar film yang tayang pada 19 Desember ini. KINCIR berkesempatan ngobrol bersama dengan Meira Anastasia (Co-Sutradara) dan Muhadkly Acho (Konsultan Komedi) tentang keseruan film Imperfect. Langsung aja, simak di bawah ini!


Alur Cerita yang Berbeda dengan Novel

Dok. Starvision

Memang, dilihat dari trailer dan sinopsis, di buku dan di film memiliki perbedaan. Di buku, tokoh utama diceritakan sudah menikah. Jadi, kisahnya hanya seputar dunia rumah tangga. Sementara di film, tokoh utama diceritakan masih lajang dan memiliki karier yang bagus.

Meira dan Ernest Prakasa mengambil tema besarnya hanya, yakni self-acceptance dan body positivity. Diambil alur karakter utama belum menikah agar lebih luas menjangkau penonton dan bisa lebih relate dengan keadaan saat ini.

“Nah, di era masa sekarang ini juga semakin banyak body shaming, bahkan di lingkungan anak-anak. Jadi aku merasa perlu membuat sebuah gerakan untuk menekan rasa insecure tentang body shaming,” ungkap Meira.


Meira dan Acho Juga Pernah Merasakan Insecure

Dok. KINCIR

Memang, buku yang diadaptasi dalam film Imperfect berdasarkan pengalaman nyata yang dialami Meira dalam menjalani kehidupan sebagai istrinya Ernest Prakasa, komedian dan sutradara andal Tanah Air. Udah pasti, isinya jadi premis utama, meski punya alur yang berbeda.

Meira mengungkapkan bahwa karya ini muncul karena rasa tidak percaya diri. Bukunya yang mendapat respons positif dari pembaca lah yang akhirnya bikin Meira dan Ernest mengadaptasinya ke layar lebar bekerja sama dengan Starvision.

“Sebenarnya insecure yang saya rasakan bukan hanya tentang fisik, tapi lebih kepada pencapaian diri. Saat itu, ‘kan, saya masih jadi ibu rumah tangga dengan dua anak, terus bingung mau melakukan apa lagi kalau hidup begini aja. Dari insecure itu, saya malah punya ide untuk membuat buku. Sejalan dengan pembuatan buku, saya merasa insecurity tersebut sudah semakin luntur karena jadi lebih fokus ke karya yang saya punya,” papar Meira dengan senyum.

Dok. KINCIR

Sementara, Muhadkly Acho atau yang biasa dipanggil Acho juga pernah merasa insecure secara fisik. Dia pernah merasa enggak percaya diri sewaktu SD.

“Dulu, ‘kan, waktu SD badan saya kecil, jadi setiap upacara, tuh, kebagian di paling depan. Sedangkan waktu kecil, ‘kan, ada kecenderungan lelaki inginnya kelihatan gede biar keren,” cerita Acho sambil tertawa.

Namun, seiring berjalannya waktu, Acho enggak lagi merasa insecure soal fisik. Kini, prioritasnya berubah. Dia mengaku enggak percaya diri kalau melihat saldo rekening yang berada di batas enggak aman. Baginya, setiap orang punya rasa insecure yang berbeda-beda, berhak memiliki insecure masing-masing, dan kadarnya enggak sama satu sama lain.

Jessica Mila dan Shareefa Danish “Bikin Jatuh Hati”

Dipilihnya Jessica Mila dan Shareefa Danish menjadi duo karakter di film Imperfect bukan tanpa sengaja. Selain karena casting, keduanya ternyata udah bikin jatuh hati sang filmmaker. Shareefa dipilih karena dirinya pernah merasa enggak percaya diri mengenai wajahnya yang kerap dibilang aneh.

“Danish sempat membahas tentang insecure yang dia miliki di akun Instagramnya. Isinya tentang bentuk wajahnya yang enggak seperti perempuan pada umumnya, sehingga banyak yang bilang aneh. Padahal menurut kami dia cantik banget. Muka model banget, tapi dia tetap aja pernah merasa insecure,” ujar penulis skenario kelahiran 1983 tersebut.

Dok. KINCIR

Sementara, pertemuan dengan Jessica Mila merupakan hal yang istimewa. Baginya, mencari karakter Rara cukup tricky dan hati-hati untuk memilihnya. Nah, di Indonesia, juga bukan sebuah hal yang mudah untuk menemukan artis yang mau melewati proses perubahan tubuh seperti yang dialami Rara.

“Saat dipertemuan pertama, Mila udah terasa banget excitement sama proyek ini. Dia kelihatan banget udah baca dan memahami skripnya. Jadi pas diajak ngobrol, enak nyambungnya. Saya, sih, ngerasanya film ini akan beda kalau bukan Mila yang main. Secara dedikasinya untuk film ini patut diacungin jempol,” kata Meira dengan bangga.


Komedi Dibangun Hati-hati

Membuat film drama komedi bukan hal yang mudah. Enggak semua orang cocok dengan komedi yang ditampilkan atau mengerti sisi kelucuannya. Apalagi, film Imperfect ini menyangkut tentang body shaming dan rasa tidak percaya diri seseorang terhadap tubuhnya. Udah pasti, komedi yang hadir pun harus dibangun hati-hati biar enggak menyinggung.

Acho pun mengungkapkan bahwa dari awal memulai proyek film ini sempat ada kekhawatiran, karena sejak sosial media menjadi barang primer di zaman sekarang, kita bisa langsung mengetahui feedback dari orang-orang.

Dok. KINCIR

“Tema yang diangkat film ini, ‘kan, memang tema sehari-hari, tapi sangat beresiko menyinggung di beberapa bagian. Makanya, saat kita mesti gabung dengan ‘film komedi tebal’ yang merupakan ciri khas Ernest Prakasa, kami berusaha memasukan komedi yang ‘enggak memakan korban’. Kenapa kami pakai istilah korban, karena komedi butuh korban, dan korban itu enggak selalu di-bully, ya. Dalam komedi ada satu pihak superior dan pihak lain yang inferior, di antara itulah kami bermain komedi,” papar komika Indonesia ini.

Dalam film Imperfect banyak ruang yang bagus untuk jadi lahan komedi. Acho, Meira, dan Ernest mesti pilih bagian mana yang ‘aman’, seperti jokes tentang body shaming. Mereka enggak membicarakan body shaming di film, tapi lebih memaparkan realita yang terjadi di sekitar bahwa body shaming itu ada.

Jadi, komedi di film ini lebih berat karena memiliki rambu-rambu yang mesti diperhatikan. Kalau ada joke-joke yang mengena di hati dan bikin baper, itu kerjaan Acho,” ujar Meira sambil tertawa.

Komedi itu Teknikal

Acho memaparkan dengan singkat bahwa komedi dalam film Imperfect sebenarnya melewati beberapa tahap. Pertama, sudah dibikin bit-bit komedinya di tahap penulisan.

Kedua, pada saat proses reading, para pemain juga diajarkan bagaimana cara penyampaian yang baik. Meskipun sudah ada dialog dan dalam dialog juga sudah lucu, tapi jika pemainnya enggak bisa menyampaikan dengan baik, komedinya enggak bakal dapat. Nah, dari proses reading, filmmaker bisa tahu cocok atau tidaknya si pemain untuk mengucapkan dialog tersebut. Apabila enggak cocok, akan cari dialog lain yang lebih pas.

Dok. KINCIR

Jadi yang orang mungkin belum tahu bahwa komedi itu sangat teknikal. Berhubungan erat dengan teknis. Komedi enggak hanya segampang melucu aja. Harus pintar memilih diksi, memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkannya, sampai pemenggalan kata juga harus pas agar bisa bekerja dengan baik,” tambah Meira.

Transformasi Jessica Mila

Bagi Meira, perubahan ini cukup berat. Karena dari awal mengumumkan proyek film Imperfect dan ngasih tahu bahwa Jessica Mila sebagai karakter utama, banyak yang berkomentar. Soalnya, di mata netizen, sosok Mila enggak bisa menjadi representasi sebuah hal yang tidak sempurna, karena dia sempurna.

“Makanya hal ini mejadi salah satu hal yang sangat berat, jadi kami meminta Mila benar-benar menaikan bobotnya sebanyak 10 kilogram. Hal tersebut agar perubahan yang terjadi terasa lebih nyata,” ungkap penulis berdarah Sunda ini.

Acho menambahkan bahwa Jessica Mila saat menjadi karakter Rara memiliki banyak lapisaN. Dari yang gemuk banget, tiba-tiba ingin berusaha kurus, terus ada fase yang di mana dia setengah gendut dan setengah kurus. Sampai pada titik dia udah kurus banget dan orang-orang yang awalnya mencemooh dia sudah memandang dia berbeda.

“Banyaknya karakter yang berbeda dalam waktu yang berdekatan membuat usaha Jessica Mila untuk melakukan pendalaman karakter terlihat banget,” tutup Acho.

***

Kesulitan yang diungkapkan Meira dan Acho bakal jadi proses yang membuahkan hasil saat filmnya tayang. Keseruan yang diungkapkan mereka pun belum ada apa-apanya dibandingkan nonton film Imperfect yang tayang mulai 19 Desember 2019.

Melihat perjuangan mereka dan pelik di balik layar, apa ekspektasi kalian soal film Imperfect? Bagikan di kolom komentar dan tungguin bincang seru film ini bersama dengan Jessica Mila dan Shareefa Danish hanya di KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.