(REVIEW) Cinta Itu Buta (2019)

cinta itu buta
Genre
  • drama
Actors
  • Dodit Mulyanto
  • Shandy Aulia
Director
  • Rahmania Arunita
Release Date
  • 10 October 2019
Rating
3.5 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Di tengah polemik yang terjadi di dunia nyata maupun di dunia maya, menonton film drama komedi bisa dibilang jadi obatnya. Kemacetan, kerjaan numpuk, atau masalah dengan gebetan seenggaknya bisa dilupakan sementara. Cinta Itu Buta jadi salah satu rekomendasi film drama komedi minggu ini yang tayang mulai 10 Oktober.

Menceritakan Diah yang berusaha move on dari kisah cintanya. Dia disakiti oleh Jun-Ho yang ternyata selingkuh dengan temannya menjelang pernikahan mereka.

Kemalangan pun enggak berhenti menimpa Diah, karena dia harus mengalami kebutaan sementara. Sebuah perjumpaan yang enggak disengaja, Diah dan Nik yang sama-sama patah hati, saling menghibur untuk melupakan kisah cinta menyakitkan.

Kisah Cinta Hangat yang Menggelitik

Via dok. timeless pictures

Ketika nonton trailernya, kita udah bisa lihat premis kisahnya. Bahkan, kita udah bisa menebak antara happy ending atau sad ending. Rachmania Arunita sebagai sutradara bisa dibilang bisa “mengelabui” penonton yang udah menyaksikan trailer. Bahkan, dia juga bisa bikin penonton bertahan, meski udah kebayang jalan ceritanya.

Buktinya, di awal kita diberi gambaran sosok Diah yang diperankan Shandy Aulia sebagai tour guide di Busan, Korea. Menuju pertengahan film, kisah mengalir sebagaimana film drama pada umumnya.

Via dok. timeless pictures

Sementara dari pertengahan ke akhir, drama sejoli tersebut ditampilkan dengan segar dan rasanya enggak banyak film Indonesia dengan formula tersebut.

Humor om-om receh dari Nik (Dodit Mulyanto) enggak hanya menghibur Diah tapi juga penonton. Cara Dodit menyampaikan humor dengan khasnya jadi komedi utama dalam film Cinta Itu Buta. Meski, beberapa humornya bersifat segmented.

Via dok. timeless pictures

Tagar #DoditMenangBanyak memang terbukti dari adegan-adegannya. Apalagi gombalan ala Dodit yang bisa jadi menyaingi gombalan ala Dilan, rasanya bisa menjangkau semua kalangan.

Sayangnya, dengan premis klise yang ditampilkan bisa jadi bikin beberapa penonton merasa bosan. Perpindahan latar dan adegan pun cenderung bias. Meski begitu, film Cinta Itu Buta cocok buat penggemar tema sepeti Beauty and the Beast, sindrom Cinderella complex, dan cinta klise ala drama Korea.

Tiap Karakter Punya “Pesona” Tersendiri

Via dok. timeless pictures

Lewat Cinta Itu Buta, kita tahu bahwa bakat Dodit bukan hanya jadi komika, tapi juga jadi penggombal ulung dalam tubuh aktor yang patut diacungi jempol. Perannya yang selalu jadi pendukung dalam film-film drama, akhirnya menunjukkan “taringnya” di film adaptasi asal Filipina berjudul Kita-Kita (2017) ini.

Ekspresi dan akting Dodit pun enggak hanya bikin ngakak karena komedinya atau cringe karena gombalannya, tapi juga bisa bikin penonton simpati dan terdiam soal kehangatan cinta yang ditunjukkannya.

Via dok. timeless pictures

Shandy Aulia yang sering main film drama rasanya enggak sulit berperan sebagai cewek protagonis yang perannya selalu jadi anak baik. Karakter cewek manjanya dalam film-film lainnya justru dibuang dalam film Cinta Itu Buta. Artikulasi bahasa Hangeulnya enggak bikin “telinga gatal”, meski beberapa kata berlogat khas Indonesia.

Shandy dan Dodit yang usianya jauh dari kata remaja, ternyata masih cocok memerankan sejoli dengan kisah kekanak-kanakan. Cara keduanya untuk move on dan saling mengobati rasa sakitnya pun relate dengan keseharian.

Via dok. timeless pictures

Biar makin terasa Koreanya, film ini juga menghadirkan bintang Korea, Chae In-woo. Model sekaligus aktor ini udah sering membintangi film dan drakor. Kemunculannya memang enggak sering, tapi bisa bikin penonton cewek berbinar.

Visual Korea yang Bikin Mupeng

Via dok. timeless pictures

Konsep jalanan dan tempat wisata dibuat cantik, layaknya drama Korea pada umumnya. Warna-warna pastel dan hingar-bingar Korea di malam hari juga bikin siapapun ingin liburan ke sana.

Sementara, scoring-nya enggak ada yang istimewa, hanya musik-musik sendu ala drama pada umumnya. Sedangkan soundtrack-nya, meski jauh dari visualnya, tapi bisa bikin goyang karena sesuai dengan kearifan lokal. Ya, lagu yang mengiringi adalah lagu yang dinyanyika Dodit berjudul “Darling”.

Tontonan Hiburan bagi yang Sudah atau Sedang Move On

Via dok. timeless pictures

Kisah cinta hangat yang ditampilkan Nik dan Diah menghibur dari awal sampai akhir. Memang kisahnya cenderung menye-menye, tapi ending-nya bisa bikin simpati, terutama buat yang suka kisah drama sindrom Cinderella complex.

Film Cinta Itu Buta juga berikan semangat untuk move on. Karakter Nik dan Diah ngasih tahu bahwa banyak hal enggak terduga ketika kita bisa membuka hati dan enggak terpuruk dalam kesedihan.

***

Secara garis besar, film Cinta Itu Buta punya cerita yang menghibur, terutama buat kalian yang lagi butuh komedi segar. Film klasifikasi 13 tahun ini bisa ditonton mulai 10 Oktober dan bisa jadi pilihan nonton bersama gebetan di weekend.

Bagi kalian yang udah nonton, bagikan review film Cinta Itu Buta versi kalian di kolom bawah, dan ikuti ulasan film selanjutnya hanya di KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.