Ngobrolin Film Rompis Bareng Para Pemeran Utama

MNC Pictures kembali bikin karya baru. Bersama sutradara Monty Tiwa, film Rompis udah hampir mendekati tanggal perilisannya. FYI, film Rompis awalnya adalah sebuah program sinetron di salah satu televisi swasta yang berjudul Roman Picisan The Series (2017).

Sejak diumumkan Roman Picisan The Series (2017) bakal diangkat ke layar lebar, film ini udah mengundang antusiasme penggemar. Ditambah, para pemeran utama enggak henti-hentinya ngasih keseruan di balik layar. Tentunya, penggemar jadi makin enggak sabar buat nonton film Rompis.

Rompis dibintangi oleh Umay Shahab, Arbani Yasiz, Cut Beby Tsabina, dan Adinda Azani. Penasaran dengan keseruannya? Yuk, simak obrolan tim Kincir.com bersama para pemain utama di film Rompis.

 

Halo, Umay, Beby, Dinda, dan Bani! Bagaimana, nih, perasaan lo semua menjelang rilisnya film Rompis?

Umay: Alhamdulillah. Deg-degan karena bentar lagi lihat muka kami di bioskop.

Beby: Seneng banget. Campur-campur perasaannya.

Dinda: Deg-degan banget, excited, dan penasaran.

Bani: Sama, idem.

 

Di film Rompis, karakter yang lo semua peranin kayak apa, sih?

Umay: Gua berperan sebagai Samuel. Orangnya ngehe dan kampret.

Beby: Gua sebagai Meira. Dia ini cewek unik yang beda dari biasanya. Punya gaya unik dan enggak banyak basa-basi.

Dinda: Gua berperan sebagai Wulandari. Dia cheerful, tukang ngambek, dan sayang sama keluarga. Dia kalau ketemu sama Rompis, tensinya langsung tinggi. Di baliknya, dia punya  perasaan sama Rompis.

Bani: Gua berperan sebagai Roman Picisan. Karakternya itu orangnya cuek. Dia itu sering bikin puisi dan orangnya puitis. Dia suka sama Wulandari dan sering ngasih Wulandari puisi.

 

 

Pas tahu Roman Picisan The Series bakal dijadiin film, bagaimana perasaan kalian?

Umay: Seneng banget karena jarang-jarang sinetron dibikin film oleh MNC dan Rompis salah satunya.

Beby: Gua, ‘kan, enggak ikut sinetronnya, tapi juga ikut seneng bisa berpartisipasi.

Dinda: Awalnya enggak percaya. Tadinya gua pikir cuma rumor.

Bani: Sebenernya, itu omongan dari pas the series. Dibilangnya kalau setelah the series-nya bakal dibikin movie-nya. Prosesnya lama, hampir setahun baru kesampean. Kayaknya, baru kali ini dan cuma MNC yang bikin, deh!

 

Ceritain, dong, perbedaan tantangan yang kalian dapet pas main di sinetron dan layar lebarnya?

Umay: Enggak ada karena sama aja. Tantangannya adalah meniadakan tantangan itu sendiri. Pressure sebenernya.

Beby: Gua, ‘kan, enggak ikut di the series. Lihat karakter Meira, unik banget. Gua enggak pernah tahu dan enggak bisa bayangin. Gua dibantuin oleh Pak Monty dan lain-lain. Awalnya memang susah, ditambah harus belajar bahasa Belanda.

Dinda: Dari gua, yang namanya sinetron itu kita harus ngasih 100%, di film 50% atau kurang. Balik lagi yang namanya natural, kalau kita balik di film itu 100%, penonton yang lihat bakal, “Ih apaan, sih, kok lebay banget, ya?” Ada kesulitan ada pas reading, tapi bisa diatasi.

Bani: Pasti ada. Kalau di film ini, kami harus main lebih natural lagi, lebih jujur. Pak Monty, tuh, tahu banget kalau ada yang enggak jujur. Kami harus paham banget dengan karakternya. Banyak ilmu yang dipelajarin dan beda banget antara sinetron dan filmnya.

 

 

Soal sutradara Monty Tiwa, bagaimana rasanya bekerja sama dengan sutradara film drama bertalenta?

Umay: Dia legend yang enggak me-legend-kan dirinya sendiri. Dia sutradara paling asyik dan paling pinter selama 13 tahun gua syuting.

Beby: Dia keren, tegas, tapi tetep asyik.

Dinda: Pak Monty jadi salah satu alasan kenapa gua mau di film Rompis. Itu udah mewakili segalanya. Tandanya gua sangat bersyukur. Gua sangat suka dengan film-film Pak Monty.

Bani: Bersyukur dan senang sekali. Banyak ilmu yang dikasih dari dia. Ditambah, dia all in banget di film ini. Apa aja dikerjain sama dia.

 

 

Sebutin, dong, pelajaran apa yang kalian dapet selama di-direct Monty Tiwa?

Umay: Dari gua, pelajaran paling penting dari dia adalah acting is not acting.

Beby: Berakting itu harus jujur. Gua baru tahu bahwa akting itu harus dari hati. Enggak bisa bohong.

Dinda: Pak Monty bilang pas reading, “Pokoknya, lo lakuin aja apa yang menurut lo benar karena akting itu enggak ada yang salah.” Pak Monty tahu apa yang kurang dan apa yang lebih.

Bani: Dia percaya pada kami. Dia juga ngasih kami ruang bermain.

 

Film Rompis termasuk drama romantis. Coba sebutin, dua film sejenis dari Indonesia dan Hollywood yang lo suka?

Umay: La La Land (2016) dan Me Before You (2016). Dari Indonesia, Ada Apa dengan Cinta? (2002) dan Ada Apa dengan Cinta? 2 (2016)

Beby: Titanic (1997) dan La La Land (2016). Film Indonesianya, Critical Eleven (2017) dan Ada Apa dengan Cinta? (2002).

Dinda: This Means War (2012), Walk the Line (2005), dan Her (2013). Kalau Indonesia, film Critical Eleven (2017) dan 30 Hari Mencari Cinta (2004).

Bani: Love, Rosie (2014) dan La La Land (2016). Indonesia, Tenggelamnya Kapal van der Wijck (2013) dan Habibie Ainun (2012).

 

 

Nah, kalau ditawarin main film biopik, kalian pengen memerankan tokoh siapa?

Umay: Charlie Chaplin. Gua suka dengan karakternya. Satu lagi, gua pengen jadi Robert Downey Jr.

Beby: Emma Watson. Gua pengen tahu bagaimana cerita hidupnya dan dari mana imajinasinya.

Dinda: Keanu Reeves karena dia sosok yang mengagumkan. Dia terkenal, tapi masih naik kendaraan umum dan ngasih honornya buat orang yang membutuhkan. Dermawan dan masa mudanya pun lumayan tragis.

Bani: Pengennya Habibie.

 

Menurut kalian, film drama romantis buat remaja yang layak tonton, tuh, seperti apa?

Umay, Beby, Dinda, Bani: Film romantis yang layak tonton itu yang kayak film Rompis.

 

 

Lebih suka gaya mereka yang pertama atau kedua? #filmrompis #rompisthemovie #filmromanpicisan #mncpictures #mncpmovie #filmindonesia @cinema.21 @cgv.id @cinemaxxtheater

A post shared by Film Rompis (Roman Picisan) (@film_rompis) on

 

Terakhir, kenapa orang-orang harus nonton film Rompis?

Umay: Karena bisa membangkitkan semangat berliterasi dan berpuisi lagi.

Beby: Karena lo semua enggak cuma dapetin cerita cinta, tapi juga persahabatan.

Dinda: Karena di film ini lo enggak cuma nonton. Lo juga dapat ilmu-ilmu dan inspirasi untuk bikin puisi. Berarti, kenapa enggak?

Bani: Film ini beda. Ada ciri khas sendiri, ada puisinya. Lo bisa jadi puitis kayak Roman.

***

Nah, udah kelihatan, dong, keseruan yang mereka janjikan dalam film Rompis? Enggak kalah dari sinetronnya! Sebagai salah satu tontonan wajib di bulan ini, film garapan Monty Tiwa ini sama-sama bikin baper. Buat lo yang mau nonton film drama remaja ini, lo bisa pesan tiket mulai 16 Agustus 2018. Tungguin ulasan filmnya hanya di Kincir.com, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.