(REVIEW) Hold Your Breath: Suguhan Fiksi Ilmiah yang Efisien

Dans la Brume/Hold Your Breath
Genre
  • sci-fi
Actors
  • Fantine Harduin
  • Olga Kurylenko
  • Romain Duris
Director
  • Daniel Roby
Release Date
  • 27 June 2018
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 7 | Penokohan: 7 | Efek Suara/Scoring: 8 | Visual: 8 | Penyutradaan: 7 | Nilai Akhir: 7,4/10

Enggak mau kalah dari Hollywood, industri film Perancis juga merambah genre fiksi ilmiah. Lo pasti udah dengar beberapa film fiksi ilmiah Perancis yang cukup ternama. Misalnya Lucy (2014) dan Valerian and the City of a Thousand Planets (2017) yang keduanya disutradarai oleh Luc Besson.

Belum lama ini, sutradara lainnya, yaitu Daniel Roby, ikut meramaikan jajaran film fiksi ilmiah Perancis dengan merilis Hold Your Breath. Berjudul asli Dans la Brume, Film yang debut di Perancis pada 4 April lalu ini kini hadir di Indonesia dengan menampilkan ketegangan yang bertema bencana.

Via Istimewa

Hold Your Breath dibuka dengan penampilan Mathieu (Romain Duris) yang baru tiba di Perancis setelah pergi ke Kanada. Di sana, dia coba mencari pengobatan buat anaknya, Sarah (Fantine Harduin), yang menderita penyakit langka. Karena penyakitnya tersebut, Sarah enggak bisa menghirup udara luar dan harus diisolasi dalam sebuah ruang gelembung khusus.

Baru aja Mathieu bertemu dengan anaknya setelah dari Kanada, Paris tiba-tiba diguncang gempa yang cukup kuat. Enggak lama setelah gempa, kabut misterius nan mematikan muncul dari bawah tanah dan memenuhi Paris hingga ketinggian tertentu. Mathieu dan istrinya, Anna, harus mengungsi ke lantai paling atas apartemen mereka dan meninggalkan anaknya yang masih tinggal di dalam ruang gelembung yang berada di lantai bawah. Tanpa listrik dan enggak boleh menghirup kabut misterius tersebut, Mathieu dan Anna harus berusaha untuk menjaga kelangsungan hidup anak mereka.

Via Istimewa

Pada awal Hold Your Breath, mungkin lo bakal dibuat bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada awal film. Soalnya, lo enggak dikasih tahu bagaimana kabut misterius beracun tersebut bisa tiba-tiba muncul di Paris. Lo juga enggak akan dikasih tahu secara gamblang tentang penyakit yang diderita Sarah. Ternyata, lo diminta untuk bersabar karena semua pertanyaan tersebut akan terjawab di akhir film. Bisa dibilang, ide cerita yang dihadirkan Hold Your Breath terbilang cukup menjanjikan. Cerita dan ketegangan yang dibangun sejak awal mampu dibawa ke akhir yang cukup enggak terduga.

Sayangnya, nih, perjuangan menegangkan Mathieu dan Anna dalam menyelamatkan anaknya harus terganggu dengan satu adegan yang terbilang enggak masuk akal. Ketika banyak makhluk hidup yang mati karena menghirup kabut misterius tersebut, ada satu anjing yang cukup agresif untuk mengejar Mathieu dan Anna. Terasa banget, sih, adegan tersebut hanya untuk nambah-nambahin ketegangan film ini.

Via Istimewa

Hold Your Breath sangat jelas berfokus pada keluarga kecil yang menjadi karakter utama di film ini. Duris dan Kurylenko tampil cukup baik membawakan karakter mereka masing-masing, namun secara individual. Entah kenapa saat mereka melakukan adegan bersama, terasa chemistry yang enggak begitu kuat di antara mereka.

Ditambah, Harduin yang membawakan karakter Sarah terasa cukup datar di film ini. Chemistry antara orangtua dan anak jadi terasa kurang kuat. Sangat disayangkan karena Duris dan Kurylenko telah berhasil membawakan sosok orangtua yang rela melakukan apa pun demi anak, namun kurang ditanggapi dengan baik oleh Harduin sebagai sang anak.

Via Istimewa

Berhubung Hold Your Breath adalah film fiksi ilmiah, tentunya kualitas efek visual menjadi poin utama di film ini. Walau bukan produksi Hollywood, film ini berhasil menyajikan kualitas efek visual yang enggak kalah dengan film produksi Hollywood. Selain efek visual, pengambilan angle wide shot yang beberapa kali ditampilkan pun tersaji dengan cukup indah. Lo bakal melihat beberapa pemandangan Paris yang tetap terlihat indah walau tertutup kabut.

Nah, kalau ngomongin efek suara, Hold Your Breath telah menampilkan efek suara yang pas tanpa terasa berlebihan. Efek suaranya terdengar selaras dalam tiap adegan dan suasana yang ditampilkan. Enggak ada juga penggunaan efek yang enggak perlu. Semua benar-benar sesuai dengan porsi.

Via Istimewa

Sutradara asal Kanada, Roby, berhasil melakukan pekerjaannya seefisien mungkin walau film ini punya dana produksi yang enggak sebanyak film fiksi ilmiah umumnya. Film ini menghabiskan bujet sekitar 11 juta euro atau Rp185 miliar. Tentunya, angka tersebut terbilang kecil untuk ukuran film fiksi ilmiah.

Kerja sama antara Roby dengan sinematografer Pierre-Yves Bastard mendapatkan hasil yang maksimal. Mereka mampu menghadirkan sekuens yang berbeda ketika Mathieu memanjat atap. Selain itu, efek visual garapan Bruno Maillard juga berhasil menghadirkan kabut yang terlihat mengancam.

Via Istimewa

Kalau lo pencinta tayangan fiksi ilmiah, film yang memiliki judul lain Just a Breath Away ini boleh banget lo masukin ke daftar film yang akan lo tonton dalam waktu dekat. Lo bisa saksikan sendiri jika film fiksi ilmiah non-Hollywood juga bisa bersanding dengan film garapan Hollywood. Hold Your Breath udah bisa lo nikmatin hanya di CGV dan Cinemaxx.

Kalau udah nonton, lo bisa kasih pendapat soal film ini di kolom ulasan di atas. Jangan lupa, kasih rating versi lo juga, ya! Sebelum nonton, yuk, simak cuplikannya dulu!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.