(REVIEW) Buku Harianku (2020)

Buku Harianku
Genre
  • drama
  • musikal
Actors
  • Dwi Sasono
  • Kila Putri Alam
  • Slamet Rahardjo
  • Widi Mulia
  • Widuri Putri Sasono
Director
  • Angling Sagaran
Release Date
  • 12 March 2020
Rating
3.5 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film Buku Harianku yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Produksi film keluarga bergenre musikal yang erat dengan anak-anak memang jarang terlihat dalam bioskop Indonesia. Hal ini menyebabkan tontonan bioskop kurang mempunyai warna dalam segi genre atau cerita. Film Buku Harianku akhirnya hadir mewarnai genre dan cerita yang jarang kita temui dalam bioskop.

Buku Harianku bercerita tentang Kila (Kila Putri Alam), anak berusia delapan tahun yang memiliki sifat ceria, kritis, dan keras kepala. Kila melewati hari demi hari dengan menulis di buku harian miliknya. Suatu hari, ibunya (Widi Mulia) menitipkan Kila untuk sementara waktu untuk mengisi liburan ke rumah kakeknya (Slamet Rahardjo) yang berada di Desa Goalpara, Sukabumi. Petualangan dimulai disaat Kila beradaptasi dengan keadaan di desa yang jauh berbeda dengan kota.

Lalu, bagaimana petualangan Kila dan buku hariannya? Sebelum kalian menonton filmnya di bioskop, simak dulu ulasan Buku Harianku oleh KINCIR di bawah ini!

Love-hate Relationship antara Cucu dan Kakek

Dok. Bros Pictures

Film ini mempunyai subplot yang dirasakan oleh penonton. Plot utama film berjalan dari kegembiraan situasi keluarga kecil Kila di rumahnya. Menyuguhkan relasi antara Kila dan ibunya dari awal film, ternyata hubungan harmonis yang terlihat malah terasa begitu dahsyat melalui hubungan Kila dan Kakek Prapto.

Dari awal, Kila dan kakeknya memang merasakan saling salah paham yang menyebabkan situasi emosional antara keduanya enggak harmonis. Kila sebagai anak perempuan yang mencoba beradaptasi dari kota ke desa merasa semua hal yang ada di desa jauh dari ekspektasinya. Kakek Prapto sebagai mantan tentara dan disegani oleh warga desa, mencoba mengasuh Kila dengan cara yang keras.

Hubungan antara cucu dan kakek ini memperlihatkan rasa cinta yang enggak eksplisit. Akan tetapi dengan adanya love-hate relationship tersebut, film Buku Harianku merepresentasikan rasa cinta dengan caranya sendiri.

Penampilan Akting Kila yang Patut Diapresiasi

Dok. Bros Pictures

Kila Putri Alam adalah seorang penyanyi jebolan Indonesian Idol Junior 2014. Kiprahnya sebagai penyanyi memang sudah enggak diragukan lagi. Secara mengejutkan, aksi Kila di film perdananya ini patut diacungi jempol. Ekspektasi penonton dengan film musikal seperti ini selalu mengharuskan para aktor dan aktrisnya tampil maksimal dengan menggabungkan gerak, suara, serta ekspresi sekaligus.

Ketiga kemampuan tersebut termasuk dalam faktor penting dalam menilai film musikal. Tanpa kinerja aktor dan aktris yang maksimal, film musikal enggak akan terlihat semenyenangkan itu. Untungnya, penampilan Kila dalam film ini seperti membangkitkan kembali semangat anak-anak lewat perannya di Buku Harianku.

Film Berkomunikasi melalui Lagu dan Tarian

Dok. Bros Pictures

Buku Harianku mengisahkan petualangan Kila dan hari-harinya. Ketika membicarakan sebuah petualangan dan genre musikal, kita dapat langsung berekspektasi tinggi dengan lagu dan tarian apa yang disuguhkan film tersebut. Film ini terasa tepat dengan menggunakan genre musikal sebagai cara berkomunikasi pada penonton.

Buku Harianku berkomunikasi lewat lagu dan gestur yang membentuk tarian. Enggak banyak dialog, enggak bertele-tele, dan langsung to the point. Dari aransemen lagu hingga gerak tarian yang seakan-akan berkomunikasi dengan penonton, membuktikan bahwa Angling Sagaran selaku sutradara menggarap film ini dengan matang.

Nilai dan Edukasi yang Cocok untuk Semua Kalangan

Dok. Bros Pictures

Secara garis besar, film Buku Harianku mempunyai cerita yang cukup sederhana. Film ini hanya menceritakan kehidupan Kila melalui buku hariannya. Namun, di dalam petualangan itu sudah banyak mencakup nilai-nilai serta edukasi yang enggak mainstream. Contohnya, edukasi tentang penyakit Alzheimer.

Cerita sederhana yang dibalut dengan nilai-nilai serta edukasi tersebut menjadi aspek menarik dalam film. Dapat dibilang, film ini menyisipkan edukasi dengan enggak menggurui penontonnya. Oleh sebab itu, bukan hanya untuk anak-anak, Buku Harianku juga cocok untuk semua kalangan.

***

Nah, bagaimana pendapat kalian tentang film Buku Harianku? Apakah kalian tertarik menonton filmnya? Yuk, kasih opini kalian di kolom komentar bawah dan jangan lupa ikutin terus KINCIR untuk info dan update seputar dunia perfilman lainnya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.