5 Film Underrated yang Ubah Jenuh Jadi Seru

– Para kritikus enggak sepenuhnya benci dengan deretan film underrated di bawah ini.
-Nonton film yang dianggap ‘jelek’ ini jadi alternatif hiburan tersendiri.

Bagaimana pengalaman beraktivitas #dirumahaja? Sudah bosan atau masih kuat? Yang pasti, KINCIR mau ingatkan lagi bahwa segala kebijakan buat tetap #dirumahaja ini dibuat demi kepentingan bersama. Lagi pula, kalau kalian bosan, banyak hal bisa kalian lakukan, loh, misalnya nonton film. Kalian bisa nonton film genre apapun saat senggang di rumah.

Nah, kalau bingung mau nonton apa, kali ini KINCIR bakal merekomendasikan film underrated yang ternyata cukup asyik buat membunuh kebosanan. Namanya, juga film underrated, film-film ini mendapat cukup banyak kritik negatif dari para kritikus film. Namun, kalian enggak harus setuju sama kritikus film, kan? Makanya, KINCIR yakin film-film underrated ini bakal bikin pengalaman kalian nonton film di rumah tetap asyik.

Langsung aja simak di artikel ini, ya!

1. Mother! (2017)

Kalian tentu familier mendengar nama Jennifer Lawrence alias J-Law berkat perannya dalam film-film populer kayak franchise The Hunger Games dan X-Men. Namun, sesungguhnya J-Law cukup eksperimental dalam memilih film-film yang mau diperankannya. Salah satu filmnya yang cukup kontroversial adalah Mother!

Mother! berkisah tentang pasangan suami istri yang namanya enggak kalian ketahui yang tinggal di sebuah rumah di daerah terpencil. Suatu hari, keduanya didatangi tamu enggak dikenal pada tengah malam. Kedatangan tamu itu menggugah imajinasi sang suami yang berprofesi sebagai penyair. Karena itu, sang suami setiap harinya membiarkan banyak orang enggak dikenal bertamu ke rumah mereka. Semakin banyak orang yang datang membuat sang istri terganggu karena orang-orang tersebut seakan berkumpul untuk melakukan sebuah ritual.

Film ini penuh simbol-simbol teologi karena sang sutradara berupaya mengaburkan batasan antara kenyataan dan dunia yang surealis. Namun, langkah ini justru bikin beberapa kritikus menilai film ini kayak buatan mahasiswa filsafat. Kritikus lainnya menilai film ini bakal jadi “karya seni” yang bagus kalau durasinya 15 menit aja. Karena dibikin 2 jam, sentuhan seninya dianggap hilang.

Meski begitu, film ini cukup menyenangkan ditonton buat kalian yang suka menerka-nerka dan menginterpretasikan simbol-simbol yang misterius saat nonton film. Kalian mungkin bakal dilanda perasaan aneh buat memilih suka atau enggak sama ini film. Buat KINCIR, justru hal itulah yang bikin Mother! cukup sukses buat jadi thriller psikologi yang oke.

Oh ya, film ini cukup banyak adegan disturbing-nya. Namun, kalau kalian kuat nonton Midsommar, kalian pasti bisa melewati 2 jam nonton film ini tanpa rasa mual berlebihan.

2. The Skeleton Key (2005)

Caroline (Kate Hudson), seorang perawat, disewa buat merawat Ben Devereaux yang sudah tua dan sekarat. Devereaux tinggal di sebuah rumah besar Louisiana, bersama dengan istrinya, Violet, yang selalu membantu dan mengawasi Devereaux.

Setelah beberapa hari merawat Devereaux, Caroline menemukan banyak hal aneh di rumah tersebut. Dia pun memutuskan buat mencari tahu apa yang terjadi di rumah itu, yang ternyata berkaitan dengan ritual hoodoo (bukan voodoo, ya).

Meski premisnya kelihatan cukup menjanjikan buat sebuah film horor, The Skeleton Key menuai banyak kritik negatif karena pengembangan cerita yang terkesan dipaksakan. Sebagai film horor thriller, Skeleton Key juga dinilai tidak menyeramkan. Hasilnya, rating film ini cuma 38% di Rotten Tomatoes dengan Audience Score-nya juga cuma 58%

Namun bukan berarti enggak bisa dinikmati, nonton film ini karena ide yang ditampilkan cukup orisinal karena bukan sekadar mengangkat kisah rumah berhantu, melainkan ilmu hitam dan ilmu perdukunan. Sepanjang film, kalian bakal diajak ikutan menebak apa yang terjadi di rumah itu. Film ini juga ditutup plot twist yang cukup bikin gemas di akhirnya.

3. Stoker (2013)

Bukan cuma Bong Joon-ho sutradara asal Korea Selatan yang pernah berkiprah di Hollywood. Park Chan-wook yang sebelumnya sukses dengan The Handmaiden (2016) dan Oldboy (2003) juga punya film yang cukup asyik ditonton selama work from home, yaitu Stoker.

Film ini tentang India (Mia Wasikowska) yang baru saja kehilangan sang ayah akibat kecelakaan mobil. Setelah ayahnya tiada, pamannya yang enggak pernah diketahui, Charlie (Matthew Goode), tiba-tiba datang ke kehidupannya dan ibunya (Nicole Kidman). Sejak awal, India merasa ada yang aneh dengan kedatangan Charlie ke dalam keluarganya dan berusaha mencari tahu.

Sebagai sebuah film debut sang sutradara di Hollywood, Stoker cukup gelap dan berani. Para kritikus menilai jalan cerita film ini terlalu gampang ditebak sehingga membosankan, apalagi buat sebuah thriller psikologis. Meski demikian, ada juga kritikus yang beranggapan sebaliknya, menilai film ini cukup sukses, meski mereka lebih menyukai The Handmaiden dan Oldboy.

Buat KINCIR, Park Chan-wook sukses menghadirkan Stoker sebagai film yang manipulatif karena membuat orang melihat tindakan yang buruk jadi indah. Kalau kalian mau cari suasana baru dan referensi film thriller yang mungkin enteng, tapi tetap punya makna dalam, segera nonton film ini.

4. Murder on the Orient Express (2017)

Film Murder on the Orient Express diangkat dari novel misteri karya Agatha Christie yang terbit pada 1934. Novelnya tentang seorang detektif ternama asal Belgia, Hercule Poirot, yang berupaya memecahkan sebuah misteri pembunuhan seorang penumpang di dalam kereta Orient Express.

Nah, di filmnya, sosok Hercule Poirot ini diperankan sama Kenneth Branagh. Film ini juga menggandeng sejumlah nama besar lainnya, kayak Johnny Depp, Penélope Cruz, Willem Dafoe, Judi Dench, serta Daisy Ridley. Sayangnya, nama-nama tersebut enggak bisa memuaskan sejumlah kritikus.

Branagh yang juga ambil bagian sebagai sutradara dinilai menyia-nyiakan aktor-aktor yang bermain di filmnya. Meski diadaptasi dengan baik, banyak yang menilai film ini cukup Poirot-sentris dan bintang lainnya hanya sebagai pelengkap. Jadi, pengembangan karakter para penumpang enggak terlihat. Makanya, di Rotten Tomatoes pun rating-nya cuma bertahan di angka 61%.

KINCIR enggak sepenuhnya setuju sama pendapat tersebut. Soalnya, sebagai pembaca novel Agatha Christie, plot cerita dan penggambaran latar yang detail bikin terkagum-kagum pas nonton film ini. Branagh bisa dibilang berhasil menghidupkan Hercule Poirot dan memberi napas ke kasus-kasus di dalamnya, dalam hal ini adalah pembunuhan di Orient Express. Branagh juga cukup jujur dengan penggambaran di novel.

Jadi, Murder on the Orient Express berhasil tampil menyenangkan karena kalian bisa melihat tokoh imajinasi kalian digambarkan dalam karakter sungguhan. Kalau kalian belum baca novelnya pun, film ini masih asyik dinikmati karena konfliknya yang ringan dan akting yang piawai dari para aktor pemerannya dijamin enggak mengecewakan.

5. Elysium (2013)

Matt Damon main film apa pun rasanya selalu sukses bikin terpukau. Makanya, ketika melihat Elysium cukup banyak mendapat kritikan negatif, KINCIR mesti mengkaji ulang lagi film ini. Film ini mengambil latar waktu tahun 2154 ketika bumi di ambang kehancuran karena udah enggak layak huni. Para orang kaya lalu pindah dan hidup di stasiun ruang angkasa buatan bernama Elysium, sementara yang miskin harus bertahan hidup di Bumi.

Dengan kondisi Bumi yang semakin sakit, entah karena polusi atau pun tingkat kriminalitas yang semakin tinggi, seorang pria bernama Max (Matt Damon) pun memutuskan buat mengambil misi ke Elysium. Tujuannya cuma satu, mendapatkan privilege yang cuma ada di Elysium, yaitu hidup layak dan akses medis yang canggih.

Film ini memang punya alur dan konflik yang standar: seorang pria kelas bawah berusaha mendobrak batasan demi mendapatkan keadilan bagi semua orang. Namun, duet Jodie Foster dan Matt Damon bakal bikin kalian geregetan. Matt Damon sejak awal udah bikin kalian simpati sama karakternya, sementara Jodie Foster enggak mau kalah jadi pihak “pemerintah” yang tentunya punya berbagai pertimbangan sendiri buat mempertahankan sistem yang sudah ada.

Elysium juga punya sinematografi yang oke dan kelihatan menyatu banget sama kondisi lingkungan di Bumi dan luar angkasa. Meski ide ceritanya standar, sebetulnya pertentangan kelas masih relate banget sama kehidupan sekarang sehingga nonton film ini di tengah pandemi Corona sekarang ini seakan tepat. Ya, kalian lihat aja masker dan hand sanitizer langka karena banyak “penimbun” yang punya duit sehingga punya akses lebih baik ke kesehatan.

***

Dari deretan judul di atas, mana yang sudah jadi pilihan nonton film selama di rumah aja? Kalau kalian, ada rekomendasi film underrated lain enggak? Bagikan sama KINCIR di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.