(REVIEW) After (2019)

After
Genre
  • drama
  • Romantis
Actors
  • Hero Fiennes Tiffin
  • Josephine Langford
  • Selma Blair
Director
  • Jenny Gage
Release Date
  • 16 April 2019
Rating
3 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film After yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

 

Film romantis tampaknya jadi salah satu genre yang universal. Terlebih, sekarang banyak film romantis dari adaptasi Wattpad, seperti film After. Film ini terinspirasi dari fanfiction alias fiksi penggemar tentang Harry Styles, salah satu anggota boyband One Direction.

Menceritakan seorang remaja bernama Tessa yang baru masuk kuliah dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan di kampusnya. Tessa yang polos dan masih mencari jati diri, bertemu dengan cowok nakal yang diam-diam keduanya saling jatuh cinta.

Sebagai informasi, pada 2013, Anna Todd mulai mengerjakan serial yang terinspirasi One Direction yang dia publikasikan ke Wattpad. Serial yang dia buat, dengan cepat menjadi populer, bahkan mengumpulkan lebih dari satu miliar pembaca di platform tersebut.

Lalu, Anna Todd mendapatkan kontrak buku dengan Simon dan Schuster pada 2014. Segera setelah itu, dia pun menjual hak film After ke Paramount Pictures dan disutradarai oleh Jenny Gage dan skrip dari Susan McMartin.

Menariknya, bukan soal drama ala remaja yang ala FTV atau sinetron versi “bule”, tapi soal nilai toxic relationship dan kenakalan remaja. Kalian akan disuguhkan kisah yang mungkin pernah kalian alami atau teman di sekeliling kalian. Film ini jadi penyegar sebelum “perang” di Avengers: Endgame (2019).

 

Kurang Masuk Akal, tapi Cukup Menawan

Film After dibuka dengan beberapa narasi tentang bagaimana momen-momen tertentu dalam kehidupan yang tampaknya akan menentukan seseorang. Klise memang, tapi benar adanya soal remaja yang mencari jati diri.

Mirip film romantis, seperti Step Up SeriesAbout Time (2012), Mirror Mirror (2012), dan The Lucky One (2012) yang happy ending. Ya, mungkin buat sebagian penonton menganggap itu cinta monyet, terlebih memang karakternya yang baru masuk kuliah. Banyak gombalan-gombalan yang bikin para mature mengerenyit. Ungkapan “bucin” pun pas menggambarkan pada karakter utama.

Inti dari film After adalah hubungan antara Tessa dan Hardin yang dibangun dan dikembangkan dengan cara yang memikat. Cinta pertama bisa aja melelahkan, apalagi ditambah dengan pemberontakan remaja. Tessa telah menjalani hidupnya sebagai anak berbakti, murid pandai, dan punya pacar yang sempurna. Bertemu dengan Hardin yang kehidupannya kebalikan dari dirinya dan menemukan siapa dia sebenarnya.

Dengan cara itu, After juga beroperasi sebagai kisah baru ketika Tessa menemukan keinginannya sendiri dan apa yang dia inginkan dari hubungan romantis dan hidupnya. Film ini menyeimbangkan kisah romansa dengan cukup dewasa, meskipun lebih condong ke cerita teenlit.

Kurangnya Pengembangan Karakter Pendukung

Pasangan utama, Hero Fiennes Tiffin dan Josephine Langford  sebagai Hardin dan Tessa memiliki chemistry ala remaja yang mabuk cinta di FTV-FTV. Film 17 tahun ke atas ini berhasil menggambarkan protagonis perempuannya yang mengeksplorasi seksualitasnya untuk pertama kali dalam hidupnya dengan cara yang jujur.

Film ini telah berupaya untuk menambah keragaman cerita dengan menukar ketertarikan romantis teman sekamar Tessa, Steph (Khadijha Red Thunder) dan Tristan (Pia Mia). Sayangnya, terlalu fokus pada pasangan utamanya sehingga sedikit waktu untuk mengembangkan karakter pendukungnya.

Sementara, Tessa dan Hardin menjadi fokus film After, karakter lainnya kurang berkembang. Naskah ini agak menderita ketika mencoba untuk membenarkan poin cerita utama. Film ini berputar ke arah tertentu untuk membawa Tessa dan Hardin berkonflik, sementara karakter lain sebagai penonton.

Romansa antara Tessa dan Hardin dieksplorasi dengan cara yang sangat intim, makanya banyak close-up pada Langford dan Fiennes-Tiffin yang memungkinkan penonton untuk mengalami rentang emosi karakter dan momen keintiman.

 

Scoring Mendukung Emosi Penonton

Ya, film romantis kalau enggak ada scoring, rasanya kurang ngena. Rasanya sayang aja kalau emosi yang ditampilkan karakter udah kuat, tapi enggak ada nada yang mndukung suasana hati, seperti makan pecel enggak pakai sambel: enak, tapi kurang nendang.

Lagu-lagu dengan lirik romantis yang menggambarkan suasana hati terasa pas, seperti lagunya Ariana Grande  berjudul “Dangerous Woman” dan “Good for You” dari Selena Gomez feat. A$AP Rocky. Kelebihan lain film ini juga terletak pada visual dengan warna-warna romantis.

Kisah First Love yang Jujur dan Memberi Pelajaran

Di balik kekurangannya, film garapan Gage ini melakukan pekerjaan yang baik dalam meringkas cerita menjadi 1 jam 46 menit. Kisah toxic relationship yang memberi pelajaran, karakter Tessa yang berkutat pada pilihan jati diri, dan kemandirian. Meski tentang kenakalan remaja, Gage dan McMartin meramu menjadi kisah cinta pertama yang jujur dan “lebih sehat”.

Film ini menjadi pandangan jujur tentang cinta pertama dan kebangkitan seksual seorang remaja perempuan. Film ini bisa jadi penyegar di bioskop karena menawarkan kisah asmara yang mengasyikkan. Film ini udah rilis di bioskop mula 16 April 2019. Eits, inget, ya, film ini untuk 17 tahun ke atas.

***

Semua orang pasti pernah kisahnya ada di film-film romantis. Ya, makin ke sini pun, sineas lebih tertarik membuat film yang sedekat mungkin nilainya ke penonton, seperti film After garapan Jenny Gage ini.

Kalau udah nonton, bagikan ulasan kamu di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya. Tungguin ulasan film selanjutnya hanya di KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.