Ngobrolin Keseruan Film Bluebell Bareng Para Pemeran

Menjelang rilisnya film drama Bluebell, Ratson Pictures dan Triple A Films makin gencar mempromosikan karya terbaiknya. Bahkan, sejak cuplikannya pun, lo bisa lihat tampilan film yang punya pemandangan memikat mata. Enggak hanya dari soundtrack-nya yang adem, film ini juga menyajikan visualisasi yang bikin lo terkesima.

Film yang kemudian dibikinin novelnya oleh Elvira Natali ini menghadirkan para pemain pendatang baru yang keren. Bahkan, pas proses produksinya, mereka udah ngasih keseruan dan kenangan tersendiri yang bikin lo penasaran dengan filmnya. Pas banget, beberapa waktu lalu, Kincir kedatangan para pemain Bluebell buat ngobrol soal serunya pengalaman selama syuting.

Nah, seperti apa, sih, keseruan dan pengalaman yang mereka dapatkan selama syuting? Yuk, simak!

 

Ceritain, dong, bagaimana perasaan lo semua menjelang rilisnya film Bluebell?

Rafael Tan (T): Senang, deg-degan, terus tadi gua udah sempet screening, hasilnya memuaskan banget. Sambil berdoa, ya! Semoga yang nonton dapat energi positif dari film ini.

Qausar Harta Yudana (Q): Senang, akhirnya Indonesia punya karya yang baru lagi tentang tema percintaan. Deg-degan juga, sih!

Regina Rengganis (R): Setiap film gua bakal tayang, pasti gua deg-degan, Gua senang dan excited banget!

Eddy Bun (E): Deg-degan, senang, gembira! Semoga masyarakat Indonesia bisa mengambil hal-hal positif.

Gibran Marten (G): Gua senang bisa ikut serta dalam Bluebell. Gua harap penonton sama-sama excited-nya dengan kami.

 

Kayak apa, sih, peran yang lo semua mainkan dalam film Bluebell?

T: Gua meranin Dede, sahabatnya Mario dan Ongky. Tipikalnya, Dede ini lebih santai daripada yang lain.

Q: Gua sebagai Mario. Cowok dari Jakarta yang jatuh cinta pada Bluebell pada pendengaran pertama.

R: Gua berperan sebagai Blubell, seorang cewek yang tangguh dan mandiri. Seorang surfer di Bali dan penyanyi kafe yang punya cita-cita sekolah musik di luar negeri.

E: Peran gua sebagai waiters yang ngeselin. Gua juga jadi benang merah yang mempertemukan Mario dan Bluebell.

G: Gua sebagai Ongky, sahabatanya Dede dan Mario. Gua membantu masalah yang dialami Mario.

Lalu, apa, sih, tantangan yang lo semua hadapi dalam meranin karakter masing-masing atau pun selama proses syuting?

T: Kendalanya cuaca. Apalagi, di sana kegiatannya outdoor. Kalau tantangan peran, gua harus ngebangun chemistry seakan udah kenal lama dengan Mario dan Ongky.

Q: Gua belum pernah dapat karakter yang kayak begini dan belum pernah merasakan cerita yang serupa. Jadi, gua harus nanya-nanya ke orang yang udah pernah ngalamin hal yang serupa dengan Mario.

R: Gua harus belajar surfing selama dua hari. Gua dikasih waktu sekolah surfing selama dua minggu, tapi karena kendala cuaca, jadi disingkat cuma dua hari. Gua juga harus belajar main piano dan ukulele.

E: Ternyata, jadi waiters enggak segampang itu. Gua mesti observasi ke restoran-restoran mengenai cara waiters bekerja.

G: Ongky, ‘kan, karakaternya bengal. Nah, banyak teman gua yang sifatnya begitu. Gampanglah, enggak ada masalah.

 

Alasan apa yang bikin lo semua terjun ke proyek ini?

T: Mencari pengalaman baru. Dulu, gua main film komedi. Lalu, ada tawaran main di film drama ini. Selain itu, gua mau nambah relasi dan teman-teman.

Q: Satu, ceritanya bagus. Kedua, dari semua film yang gua mainin, baru ini film yang bertema cinta. Biasanya, main film aksi dan sejarah.

R:  Gua pengen keluar dari zona nyaman. Sebelumnya, film-film gua horor. Jadi, gua pengen mencoba tantangan baru.

E: Gua tipenya bisa main di segala genre. Puji Tuhan, gua bisa ikut berpartisipasi dalam Bluebell. Gua antusias banget bisa main film ini.

G: Awal lihat skripnya, kebetulan teman gua juga pernah mengalami hal yang sama dengan cerita Bluebell. Jadinya, gua pengen terlibat langsung dalam film ini.

Baca juga (REVIEW) Bluebell: Memikat Mata, Memanjakan Hati.

Menurut Muhammad Yusuf sang sutradara, kata bluebell, berasal dari ungkapan “save by the bell”. Ditambah, orang-orang yang jatuh cinta identik dengan warna biru. Nah, kalau menurut lo berlima, makna bluebell, tuh, seperti apa?

T: Sosok Bluebell itu kuat.

Q: Bluebell itu unik.

R: Bluebell itu punya cita-cita yang besar dan mandiri.

E: Bluebell itu sosok wanita yang berbeda. Hanya satu dari 10 cewek di dunia ini.

G: Bluebell itu mandiri banget. Luar biasanya, sosok cewek ini bisa apa aja. Seni, olahraga surfing, dan jarang ada di dunia nyata.

 

Sebenarnya, apa, sih, yang membedakan Bluebell dengan film-film drama romantis lainnya?

T: Nonton film ini enggak cuma pengen tahu kisahnya seperti apa. Ada juga dari visual dan soundtrack-nya yang menarik.

Q: Karakter skenarionya yang nonlinier bikin film ini beda dari yang lain. Ceritanya mengalir begitu aja, bisa dinikmati tanpa lo mikir keras.

R: Bukan hanya memanjakan mata dan telinga. Apalagi, ini debut sang sutradara di film romantis. Biasanya, dia bikin film horor. Jadinya, bakal banyak kejutan kecil.

E: Sebenarnya, film ini punya permasalahan yang besar, tapi dikemas dengan sederhana. Masyarakat bisa mengambil hal positif.

G: Kalau film-film yang lain, karakater utamanya digambarin putih alias baik banget. Nah, film ini semuanya nunjukin realita. Siapa pun bisa jadi pemeran utama meski dia punya banyak kesalahan di filmnya.

Ceritain, dong, adegan favorit lo dalam film Bluebell?

T: Adegan berantem yang seru.

Q: Semua adegan berkesan. Beda lawan main, beda kesan. Namun, dari semuanya, yang paling lucu adalah adegan di kolam renang bareng Om Roy Marten.

R: Semua adegan berkesan, baik di Bali maupun di Jepang.

E: Hal yang paling berkesan adalah pas ketemu para pemain.

G: Serunya, pas adegan kelahi. Seru aja! Walaupun disuruh ulang-ulang, tetap seru.

 

Soal peran dalam film, kira-kira kalau ada tawaran main film, lo berlima pengen main film seperti apa?

T: Gua pengen main film drama musikal, kayak La La Land, The Greatest Showman, dan Les Misérables yang bangun tidur aja udah nyanyi.

Q: Indonesia belum ada film superhero yang “wah”. Jadi, gua pengen main di film superhero Indonesia.

R: Film sejenis Battle Royale. Belum ada di Indonesia. Jadi, bakal keren, sih!

E: Gua suka horor. Jadi, gua pengen bikin dan main film semacam Jigsaw.

G: Gua pengen main di film kayak Marvel. Pengennya, tokoh yang diangkat adalah sosok Gatotkaca.

Bulan ini lagi demam Avengers: Infinity War. Bayangin kalau lo dapat peran sebagai Avengers. Lo mau jadi superhero apa?

T: Mau jadi Iron Man. Keren banget dia.

Q: Spider-Man. Seru dan beda dari karakter superhero yang lain. Dia melambangkan Marvel, deh! Penuh hiburan banget.

R: Black Panther. Dia bisa melambangkan dirinya seorang raja. Kebetulan, gua juga suka hewan panther.

E: Iron Man. Satu lagi, gua juga pengen jadi Captain America. Dia ganteng kayak gua dan punya kekuatan di tamengnya. Jadi, gua pengen menamengi teman-teman dari semua masalah.

G: Black Panther. Kalau Iron Man, ‘kan, pakai suit yang isinya senjata-senjata biar kuat. Nah, kalau Black Panther, suit-nya memang untuk melindungi diri. Soal jago berantem, memang dia udah jago bela diri.

 

Industri film Indonesia bisa dibilang lagi bangkit. Bagaimana harapan lo soal perfilman Indonesia?

T: Semoga para sineas Indonesia bisa mempertanggungjawabkan karya mereka. Film itu bukan sekadar dibuat, tapi ada juga nilai positif yang bisa diambil.

Q: Semoga perfilman Indonesia makin berkembang. Mungkin lebih banyak film-film yang berpikir. Satu lagi, semoga industri film di daerah-daerah kecil bisa bangkit.

R: Gua harap film Indonesia makin dinikmati masyarakat Indonesia. Enggak cuma tayang, terus lewat aja. Harus lebih diapresasi lagi.

E: Gua pengen film Indonesia makin inspiratif buat masyarakat. Soalnya, film Indonesia sering kali sekadar dibuat, enggak ada nilainya. Alangkah baiknya yang muda-muda bisa berkreasi dan berinovasi di dunia perfilman.

G: Semoga makin banyak film berlevel tinggi, kayak film-film “mikir” di Hollywood. Ditambah, penonton juga harus mendukung. Biasanya, sineas enggak mau bikin film “mikir” karena penontonnya enggak mau ke sana. Akhirnya, orang-orang bakal terkungkung dengan film horor dan drama. Akhirnya, ada anggapan film Indonesia segitu aja. Padahal, sineas muda banyak yang pengen melebarkan sayap mereka.

***

Nah, keseruan filmnya udah terlihat, ‘kan, dari obrolan para pemain? Lo bisa tahu dari cerita Rafael, Qausar, Regina, Eddy, dan Gibran yang menceritakan perjalanan film ini dengan penuh semangat. Kalau lo penasaran soal filmnya, pastikan lo datang ke bioskop mulai 5 April 2018, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.