Fakta-Fakta Para Betina Pengikut Iblis, Film Horor Kontroversial Tayang 16 Februari

Serangan film horor dengan berbagai cerita menggempur Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Banyak yang mendapatkan pujian dari penonton karena cerita yang orisinil dan kengerian yang meneror. Namun, beberapa justru mendapatkan kritik bahkan sebelum dirilis di bioskop, salah satunya Para Betina Pengikut Iblis.

Film yang satu ini mendapatkan kritik pedas karena penggunaan kata “betina” pada bagian judul. Istilah betina dianggap merendahkan perempuan dan menyamakan karakter-karakter perempuan dengan binatang. Terlepas dari judulnya yang kontroversial, Para Betina Pengikut Iblis memang belum layak dikritik habis-habisan karena ia baru akan dirilis di bioskop pada tanggal 16 Februari 2023. Sehingga, rasanya enggak fair jika menghakimi film ini sebelum ia tampil.

Buat kamu yang penasaran dengan film horor yang satu ini, lebih baik simak dulu beberapa faktanya sebelum membeli tiketnya di bioskop! 

Ceritanya tentang kaum marjinal

Via Istimewa

Para Betina Pengikut Iblis diproduksi oleh Falcon Black dan meletakkan Mawar Eva de Jongh, Hanggini, Sara Fajira, serta Adipati Dolkien sebagai jajaran pemain.  Sementara itu, Rako Prijanto menjadi sutradaranya. Nama Rako sendiri memang sudah cukup kawakan di dunia perfilman, bahkan pernah menjadi Sutradara Terbaik dalam Piala Citra lewat film Sang Kiai. Inilah salah satu faktor yang membuat Para Betina Pengikut Iblis cukup menjanjikan.

Bagaimana dengan ceritanya? Tiga karakter perempuan dalam film ini digambarkan terhimpit masalah dan kemiskinan sehingga harus bersekutu dengan iblis. Ya, kemiskinan sendiri kerap diasosiasikan dengan kejahatan. Kemiskinan bikin orang-orang terdesak sehingga mereka enggak memiliki pilihan lain selain menggunakan cara kotor, di luar nalar, bahkan berbahaya.

Penggunaan kemiskinan buat membuka konflik horor dan mengerikan memang bukan barang baru. Banyak karakter horor yang terpaksa bersekutu dengan iblis karena mereka menginginkan kehidupan nyaman yang instan. Misalnya, film Sebelum Iblis Menjemput, saat Lesmana bersekutu dengan iblis demi memperkaya diri, atau saat anak-anak kandung dan istri barunya rela menyambangi vila horor demi menjual aset rumah.

Campuran supernatural dan jagal 

Via Istimewa

Kiwari, film horor Indonesia tidak cuma memasukkan unsur supernatural saja. Bahkan, unsur itu kerap dicampur dengan konsep jagal yang menjijikkan dan bikin penonton mual.

Para Betina Pengikut Iblis sepertinya akan menggabungkan keduanya. Konsep supernatural ada pada tokoh Sari yang kembali menjadi dukun santet dan Asih yang menjadi budak iblis karena cinta. Sementara itu, konsep jagal barangkali akan ditemukan pada kisah Sumi, yang akan menjadi pemilik kedai gulai berbahan manusia.

Kombinasi antara banyak elemen –drama, jagal, dan supernatural– bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan, traumatis, atau malah gagal. Karena, konsep yang menarik bisa menjadi apik jika diramu dengan matang tetapi juga bisa gagal jika hanya sebagai tempelan.

Mengingatkan kita pada film horor lawas

Nampaknya, Rako Prijanto akan menghadirkan kengerian horor Indonesia khas 60-70an. Hal itu terlihat dari penggunaan beberapa poster promosi, penggunaan kata “murtad” pada Sari yang menjadi dukun, dan penggunaan latar waktu 50-an.

Via Istimewa

Jika rencana ini berhasil, Para Betina Pengikut Iblis akan menjadi ajang mesin waktu yang cantik. Horor-horor lawas Indonesia punya beberapa karakter khusus: mengeksplorasi penderitaan perempuan, mengusung pengkhianatan akan agama, dan menggunakan persekutuan pada setan sebagai jalan keluar. Semuanya seperti ada di dalam trailer dan bocoran dari film ini. Tentu, penyuka film-film Suzanna mungkin bisa mempertimbangkan untuk menontonnya.

Memberikan unsur budaya

Budaya-budaya Indonesia selalu memiliki sisi supernatural dan mistis tersendiri. Dalam film ini, Rako memutuskan akan menggunakan unsur budaya Jawa dan Sunda. Penggunaan unsur budaya yang diselami dengan baik akan memberikan kesan creepy tersendiri serta membuat film menjadi lebih dalam.

Via Istimewa

Latar waktu tahun 50-an yang dipakai diharapkan bisa membantu supaya tujuan itu tercapai. Karena, semakin lawas latarnya, semakin mudah memasukkan unsur budaya.

Tidak cocok untuk remaja dan jantung yang lemah

Para Betina Pengikut Iblis telah lulus sensor dengan usia 21 tahun ke atas. Itu artinya, akan ada banyak hal yang mengejutkan dan menjijikkan di dalam film ini.

Rating tersebut menggambarkan kalau film horor ini tidak akan cocok buat semua orang. Orang dewasa tentu harus bijak buat enggak membawa remaja apalagi anak-anak ke sini. Akan ada banyak adegan menjijikkan seperti penyembelihan manusia bahkan ritual-ritual menyesatkan.

Buat kamu yang jantungnya lemah, mungkin kamu bisa baca review dari KINCIR terlebih dahulu sebelum menontonnya, supaya kamu enggak kaget saat menonton di bioskop.

***

Seperti apa kengerian yang akan disajikan oleh Para Betina Pengikut Iblis? Apa hubungan antara ketiga perempuan yang dijuluki “Betina” dan hidup dalam ketersesatan?

Banyak orang yang menurunkan ekspektasi mereka saat melihat judul yang kontroversial tersebut. Namun, kamu bisa menilai sendiri film ini setelah menontonnya di bioskop. Semoga film ini memberikan pengalaman menonton yang berkesan dan enggak menjadikan teror sebagai tempelan semata.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.