(REVIEW) Dumbo (2019)

Dumbo
Genre
  • fantasi
  • keluarga
Actors
  • Alan Arkin
  • Colin Farrell
  • Danny DeVito
  • Eva Green
  • Michael Keaton
Director
  • Tim Burton
Release Date
  • 27 March 2019
Rating
3 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Dumbo yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Film Dumbo menjadi satu dari sekian banyak film remake Disney yang dibuat versi live action tahun ini. Digarap oleh Tim Burton, sutradara yang kerap menayangkan film dengan atmosfer mistik dan magic. Bisa dibilang, film ini udah memikat meski lihat cuplikannya aja.

Menceritakan Dumbo, bayi gajah yang memiliki telinga lebar. Kehadirannya enggak diterima dalam kelompok sirkus, hingga semuanya berubah pas ada dua anak manusia yang membantunya percaya diri. Konflik dirinya belum selesai, Dumbo dipisahkan oleh ibunya. Berhasilkah Dumbo dan ibunya kembali bersatu?

 

Kebingungan Antara Imajinasi dan Realita

Sudah sepatutnya, sutradara yang memulai rangkaian remake live action Disney ini diharapkan akan memberikan yang terbaik. Remake yang dilakukan Tim Burton untuk Alice in Wonderland (2010) memberi petunjuk kepada Disney tentang prediksi Box Office dari remake film kartun kesayangan mereka. Ya, kita bisa lihat dari deretan film kartun Disney versi live action tahun ini.

Kalau dilihat dari sinopsis, film ini seakan ingin mempertahankan konsep utama dalam versi animasi Dumbo (1941). Burton telah membuat kisah yang familier jadi tampak baru. Sayangnya, Burton kebingungan untuk menampilkan kisah imajinasi yang relate jika ditonton audiens saat ini. Naskah yang dibuat oleh Ehren Kruger ini tampak malu memaksakan status penjahat dan pahlawan pada manusia.

Film Dumbo bukan termasuk remake film yang bagus, tapi bukan berarti enggak patut ditonton. Soalnya, ada beberapa elemen yang akan ngasih pengalaman kalian pas nonton jadi enggan bangun dari duduk. Salah satu faktornya, dari desain produksi yang cantik dan elegan.

Harus diakui, film ini kurang memorable. Namun, film ini hadir dengan suasana blockbuster tulus. Hampir berhasil menggaet penasaran penonton dengan pertanyaan “seperti apa live action film Dumbo?” Ada keingintahuan bagi pengemar lama dan faktor nostalgia, dikombinasikan dengan fakta bahwa orang yang belum pernah melihat film aslinya juga ingin tahu karakternya. Di samping karena Dumbo telah hidup dalam budaya pop selama ini.

Karakter Dibangun, lalu Disia-siakan

Dumbo dengan telinga besar dan wajah lugu membuat siapa pun setuju bahwa gajah tersebut menggemaskan. Seharusnya, Dumbo dan kawanan hewan sirkus lainnya jadi bintang di film ini, seperti yang tergambar di judul. Namun, Dumbo hanya dijadikan pemeran aktif, bukan pemeran utama. Akhirnya, Dumbo seperti gajah yang enggak memiliki kepribadian, penonton justru disuguhkan karakter manusia.

Burton tampaknya terjebak di antara kesungguhan Colin Farrell sebagai Holt Farrier, seorang penunggang kuda, tentara Perang Dunia I, dan merawat kedua anaknya. Kemudian, Danny DeVito sebagai Medici, seorang pemilik sirkus yang terombang-ambing di antara dua emosi: menggelegar dan bingung.

Performa Keaton sebagai Vandevere sebagai pengecut dan penjahat juga bias. Eva Green sebagai Colette, aktris asal Perancis dengan aura simpatik yang disia-siakan. Lalu, para pemain sirkus Medici lainnya hampir enggak memiliki karakter. Padahal, kalau memang Burton ingin menonjolkan manusia di film Dumbo, keberadaan mereka dibutuhkan, seperti di The Greatest Showman (2017).

Enggak boleh disalahkan, bisa jadi, Burton menggunakan karakter-karakter manusia untuk memperkuat kisahnya. Enggak ada perasaan terobsesi dalam film Dumbo. Ya, Burton hanya harus lebih menyelam jauh lebih dalam ke dunia Masokisme-Ekspresionis sirkus di film Dumbo asli.

 

Visual Gelap, tapi Manis

Untuk kira-kira setengah jam pertama, Burton tampaknya secara otomatis memperkenalkan karakter dan mengatur adegan kuno dengan palet pucat dunia lain. Cerita berlatar 1919 di sirkus turun-temurun yang dimiliki oleh Max Medici, nuansa jadul lewat kostum, benda, dan warna tergambar dengan tulus.

Visual mistik dan magical memberikan perasaan mengesankan. Namun enggak berlangsung lama, visual gelap mulai hadir ketika sirkus dibawa ke New York. Soal realisme dunia sirkus, film Dumbo bisa menciptakan dunia yang enggak dibuat-buat. Lalu soal scoring, kalian enggak perlu mengharapkan ada lagu-lagu seperti di The Greatest Showman, ya.

Dumbo Membuat Kita Jadi Anak Kecil Lagi

Film Dumbo jadi urutan wajib untuk menyambut film-film live action Disney selanjutnya. Kini saatnya Disney akan mengembalikan nostalgia masa kecil lewat film remake-nya. Termasuk Dumbo, meski lebih memorable film animasinya, versi live action ini telah mengembalikan memori masa kecil kita melihat gajah terbang.

Dumbo jadi film tentang sirkus yang diproduksi oleh Disney yang tampaknya membenci sirkus dan Disney. Meskipun hal ini menyenangkan, tetapi sebaliknya terlihat bias dan enggak jujur. Ya, terkadang ada hal yang cukup disimpan di tempat tertentu, seperti Dumbo di versi animasinya. Terlepas dari isu kritik terhadap Disney, film ini tetap setia pada pesan merangkul orang lain yang berbeda dari kita.

***

Kalian bisa ajak keluarga untuk nonton film Dumbo mulai 27 Maret 2019 di bioskop. Jaga kebersihan dalam studio, ya. Kalau udah nonton, silakan kasih ulasan versi kalian di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.