(REVIEW) Hustlers (2019)

hustlers
Genre
  • drama
  • kriminal
Actors
  • Constance Wu
  • Jennifer Lopez
  • Keke Palmer
  • Lili Reinhart
Director
  • Lorene Scafaria
Release Date
  • 12 September 2019
Rating
3.5 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Sejak trailernya dirilis, film Hustlers tampilkan sederet aksi menghibur, menarik, dan bikin penasaran. Bahkan, film yang udah tayang di Amerika sejak 12 September ini seakan enggak memiliki nasib baik untuk rilis di Indonesia.

Diadaptasi dari kisah nyata, film yang tayang 18 Oktober ini menceritakan sekelompok penari striptis yang bertahan hidup dengan menguras dompet para cowok pengunjung klub malam yang kaya raya.

Layaknya Robin Hood, mereka mencuri uang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan membuat klub malam terus ada karena ketika negara mengalami inflasi, klub malam menjadi sepi pengunjung. Seseru apa perjalanan mereka? Simak ulasan di bawah ini.

Kisah Nyata yang Dieksekusi Biasa

Via dok. stxfilms

Premis yang berasal dari kisah nyata menjadi daya tarik film garapan Lorene Scafaria. Satu sisi, kisah ini menjadi tantangan Scafaria yang belum banyak menggarap film panjang. Namun, di sisi lain, Hustlers akan jadi pionir bagi Scafaria jika dan hanya jika filmnya enggak mengecewakan.

Tayang di Festival Film Toronto (TIFF) 2019 makin membuat publik penasaran dengan film produksi STX Entertainment. Hebatnya, Scafaria yang juga menulis naskah film ini memberikan pandangan bahwa klub striptis enggak beda jauh dengan tempat kerja lainnya.

Via dok. stxfilms

Penuh dengan politik internal dan hierarki kekuasaan yang kerap berubah, menjadi insight baru untuk membuka pandangan soal dunia malam. Hubungan para penari stripris dan para pelanggan yang mayoritas adalah para pengusaha atau pialang memberi gambaran soal pahitnya dunia hiburan.

Untungnya, sang sutradara menyampaikan kisah kompleks ini dengan santai. Buktinya, dari dialog dan penggambaran dunia malam yang relate di seluruh dunia. Serta, dari ruang ganti para penari striptis yang berhasil ditelanjangi Scafaria.

Via dok. stxfilms

Dengan gaya penceritaan flashback, secara enggak langsung kita diberi gambaran awal dan akhir cerita. Sayangnya, alur berjalan lambat dan mutar-mutar di awal. Sedangkan menuju klimaks dan akhir film, seakan buru-buru untuk diselesaikan. Akhirnya bikin kisah nyata dalam film jadi kurang “jiwanya”.

Karakter Sesuai Porsi, meski Kurang Dieksplorasi

Via dok. stxfilms

Sejak awal, penonton akan disuguhkan pengembangan karakter Constance Wu sebagai Destiny yang akan memandu keseluruhan cerita. Ya, hanya dari sudut pandang Destiny dan perjalanan emosinya saat diwawancara oleh seorang reporter tentang menjadi penari “kriminal” striptis.

Lewat Destiny, kita tahu bahwa Jennifer Lopez sebagai Ramona bisa sebegitu cerdik dan badass-nya untuk survive di dunia hiburan. Caranya menjadi yang paling jago di klub malam atau di geng barunya, menjadi inspirasi tokoh lainnya dalam bertindak. Bisa dibilang, hanya Jennifer Lopez yang jadi magnet publik untuk menonton film ini.

Via dok. stxfilms

Lalu, ada Lili Reinhart sebagai Annabelle dan Keke Palmer sebagai Mercedes yang keduanya menjadi scene-stealer penghibur. Sebenarnya, peran mereka enggak terlalu penting, atau memang sang sutradara membuatnya kurang terlihat, hanya melengkapi perjalanan Ramona dan Destiny.

Sensor yang Kurang Konsisten

Via dok. stxfilms

Hustlers menampilkan konten vulgar, narkoba, alkohol, obat candu, dan ketelanjangan. Hal tersebut yang bikin film produksi STXFilms ini harus berlabel 21 tahun ke atas.

Bisa jadi karena saking parahnya, Hustlers juga harus kena sensor. Beberapa bagian harus mendapat blur sensor yang sayangnya cenderung enggak konsisten. Bahkan, indikator sensor yang diterima Hustlers rasanya bias.

Salah satu yang menyelamatkan aksi Jennifer Lopez adalah scoring-nya. Lewat efek suara dan didukung oleh soundtrack “Shake That Monkey”, “Make It Rain”, “I Get Money”, dan “Werk”, aksi penipuan terasa ‘keren’.

Turunkan Ekspektasi

Via dok. stxfilms

Sebenarnya, Hustlers kurang menggali sedalam mungkin mengenai materi aslinya. Meski begitu, film ini berhasil meninggalkan jejaknya sebagai film yang menampilkan kekuatan perempuan di dunia kerja dan dunia hiburan.

Nah, karena filmnya berisi karakter perempuan yang kuat, film ini bukan benar-benar film feminis. Hustlers adalah film tentang kemarahan dan kesedihan yang bertumpuk pada struktur sosial dan ekonomi kita.

Via dok. stxfilms

Secara garis besar, Hustlers punya sesuatu yang lezat tentang kemewahan dan kegairahan. Sayangnya, setengah film menuju akhir terasa terburu-buru dan menurunkan ekspektasi penonton yang udah dibangun sejak trailernya dirilis.

***

Film berklasifikasi 21 tahun ke atas ini udah pasti melarang keras yang belum cukup umur untuk menontonnya. Banyak adegan dan kata-kata vulgar yang bisa aja memengaruhi penonton di bawah 21 tahun.

Hustlers tayang mulai 18 Oktober 2019. Bagi kalian yang udah nonton, tulis review dan beri bintang tentang film ini di kotak ulasan yang ada di awal artikel ini, ya. Tungguin review film lainnya hanya di KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.