(REVIEW) Partikelir: Debut Pandji yang Bikin Geregetan

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 6 | Penokohan: 7 | Visual: 5 | Sound Effect/Scoring: 5 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 6/10

Kehadiran film-film komedi jadi warna tersendiri dalam jagat layar lebar. Apalagi, film komedi yang isinya justru parodi film-film serius, layaknya Partikelir. Uniknya lagi, film komedi aksi yang satu ini mengusung subgenre buddy cop yang sering digarap oleh Hollywood.

Sinopsis: Adri dan Jaka adalah dua sahabat yang terobsesi jadi detektif sejak kecil. Karena suatu kasus di masa lalu, persahabatan keduanya merenggang. Terpisah saat kuliah, mereka menjalankan hidup masing-masing. Jaka udah bekerja sebagai pengacara, sedangkan Adri masih ngotot dengan cita-citanya sebagai detektif partikelir (swasta). Suatu hari, mereka dipertemukan kembali untuk menyelesaikan kasus serius.

 

5 April 2018 Lebaran 2018 Nonton yg mana? Atau nonton dua duanya?

Sebuah kiriman dibagikan oleh pandji pragiwaksono (@pandji.pragiwaksono) pada

Komika Indonesia kembali menyapa dunia perfilman. Salah satunya Pandji Pragiwaksono dengan debutnya sebagai sutradara Partikelir. Parodi film ala detektif yang dibuatnya jadi film dengan subgenre buddy cop pertama di Indonesia. FYI, buddy cop merupakan subgenre yang menampilkan plot dua orang dengan konflik pribadi yang berbeda tapi harus bersatu menyelesaikan sebuah kasus.

Simak juga deretan Parodi Film-film Buddy Cop ala Partikelir.

Layaknya cerita Sherlock Holmes (2009) atau 21 Jump Street (2012), film ini mengusung tema duo detektif yang ingin memecahkan suatu kasus. Mengusung alur agak misterius yang dicampur dengan komedi aksi, film ini menawarkan tayangan dengan sensasi yang baru buat para penonton di Indonesia.

Konflik yang dihadirkan seputar alur kerja detektif. Sayangnya, konflik tersebut kurang terasa intens. Bisa jadi ini karena sang sutradara pengen menyeimbangkan antara komedi, aksi, dan unsur buddy cop. Sayangnya, hal itu justru jadi bias. Namun, twist plot dalam Partikelir bisa dibilang jadi kejutan yang menarik.

Memiliki unsur komedi, film ini bisa dibilang cukup menghibur. Kehadiran para karakter juga menyajikan dialog-dialog yang lucu. Namun, rasanya kurang “klimaks” alias komedinya cuma bikin lo tersenyum simpul, enggak sampai ngakak. Mungkin, lain cerita buat lo yang suka banget dengan lelucon para komika.

Via Istimewa

Lelucon yang dihadirkan justru bukan dari pemeran utama, melainkan dari para pemeran pendukung. Kalau bicara total, adegan laga pemeran utama bisa dibilang total. Namun, enggak dalam sisi komedinya. Mungkin, itulah yang pengen ditunjukin Pandji sebagai sutradara sekaligus aktor utama.

Yap, Partikelir jadi panggungnya Pandji Pragiwaksono yang juga bertugas sebagai pemeran utama. Pandji berperan sebagai Adri. Sebagai pemeran pendukung, ada Deva Mahendra sebagai Jaka sekaligus sahabat dan rekan detektif Adri. Peran keduanya mampu menghadirkan chemistry yang kuat hingga di akhir film yang sedikit bikin haru.

Via Istimewa

Ditambah, ada kehadiran Aurelie Moeremans sebagai Tiara. Keberadaannya hanya sebagai pemanis yang enggak memorable. Bahkan, adegan emosional Aurelie yang seharusnya bikin penonton terharu malah hanya tatapan kosong tanpa emosi. Terasa kontras dengan akting serius Pandji dan Deva.

Ada pula Lala Karmela yang kehadirannya juga sebagai penyegar di antara dialog Pandji dan Deva. Perannya dalam Partikelir bisa dibilang ngena karena dekat dengan keseharian di media sosial.  Selain Lala, film ini pun bertabur cameo. Yap, saking banyaknya, jadi enggak terhitung berapa cameo yang nongol. Di antaranya adalah Farah Quinn, Tio Pakusadewo, Gading Marten, Coernelio Sunny, dan Luna Maya. Lo juga bakal ngelihat kehadiran Bisma Karisma, Kiki “CJR”, Zarry Hendrik, Agung Hercules, Steny Agustaf, Jessica Veranda dan Naomi “JKT 48”.

Via Instagram

Keberadaan para cameo memang jadi kekuatan tersendiri dalam film ini. Selain nama-nama di atas, beberapa komika Indonesia juga turut bikin film ini makin meriah. Mereka sanggup bikin humor yang menggelitik. Namun, saking kuatnya dan keseringan muncul, mereka malah bikin lo lupa dengan cerita detektifnya Pandji.

Segi visual, film ini menyajikan adegan yang hampir terasa nyata. Sebut aja adegan baku hantam dan baku tembak. Ditambah, tata rias pemeran pun terasa asli, seakan enggak ada efek CGI. Penata kamera saat adegan laga pun enggak bikin penonton pusing dengan gerak kameranya yang cenderung halus.

Via Instagram

Menariknya, film ini juga dihiasi beberapa original soundtrack yang bikin lo sedikit rileks pas nonton. Beberapa judul yang bisa lo nikmati adalah “Friends” oleh Maliq & D’Essentials dan “Ketahuan” oleh Matta. Selain itu, ada pula “Gerangan Cinta” oleh Java Jive dan ‘’Dekade” oleh Pandji Pragiwaksono featuring Rayen Pono.

Film Partikelir merupakan pencapaian cita-cita Pandji yang berambisi membuat film. Apalagi, kisah buddy cop yang tampaknya jadi tujuan utama Pandji bikin film ini bisa terwujud. Oh, iya, enggak hanya jadi sutradara dan aktor utama, Pandji pun merangkap sebagai penulis scenario, loh.

Penyisipan dialog-dialog satire jadi hal yang menarik dalam film ini. Film ini bisa dibilang campuran dari imajinasi liar Pandji dan kisah nyata yang dialaminya. Yap, kisah nyata film ini memang terinspirasi dari sahabatnya. Faktanya, film ini juga dipersembahkan Pandji untuk mengenang sahabatnya yang udah meninggal tersebut.

Simak juga Inspirasi Pandji Pragiwaksono Sutradarai Partikelir.

Nah, film ini cocok buat lo yang suka dengan candaan para komika dan penasaran dengan subgenre buddy cop pertama di Indonesia. Lo bisa ajak teman-teman lo buat nonton aksi duo detektif kocak Pandji dan Deva. Rencananya, film ini bisa lo saksikan mulai 5 April 2018.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.