(REVIEW) Solo: A Star Wars Story, Spin-off yang Menyenangkan

Solo: A Star Wars Story
Genre
  • Fantasy
Actors
  • Alden Ehrenreich
  • Donald Glover
  • Emilia Clarke
  • Jon Favreau
  • Joonas Suotamo
  • Paul Bettany
  • Phoebe Waller-Bridge
  • Thandie Newton
  • Woody Harrelson
Director
  • Ron Howard
Release Date
  • 23 May 2018
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 8 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect/Scoring: 8 | Penyutradaraan: 8 | Nilai Akhir: 8/10

Di antara film-film bertema pahlawan, waralaba Star Wars hadir dan ikut meramaikan jagat film di pertengahan tahun ini. Bukan melanjutkan cerita Star Wars: The Last Jedi (2017), film ini menampilkan spin-off tentang Han Solo, karakter ikonis yang jadi tokoh utama dan trilogi awal Star Wars.

Harus diakuin, waralaba Star Wars jadi salah satu waralaba film yang masih udah sejak 1970-an. Makanya, enggak mengherankan kalau film ini meraih penggemar lintas generasi. Film Solo: A Star Wars Story pun jadi salah satu ajang nostalgia para penggemar. Soalnya, waktu yang ditampilkan dalam film ini berlatar pada zaman dulu.

Mengikuti kesuksesan Rogue One: A Star Wars Story (2016), tampaknya cerita Han Solo ini termasuk dalam branding A Star Wars Story yang Lucasfilm pengen buktiin. Enggak menutup kemungkinan kalau nantinya banyak film spin-off dengan branding tersebut untuk meluaskan semesta Star Wars.

Lewat film ini, Lucasfilm mempersembahkan petualangan masa lalu Han Solo, karakter ikonis yang paling dicintai sepanjang masa. Melalui petualangan menantang nyawa di dunia kriminal yang berbahaya, Han Solo akhirnya jadi salah satu pahlawan yang enggak disangka sebelumnya. Lewat film ini, lo bisa tahu backstory dari Han Solo, termasuk persahabatannya dengan Chewbacca, makhluk planet sejenis kambing berbulu lebat.

Alur yang ditampilkan bisa dibilang agak ramai. Hal itu juga udah ditampilkan Lucasfilm dalam cuplikan filmnya. Bisa jadi, film ini memang sengaja dibikin seperti itu oleh penulis skenario, Lawrence dan Jonathan Kasdan. Duo penulis tersebut pengen mengemas film dengan segala sesuatu yang diinginkan penggemar Star Wars. Plot yang ditampilkan pun lebih ringan, berbeda dengan seri lainnya, tapi masih kompatibel dengan trilogi awalnya.

Solo: A Star Wars Story dengan patuh mengisi momen-momen penting dari backstory Han Solo. Ini sekaligus memperluas dan memperkaya jagat Star Wars dengan tekstur dan detail baru yang menyenangkan. Petualangan luar angkasa ini berani mengeksplorasi sisi gelap dari karakter ikonis dan mengubahnya jadi kemilau ala tayangan Disney yang ramah keluarga.

Harus diakuin pula, Solo: A Star Wars Story punya kelemahan klasik dalam plot. Bagian awal film memang bisa membangkitkan adrenalin penonton, Namun, saat menuju inti, cerita mulai terlihat membosankan. Banyak drama yang mudah ditebak. Nah, buat lo yang enggak suka drama dan hanya tertarik pada kisah petualangan Han Solo, bagian ini bakal terasa menjemukan.

Menariknya, semua itu dibayar maksimal menjelang akhir film. Banyak hal mengejutkan datang bertubi-tubi. Sayangnya, lo bakal sedikit terganggu dengan proses pemotongan film yang beberapa kali terlihat kasar.

Film ini punya banyak pengembangan alur cerita, termasuk twist yang mengejutkan menuju akhir cerita. Semua itu berhasil karena duo Kasdan dengan jelas memberikan banyak upaya untuk menyempurnakan seluruh karakter. Upaya tersebut terbayar karena salah satu aset terbesar film, yaitu para pemainnya.

Sebagai pemeran utama, Alden Ehrenreich bisa membawa karakter Han Solo dengan apik di pundaknya. Ron Howard bisa dibilang tepat memilih dan mengarahkannya jadi karakter kriminal yang dicintai. Ehrenreich kembali muncul setelah perannya menguap. Bisa dibilang, dia bukan aktor yang populer alias enggak terlalu dikenali publik.

Menariknya, dia bisa menarik perhatian Ron Howard meski film-film yang dibintanginya bukan film populer. Sebut aja Hail, Caesar! (2016), Rules Don’t Apply (2016), dan Blue Jasmine (2013). Namun, dipilihnya Ehrenreich bisa jadi karena faktor dirinya bisa membangkitkan emosi dan bikin karakter Han spesial tanpa meniru Harrison Ford. FYI, Ford merupakan aktor karakter Han Solo paruh baya.

Ehrenreich bisa bikin Han jadi karakter segahar itu. Beberapa perilaku dan gesturnya mengingatkan lo pada karakter antihero Marvel yang dicintai, Loki.  Dia sukses bikin citra Han jadi seorang yang cerdik, penuh motivasi, berjiwa pahlawan, dan sosok yang dicintai.

Selain itu, ada kejutan lain pada pemeran Qi’ra, Emilia Clarke. Sinarnya hampir sama dengan Ehreinreich. Dia bisa bikin Qi’ra sebagai cewek yang penuh pengorbanan dan misterius. Selain itu, Donald Glover juga apik memerankan Lando Calrissian sebagai penjudi ulung yang penuh pesona. Woody Harrelson yang kerap jadi kriminal penuh tipu daya juga berhasil membawa karakter Tobias Beckett hampir sempurna.

Ada pula Joonas Suotamo yang kembali berperan sebagai Chewbacca, Phoebe Waller-Bridge sebagai L3, dan Thandie Newton sebagai Val. Enggak lupa, ada Paul Bettany sebagai villain bernama Dryden Vos. Yap, karakter yang memerankan Vision di Marvel ini juga bisa keren sebagai antagonis dalam jagat Star Wars.

Soal sinematografi, Bradford Young dan Ron Howard berhasil bikin Solo: A Star Wars Story terlihat indah. Keduanya bisa memotret dan memilih beberapa aksi terbaik dalam semesta Star Wars sebagai sesuatu yang mengagumkan.

Efek suara yang ditampilkan enggak terlalu istimewa. Namun, beberapa adegan bisa memacu adrenalin lo dengan suara pertempuran yang menggelegar. Apalagi kalau lo nonton di bioskop IMAX, dijamin kursi lo bakal terasa bergetar. Sayangnya, ini enggak berlangsung lama. Soalnya, memang, film ini enggak  banyak menampilkan adegan peperangan intens.

Ron Howard jadi pilihan tepat Lucasfilm setelah ditinggalkan beberapa sutradara Solo: A Star Wars Story. Dia bisa mengarahkan film ini jadi film aksi menegangkan sekaligus mengharukan seperti Rush (2013). Pengarahan pemain olehnya juga bukan jadi hal yang buruk. Howard bisa bikin film ini dinikmati penonton muda.

Solo: A Star Wars Story jadi film pertama Lucasfilm yang menceritakan backstory satu karakter ikonisnya. Film ini ngasih sesuatu yang menyenangkan dalan semesta Star Wars. Penonton baru mungkin bakal sedikit sulit untuk mengikutinya. Soalnya, beberapa tokoh dan hubungannya dengan Han Solo enggak dijelaskan. Namun, ini jadi salah satu trigger penonton baru untuk nonton film-film Star Wars lainnya karena rasa penasaran.

Lo bisa menilai sendiri Solo: A Star Wars Story setelah lo nonton di bioskop mulai 23 Mei 2018. Nah, kalau lo udah nonton, jangan lupa kasih pendapat dan rating di halaman ulasan ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.