(REVIEW) Humba Dreams (2019)

Humba Dreams
Genre
  • drama
  • Romance
Actors
  • J. S. Khairen
  • Ully Triani
Director
  • RIri Riza
Release Date
  • 09 July 2020
Rating
3.5 / 5

Pada Juli 2020 ini, layanan streaming Netflix kembali menghadirkan konten yang hasil garapan sineas lokal. Salah satu film asal Indonesia yang bakal tayang di Netflix pada Juli ini adalah Humba Dreams yang disutradarai Riri Riza dan diproduksi oleh Miles Films. Sebenarnya, Humba Dreams sudah ada sejak 2019 lalu, tapi hanya ditayangkan di festival film tertentu dan enggak rilis sama sekali di bioskop komersil.

Humba Dreams mengisahkan perjalanan dari seorang mahasiswa Jakarta yang kembali ke kampung halamannya di Sumba untuk menyelesaikan sebuah masalah keluarga yang tidak mudah. Seiring perjalanannya, dia dipertemukan dengan seseorang yang perlahan dapat membantunya menjawab berbagai pertanyaan tentang Tana Humba dan juga dirinya sendiri.

Nah, sebelum kalian streaming film Humba Dreams di Netflix, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR di bawah ini!

Plot Simpel dengan Makna yang Mendalam

Via istimewa

Film ini berfokus pada karakter bernama Martin (J. S. Khairen), seorang mahasiswa suatu universitas di Jakarta yang tengah menyelesaikan kuliahnya di jurusan perfilman. Pada suatu hari, Martin mendapat perintah dari ibunya untuk pulang ke tanah kelahirannya di Sumba, Nusa Tenggara Timur karena sebuah masalah keluarga yang harus diselesaikan.

Permasalahan tersebut berkaitan dengan mimpi dari seorang tokoh spiritual di kampung halaman Martin. Dalam mimpi tersebut, mendiang bokapnya Martin berpesan agar anaknya membuka sebuah kotak warisan peninggalannya. Salah satu barang yang berada dalam kotak tersebut merupakan sebuah kamera video serta rol film buatan sang bokap yang harus ditonton oleh seluruh orang di kampungnya.

Sayangnya, rol film tersebut harus dicuci terlebih dahulu dengan bahan kimia yang ternyata enggak mudah ditemukan di Sumba. Hal ini kemudian membuat Martin melakukan pencarian ke penjuru Sumba untuk memenuhi pesan bokapnya tersebut. Dalam perjalanannya tersebut, dia pun bertemu dan jatuh cinta dengan wanita bernama Ana (Ully Triani) yang sebenarnya sudah menikah.

Via istimewa

Plot yang disajikan Humba Dreams tersebut memang sebenarnya terkesan sangat simpel. Namun, sebenarnya ada makna mendalam yang dihadirkan dalam jalan cerita film ini. Salah satunya adalah konflik budaya serta krisis identitas yang dialami oleh Martin yang sudah terlalu lama menghabiskan waktu di Jakarta. Dia pun mencoba ‘menyatu’ kembali dengan Tana Humba selama proses pencariannya tersebut.

Selain itu, film ini juga berhasil meghadirkan konflik di bidang pembuatan film. Hal ini berkaitan dengan Martin yang merupakan mahasiswa perfilman di era yang sudah modern dan kini harus mempelajari teknik persinemaan lawas untuk memenuhi permintaan sang mendiang bokap.

Menghadirkan Berbagai Isu Sosial di Sumba

Via istimewa

Selain menyajikan plot dengan makna yang mendalam, Humba Dreams juga sukses memasukkan berbagai macam permasalahan sosial yang berada di Sumba. Menariknya lagi, isu sosial tersebut dihadirkan selama perjalanan Martin dalam mencari bahan kimia untuk film rol film bokapnya. Hal ini pun justru menjadi pelengkap bagi Martin yang sedang beradaptasi dengan suasana kampung halamannya setelah sekian lama tinggal di Jakarta.

Sejumlah permasalahan sosial yang diangkat dalam film ini meliputi hilangnya anggota keluarga yang pergi merantau, konflik kepercayaan, serta kemiskinan. Bahkan, Humba Dreams juga mengkritik kurangnya infrastruktur di Sumba, contohnya seperti saat Martin kesulitan untuk mencari sinyal yang sebenarnya sangat mudah ditemukan jika berada di kota besar.

Akting dari Para Aktor yang Kurang Ekspresif

Via istimewa

Mungkin satu-satunya kekurangan yang ada di Humba Dreams terletak pada kemampuan berakting dari pemeran yang terlibat dalam film ini. J. S. Khairen yang berperan sebagai Martin tampil dengan raut wajah yang kurang ekspresif serta aktingnya yang cenderung kaku sepanjang filmnya. Hal ini pun berlaku bagi sejumlah pemeran pendukung lainnya. Satu-satunya pemeran yang aktingnya terasa luwes hanya ada di sosok Ully Triani yang berperan sebagai Ana.

Namun, permasalahan terkait kemampuan akting ini sebenarnya masih bisa sedikit diwajarkan. Pasalnya, Humba Dreams merupakan debut akting dari J. S. Khairen di dunia perfilman. Sedangkan, Ully Triani telah beberapa kali terlibat dalam film layar lebar. Lalu, untuk pemeran pendukung lainnya, mungkin tim produksi mencoba untuk menggambarkan sikap masyarakat Sumba secara apa adanya tanpa bantuan teknik berakting.

Visual Memanjakan Mata serta Musik Khas Tanah Sumba

Via istimewa

Kalau kalian suka dengan film yang menyajikan pemandangan yang memanjakan mata, Humba Dreams bisa menjadi pilihan tontonan buat kalian. Sepanjang filmnya, kita disajikan dengan panorama dari wilayah Sumba yang sangat indah dan berwarna lembut. Namun, adegan dari film ini juga ada yang menampilkan sisi ‘buruk’ dari Sumba untuk mendukung permasalahan sosial yang dibahas di poin atas dalam bentuk visual.

Selain itu, kehadiran musik khas Sumba pun menjadi aspek positif yang disajikan dalam film berduarsi 77 menit ini. Dalam beberapa adegannya, kalian bakal disajikan dengan nyanyian dengan bahasa Sumba, baik itu momen prosesi adat atau hanya untuk mengisi waktu luang. Kalian yang berasal dari Sumba pun mungkin dapat merasakan suasana di tanah kelahiran kalian sewaktu mendengarkan lagu-lagu tersebut.

***

Secara garis besar, Humba Dreams cocok buat kalian yang suka film dengan visual indah, sarat akan makna, serta mengangkat isu sosial. Kalau kalian berminat, film yang memiliki klasifikasi usia untuk 13 tahun ke atas ini sudah bisa disaksikan secara streaming di Netflix pada 9 Juli 2020.

Nah, kalau kalian sudah nonton Humba Dreams, jangan lupa buat tulis pendapat kalian dalam kolom review yang ada di bagian atas artikel ini, ya! Nantikan ulasan menarik film lainnya hanya di KINCIR!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.