(REVIEW) An Inconvenient Sequel: Truth to Power, Usaha Selamatkan Bumi

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 8 | Penokohan: 7 | Efek Suara/Scoring: 7 | Visual: 7 | Nilai Akhir: 7,25/10

Dunia hiburan, khususnya film, kayaknya jarang ada yang berani bikin film dokumenter. Soalnya, enggak banyak yang mau ambil risiko karena kurang digemari. Kalau bukan benar-benar film dokumenter yang memukau, bakalan sulit buat menggaet pasar film dunia.

Hal itu enggak berlaku buat film An Inconvenient Sequel: Truth to Power. Ini merupakan film dokumenter sekuel dari An Inconvenient Truth yang dirilis pada 2006. Dilihat dari judulnya aja, ceritanya terdengar berat. Meskipun begitu, film pertamanya sukses ngeraih Oscar sebagai “Film Dokumenter Terbaik” pada 2007.

 

 

What will you do for Mother Earth today? #MothersDay #BeInconvenient

A post shared by An Inconvenient Sequel (@aninconvenienttruth) on

Film yang disutradarai oleh Bonni Cohen dan Jon Shenk ini meliputi perjalanan Wakil Presiden Amerika Serikat periode 1977—1985, Albert Arnold Gore alias Al Gore. Dalam film ini, Al Gore berusaha nyadarin masyarakat dunia bahwa Bumi makin rusak akibat perubahan iklim yang makin parah.

Film dibuka dengan Al Gore yang mendapatkan banyak kecaman dari dunia setelah film pertamanya dirilis. Enggak sedikit masyarakat dan media yang enggak percaya dengan teori Al Gore mengenai kehancuran Bumi akibat perubahan cuaca ekstrem yang terjadi karena efek pemanasan global.

Al Gore nunjukin rekaman lembaran-lembaran es di Kutub Utara yang mencair sampai sejauh 12 meter dan gletser yang perlahan hancur. Banyak orang enggak percaya dan enggak peduli dengan mencairnya es di Kutub Utara. Al Gore ngasih bukti ke mana air es tersebut mengalir. Yap, banjir di Florida.

Enggak hanya di Florida, akibat permukaan air laut naik, terjadi bencana banjir di mana-mana yang bikin beberapa kota perlahan tenggelam. Badai besar disertai hujan berintensitas tinggi pun turut menghantam berbagai wilayah di Bumi.

 

We can't ignore the signs. Join the movement and see An Inconvenient Sequel. #BeInconvenient

A post shared by An Inconvenient Sequel (@aninconvenienttruth) on

Seiring bencana banjir dan badai, di belahan Bumi lainnya, kekeringan melanda. Tanah kering membuat tumbuhan mati. Akibatnya, para petani kehilangan mata pencaharian, enggak bisa menggarap lahan dan produksi pertanian menurun. Selain itu, banyak hewan ternak mati karena panas dan kekurangan air. Kekeringan pun makin parah hingga menyebabkan kebakaran hutan di beberapa negara.

Film yang digarap bersama Paramount Pictures ini bikin penonton menangkap kengerian bencana yang diakibatkan dari pemanasan global. Enggak hanya teori belaka, Al Gore ngasih cuplikan-cuplikan  bencana yang pernah terjadi dan jelas itulah akibat pemanasan global.

 

Stand up for what's right. Pledge to #BeInconvenient. Link in bio.

A post shared by An Inconvenient Sequel (@aninconvenienttruth) on

Film berdurasi 98 menit ini ngasih kita pemahaman mengenai bahayanya pemanasan global sama dengan bahayanya dengan ketidakpedulian publik terhadap Bumi. Makanya, Al Gore mendedikasikan hidupnya selama 10 tahun terakhir buat nyadarin dunia mengenai kepedulian ini.

Akhirnya, Al Gore ngasih pemahaman serta motivasi buat masyarakat dengan ngelakuin pelatihan di beberapa negara. Pelatihan itu diadain buat nyadarin dan ngerekrut masyarakat demi nyebarin gerakan peduli iklim ke seluruh penjuru dunia. Gerakan ini sendiri dinamain “The Climate Reality Project” yang didirikan pada 2006.

Via Istimewa

Dalam film ini pun diperlihatkan kesulitan Al Gore dalam berjuang. Enggak semuanya berjalan lancar. Banyak pernyataan enggak ngenakin tentang sisi terburuk politik yang berefek samping pada kemanusiaan. Bahwa, manusia lebih milih mikirin duniawi tanpa tahu bahwa Bumi perlahan-lahan hancur.

An Inconvenient Sequel: Truth to Power juga nyisipin hambatan-hambatan yang dihadapi Al Gore dalam ngejalanin misinya. Salah satunya, dia harus bertentangan dengan presiden terpilih Amerika saat itu, Donald Trump, yang enggak peduli sama lingkungan.

Menariknya, adanya kejadian bom Paris pada 13 November 2015. Peristiwa tersebut dikaitin dengan upaya pihak tertentu yang ingin menghalang-halangi terselenggaranya Kesepakatan Paris pada 2015 dan usaha Al Gore melindungi Bumi.

An Inconvenient Sequel: Truth to Power merupakan film tentang kesadaran dan bagaimana kita menanggapinya. Lewat film ini, lo bakal bikin keputusan besar: akankah lo tersentuh dan termotivasi buat bergerak atau justru diam dan enggak peduli.

Buat lo yang mengharapkan film ini jadi film hiburan di kala suntuk, lo bakal kecewa. An Inconvenient Sequel: Truth to Power bukan film yang menghibur dan dibuat bukan dengan tujuan itu. Film ini memaparkan fakta demi fakta tentang keadaan Bumi yang sebenarnya dan ketidakpedulian manusia terhadap tempat tinggalnya.

 

What the future holds is up to us. #BeInconvenient

A post shared by An Inconvenient Sequel (@aninconvenienttruth) on

Kalau dilihat keseluruhan film, Al Gore ngasih pesan bahwa Bumi memiliki harapan buat selamat dari ancaman perubahan iklim. Banyak teknologi yang berkembang yang malah bertujuan menyelamatkan Bumi. Hal tersebut sebenarnya dekat dengan manusia.

Dalam An Inconvenient Truth, film pertamanya, Al Gore dengan gayanya yang menarik perlahan-lahan bisa ngeyakinin masyarakat bahwa pemanasan global itu nyata, penyebab utamanya adalah manusia, dan pengaruhnya sangat dahsyat kalau enggak segera disikapi. Sedangkan, An Inconvenient Sequel: Truth to Power lebih membangkitkan semangat dan nunjukin seberapa dekat kita sama revolusi energi sejati.

 

A post shared by An Inconvenient Sequel (@aninconvenienttruth) on

Bersamaan dengan peluncuran film ini, Al Gore nerbitin sebuah buku baru dengan judul yang sama. Dia ngumpulin penelitian mutakhir dari para ilmuwan terkemuka di seluruh dunia. Ditambah cerita serta pengalaman dan hasil pengamatan pribadi yang dilengkapi dengan lebih dari 200 foto dan ilustrasi visual buat mendokumentasikan pemanasan global secara luas. 

Buat lo yang penasaran, film An Inconvenient Sequel: Truth to Power bisa lo saksikan di beberapa bioskop pilihan di Indonesia mulai 25 Agustus 2017. Yuk, tonton dulu cuplikan filmnya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.