(REVIEW) Rompis: Asupan Romantika yang Terasa Pas

Rompis
Genre
  • Romance
Actors
  • Adinda Azani
  • Arbani Yasiz
  • Cut Beby Tshabina
  • Umay Shahab
Director
  • Monty Tiwa
Release Date
  • 16 August 2018
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 7 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect/Scoring: 8 | Penyutradaraan: 8 | Nilai Akhir: 7,8/10

Sukses dengan serial drama Roman Picisan yang tayang di kanal RCTI pada 2017 lalu, MNC Pictures kembali menghadirkan cerita remaja tersebut dalam versi film layar lebar. Kisah yang diangkat berdasarkan novel best seller berjudul sama karya Eddy D. Iskandar ini hadir di bioskop dengan judul Rompis. Filmnya sendiri digarap oleh Monty Tiwa sebagai sutradara dan diproduseri oleh Lukman Sardi.

Plot dan karakter para pemain filmnya sendiri dengan versi serial ternyata enggak banyak diubah. Monty hanya memperbaharui menjadi lebih kekinian. Sejak diumumkan bahwa serial Roman Picisan siap hadir dalam layar lebar, film Rompis langsung mengundang banyak antusiasme penggemar. Ditambah, para pemeran utama enggak henti-hentinya ngasih keseruan di balik layar. Tentunya, penggemar jadi makin enggak sabar buat nonton film ini.

Film Rompis mengisahkan Roman (Arbani Yasiz) yang melanjutkan kuliah di Belanda setelah lulus SMA bersama sahabatnya, Sam (Umay Shahab). Roman terpaksa terpisah jarak dengan Wulan (Adinda Azani). Kisah romansa antara Roman dan Wulan yang mulanya berjalan lancar, mulai terganggu oleh kehadiran Meira (Beby Tshabina), seorang mahasiswi yang menjadi sahabat baru Roman di Belanda.

Mengetahui Roman tengah dekat dengan Meira, Wulan pun secara diam-diam akhirnya menyusul Roman ke Belanda. Kini, perasaan Roman berkecamuk. Dia tersudut di antara sosok Wulan dan Meira. Barisan kata-kata puisi yang dibuat oleh Roman pun enggak lantas bisa meyakinkan hati kekasih yang dia idamkan.

Berbeda dengan serialnya, film Rompis menawarkan masalah yang lebih pelik sehingga pergulatan emosi antar pemainnya lebih terlihat dan kompleks. Jika dalam serialnya, Roman dan Wulan dikisahkan sebagai sepasang kekasih. Lain cerita dalam filmnya, hubungan Roman dan Wulan enggak berstatus pacaran. Enggak jelas, dibilang pacaran juga bukan, tapi dibilang temenan, kok, mesra banget?

Tampaknya, Monty Tiwa sengaja membedakan skenario film dengan serialnya agar kisah yang disajikan dalam film bisa lebih gereget lagi. Apalagi, Monty menghadirkan karakter baru, yakni Meira yang diposisikan sebagai orang ketiga dalam hubungan antara Roman dan Wulan. Hal ini mungkin sengaja agar para penonton bisa bergelut dalam pikiran: kira-kira siapa yang akhirnya Roman pilih? Wulan atau Meira?

Karakter dua cewek utama, yakni Wulan dan Meira, digambarkan jauh berbeda satu sama lain. Wulan adalah seorang cewek manja, mudah ngambek, dan pengennya dikejar. Sedangkan, Meira lebih dewasa dan cuek. Mungkin sang sutradara sengaja menghadirkan dua cewek dengan karakternya yang berbeda ini agar membangun alur cerita yang lebih kompleks dan bikin gemas.

Jika disimak, masalah yang hadir di antara hubungan Roman dan Wulan sebatas adanya Meira. Wulan yang mudah ngambek gampang terbakar api cemburu jika Meira tiba-tiba hadir di dekat Roman. Padahal, Roman cukup santai menanggapi Meira dan tetap fokus memberikan perhatiannya kepada Wulan. Kenapa Wulan ini ambekan banget, ya? Mungkin itu jadi salah satu trik agar penonton bisa terus geregetan saat nonton film Rompis.

Soal akting, empat bintang utama, yakni Arbani Yasiz, Adinda Azani, Umay Shahab, dan Cut Beby Tshabina, udah cukup total dan natural dalam membawakan perannya masing-masing. Belum lagi, celetukan-celetukan antara dua sahabat, Roman dan Sam, yang sangat lepas dan begitu relevan dengan obrolan sehari-hari di lingkungan sekitar kita.

Tim naskah dan penyutradaraan tampaknya benar-benar menumpahkan gambaran kehidupan anak muda zaman sekarang ke dalam adegan yang ada di film ini. Naskahnya blak-blakan dan sangat jujur. Enggak jaim, enggak berlebihan, pokoknya pas. Hal itulah yang menjadi salah satu poin plus yang dihadirkan dalam film Rompis ini.

Soal chemistry yang terjalin antara Arbani dan Adinda udah enggak perlu ditanya lagi, deh. Keduanya udah pernah beradu akting dalam serialnya. Dalam film Rompis, Arbani dan Adinda lagi-lagi mampu menciptakan chemistry yang epik sebagai dua remaja yang saling menyayangi. Enggak dibuat-buat, natural, dan terjalin apa adanya.

Lo yang masih remaja mungkin bakal suka dan terbawa suasana saat melihat adegan saat Roman dan Wulan bersama. Namun, buat para penonton dewasa, mungkin kisah romansa dalam film ini bisa mengingatkan kembali saat-saat lo  di masa muda dulu. Intinya, Rompis punya daya tarik yang bisa dinikmati segala kalangan.

Monty Tiwa selaku sutradara sepertinya berhasil membawa film Rompis ini enggak sedramatis yang biasa ditampilkan film-film percintaan Indonesia pada umumnya. Apalagi, film ini sebelumnya hadir dalam bentuk serial yang identik dengan citra “berlebihan”. Namun, Monty berhasil membuang jauh bumbu-bumbu drama lebay yang dihadirkan di serial.

Seperti yang udah disebutkan di awal tulisan, kisah Roman Picisan ini sebenarnya berawal dari sebuah novel berjudul sama. Sang sutradara sepertinya lebih mengadaptasi apa yang disajikan dalam buku ketimbang serialnya. Seperti yang lo tahu, kepiawaan Monty dalam menggarap film yang diadaptasi dari buku udah enggak perlu diragukan lagi.

Dalam tiap film garapannya, Monty selalu berupaya untuk menjaga kualitas film-film garapannya. Apalagi jika yang dia garap adalah film yang diadaptasi dari buku. Monty akan memilih cerita yang memang udah dia sukai dan yakini pantas untuk difilmkan. Makanya, film-film garapannya yang berdasarkan novel selalu mendapat sambutan yang positif. Sebut aja Critical Eleven (2017) dan Sabtu Bersama Bapak (2016).

Mau tahu keseruan Rompis? Simak obrolan bersama para pemeran utama.

Secara visual, film ini enggak nampilin efek spesial. Maksudnya, bukan berarti enggak spesial, ya. Visual filmnya cukup jernih, apalagi film ini kebanyakan mengambil latar Negeri Kincir Angin. Tentu, banyak pemandangan baru yang menampilkan tempat-tempat keren di Belanda yang bisa menjernihkan mata lo.

Begitu juga dengan efek suara. Sepanjang film, lo akan disuguhkan nada-nada santai serta musik-musik soundtrack yang pas dengan jalan cerita film. Lo bakal dibikin rileks dengan alunan nada yang renyah. Salah satunya, alunan merdu dari pemeran Meira, Beby Tshabina, yang didaulat sang sutradara untuk mengisi salah satu lagu berjudul “Cause You”.

Lo udah bisa nikmatin film romansa komedi ini mulai 16 Agustus 2018. Ajak teman-teman atau gebetan lo buat nonton bareng di akhir pekan. Nah, kalau lo udah nonton, jangan lupa kasih penilaian soal film ini di kolom review pada bagian atas artikel ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.