Review Film Radioactive (2019)

Radioactive
Genre
  • biografi
  • drama
  • romantic
Actors
  • Rosamund Pike
Director
  • Marjane Satrapi
  • Paul Langevin
  • Sam Riley
Release Date
  • 24 July 2021
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Review film Radioactive ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.


Salah satu alasan kita menonton film biografi adalah karena ingin mendapatkan inspirasi. Memang, biasanya dari tokoh nyata yang diangkat, para penonton bisa mengambil pelajaran dan nilai baik. Begitupun lewat film Radioactive.

Film ini mengangkat kisah tentang Maria Skłodowska, pemenang Nobel ganda bersejarah dalam fisika untuk penemuan radioaktivitas, dan kemudian dalam kimia untuk penemuan radium dan polonium. Penulis skenario, Jack Thorne telah mengadaptasi novel grafis Lauren Redniss berjudul Radioactive: Marie & Pierre Curie: A Tale of Love and Fallout.

Lewat film ini, kita bisa melihat bagaimana perjuangan Marie mempertahankan penelitiannya di tengah mayoritas ilmuwan laki-laki. Penasaran? Coba cek dulu review film Radioactive oleh KINCIR berikut ini:

Review film Radioactive:

Tantangan karir sebagai perempuan di tengah dominasi laki-laki

Kondisi terasing membuat Marie (Rosamund Pike) jadi ketus dan apa adanya. Ilmuwan perempuan saat itu tidak punya tempat. Idenya dianggap lelucon, bahkan ketika ia sudah meninggalkan Polandia —tanah kelahirannya— untuk berkarir sains di Prancis.

Sampai saatnya ia bertemu dengan Pierre Curie (Sam Riley), laki-laki yang awalnya ia anggap ingin mengambilalih penemuannya. Pierre menawarkan sebuah lab sederhana untuk Marie mengembangkan penelitiannya.

Pierre mengajak Marie berkolaborasi, sementara Marie individualis. Beberapa kali Marie menepis rencana Pierre, karena menurutnya itu merupakan intervensi terhadap penelitiannya. Sampai akhirnya, Pierre berhasil melembutkan hati Marie. Tak hanya soal penelitian, keduanya juga akhirnya menikah.

Marie yang kaku rupanya juga bisa jatuh cinta. Romansa keduanya digambarkan singkat, yang kemudian langsung beralih ke kehidupan suami istri ini mengembangkan penelitian terhadap radioaktif

Tahun demi tahun mereka habiskan bersama hingga akhirnya penelitian mereka layak uji dan mendapatkan nobel pertama. Sayangnya, kecurigaan awal Marie benar, Nobel itu diberikan hanya untuk Pierre. Katanya, mereka tidak percaya bahwa seorang perempuan bisa mengambil peran penting dalam penemuan ilmiah.

Marie murka, sementara tanggung jawab Pierre terasa sangat ambigu. Pierre hanya mengajak Marie untuk beristirahat sejenak dari penelitian dan menikmati kehidupan sebagai keluarga. Pierre juga mengungkapkan bahwa ia sakit keras hingga sering batuk darah.

Tak lama berselang, Pierre yang tengah berada di luar rumah tertabrak dan meninggal. Adegang begitu cepat hingga penonton langsung dibawa ke masa Marie yang tengah hancur. Luka lama ketika ibunya meninggal jadi terbayang. Dari situ penonton akan paham kenapa Marie menjadi orang yang begitu ketus.

Kehidupan pribadi dan karir adalah dua hal yang tidak berkaitan

Marie tengah sibuk di lab.
Marie tengah sibuk di lab.

Di tengah kehancuran hatinya, Marie tetap sibuk di lab. Paul Langevin (Aneurin Barnard), salah satu orang kepercayaan Marie dan Pierre pun menemaninya. Hingga tanpa terduga oleh penonton, keduanya bercumbu mesra. Padahal, Paul adalah suami orang.

Istri Paul kemudian melabrak Marie. Di masa itu, perselingkuhan benar-benar dianggap aib. Marie jadi diteror, bahkan rumahnya diteriaki. Ia disuruh kembali ke Polandia.

Di sisi lain, meninggalnya Pierre membuat Marie jadi bisa melepaskan sayapnya. Marie menjadi satu-satunya yang paham soal radioaktivitas. Ia akhirnya menjadi profesor perempuan pertama di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis. Sayang, perselingkuhannya dengan Paul membuat kelas yang tadinya ramai, jadi sangat sepi.

Hingga kemudian Paul harus merelakannya, karena ia tak tega melihat perlakuan orang-orang terhadap Marie.

Kendati demikian Marie tetap mengkaji penelitiannya. Dalam sebuah pertemuan dengan kerabatnya, ia juga sempat menyindir soal orang-orang yang lebih peduli dengan drama. Ini menjadi sentilan menarik untuk mereka yang senang mengusik kehidupan pribadi seseorang.

Kisah Marie sebagai seorang ibu jadi penutup yang manis

Marie dan Irene.
Marie dan Irene.

Ketika menonton film ini, jujur saya dibuat menebak dengan akhirnya. Apakah Marie akan berakhir sebagai ilmuwan yang ambisius? Akankah ia jadi sosok yang heartless?

Seketika kamu tersontak melihat sisi Marie sebagai ibu pada bagian akhir film ini. Bagaimana ia kemudian menjadi tembok bagi calon suami anaknya, Irene, yang juga jadi peneliti, hingga kedekatan ibu dan anak yang indah.

Sampai ketika Irene mengajak Marie ke rumah sakit, tempat yang tidak pernah mau ia kunjungi karena trauma kehilangan ibunya. Irene mengajaknya untuk sekali lagi berjuang untuk meneliti radioaktivitas untuk penyembuhan dan kesehatan. Demikianlah film ini diakhiri dengan perjuangan Marie menemukan sisi lain dari radioaktivitas yang bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya.

Gaya cerita biografi klasik dengan narasi ambisius

Film Radioactive dimulai saat Marie Sklodowska-Curie (Rosamund Pike), ilmuwan perempuan asal Polandia yang berbasis di Prancis tengah dilarikan ke rumah sakit. Lewat perspektif ingatannya, semua film ini kemudian dibagi menjadi beberapa bagian; dari kehidupannya sebagai Maria Skłodowska hingga karirnya sebagai Marie Curie.

Film ini agaknya mengikuti template biografi periode klasik dengan cerita yang meluas dalam kilas balik dari perspektif Marie. Narasinya justru yang tidak biasa dan terasa ambisius —dengan menampilkan konsekuensi penemuan Marie yang terjadi bak firasat dan mimpi.

Ketika kamu sedang mengikuti ceritanya, seketika kamu bisa dibawa ke sebuah drama mikro tentang seorang anak penderita kanker yang dirawat dengan radioterapi tahun 1950-an. Kemudian tanpa sadar kamu sedang ada dalam adegan penghancuran masak di Hirosima dan pengujian senjata nuklir Amerika Serikat.

Tidak bisa ditebak. Mungkin bagi yang menonton, rasanya sutradara mencoba untuk ‘mengganggu’ alur cerita utama dengan cara yang begitu menarik. Penggambaran penemuan ini sebagai dua sisi mata koin jadi terasa. Bikin kita bimbang dalam porsi yang menyenangkan.

***

Radioaktivitas, penelitian, serta pengembangannya memang menjadi hal yang cukup rumit untuk dinikmati para penyuka film. Mungkin sekilas kamu berpikir kalau film ini terlalu serius, tapi sebenarnya ada banyak poin menarik yang bisa kamu ambil dari Radioactive.

Jadi, apakah kamu tertarik nonton setelah baca review film Radioactive di atas? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan seputar film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.