(REVIEW) In the Tall Grass (2019)

in the tall grass
Genre
  • horor
  • misteri
  • thriller
Actors
  • Avery Whitted
  • Laysla De Oliveira
  • Pattrick Wilson
Director
  • Vincenzo Natali
Release Date
  • 20 September 2019
Rating
5 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Menjelang Halloween, Netflix udah mulai merilis film dan serial horor di kanalnya. Salah satunya adalah In the Tall Grass yang baru aja rilis pada 4 Oktober 2019. Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Stephen King dan Joe Hill, kira-kira apakah film ini cocok buat pemanasan sebelum Halloween? Simak dulu trailer-nya di bawah ini.

In the Tall Grass mengisahkan seorang perempuan hamil yang masuk ke dalam hamparan rumput tinggi yang luas bersama kakaknya setelah mendengar suara seorang anak meminta tolong. Namun, tak lama setelah memasuki hamparan rumput tinggi tersebut, mereka segara menyadari ada yang salah. Tak ada jalan keluar.

Ada teka-teki yang menanti di In the Tall Grass. Dibuka dengan penggambaran hamparan rumput di bawah sinar purnama, kalian mungkin bakal merinding sejak awal menonton. Apa yang menanti di dalam rumput tinggi tersebut?

Langsung aja simak ulasannya di sini.

Dimulai dengan Premis Sederhana

Via dok. netflix

In the Tall Grass memang memulai filmnya tanpa banyak basa-basi. Sebuah mobil melintas di jalan panjang di Amerika Tengah, di dalamnya ada seorang perempuan hamil dan pria yang merupakan kakaknya. Merasa mual, mereka pun menepi saat mendengar suara seorang anak laki-laki meminta tolong dari dalam hamparan padang gulma.

Dari situ, kalian tentu tahu apa yang bakal terjadi selanjutnya. Yap, ada yang enggak beres dari kejadian tersebut, mirip kayak 1922 (2017). Ditambah lagi, padang gulma ini juga kayak labirin yang juga identik sama The Shining. Jadi, jelas kalian bakal diajak waspada dari awal.

Via dok. netflix

Sayangnya, Becky DeMuth (Laysla De Oliveira) dan Cal DeMuth (Avery Whitted) sama kayak semua tokoh dalam film horor lainnya, enggak menaruh kecurigaan meski mereka masuk ke tempat yang mencurigakan.

Memang, sih, teror itulah yang mau ditampilkan dalam film ini. Perkara terornya berhasil sampai atau enggak, itu soal lain. Soalnya, banyak film horor yang terjebak dalam formula klise monoton dan malah bikin filmnya gagal horor.

Nah, In the Tall Grass ini di beberapa bagian memang masih mempertahankan formula dari film-film horor pendahulunya. Namun, kalian bakal terus mengikuti sampai selesai karena ada Patrick Wilson di sini, memerankan seorang ayah yang berusaha membawa mereka semua keluar dari sana.

Alur yang Enggak Linear

Via dok. netflix

Sesuatu yang menanti setelah kalian diajak berputar-putar tanpa arah di padang gulma yang rimbun bakal cukup bikin kalian terkejut. Yap, film ini punya alur yang enggak linear karena ternyata waktu yang berputar di padang gulma ini jauh lebih lambat daripada di luar.

Tapi, buat menuju ke kesimpulan ini sebetulnya terlalu banyak informasi yang disampaikan sekaligus. Hasilnya, kalian enggak bakal terlalu terkejut kalau tiba-tiba ada karakter lain yang muncul dan menjelaskan semuanya.

Via dok. netflix

Alur yang enggak linear ini bikin In the Tall Grass kelihatan kayak udah selesai di beberapa menit pertama. Tapi, menyisakan tanda tanya besar, apa yang terjadi sama para tokoh di dalamnya?

Belum lagi, sebelum mereka masuk ke dalam pada rumput itu, mereka sempat parkir mobil di depan gereja yang dari namanya aja udah terlihat mencurigakan. Nah, nasib para pengemudi mobil ini juga jadi misteri yang tentu diharapkan bisa dijelaskan selanjutnya.

Permainan alur ini jadi cara menjelaskan poin-poin penting film ini kepada kalian. Sayangnya, tetap aja ada hal-hal yang dibiarkan enggak terjelaskan.

Unsur Mistis yang Arkais khas Stephen King

Via dok. netflix

Film ini bisa dibilang minim karakter. Meski ada beberapa mobil yang bisa kalian lihat di gereja dekat padang gulma, karakter yang terlibat cuma 6 orang dan memang cuma merekalah yang bakal kalian lihat sepanjang film, selain tentunya hamparan gulma liar.

Suasana dalam film ini mirip sama film televisi Stephen King lainnya, yaitu Desperation (2006). Beberapa karakter dalam Desperation terjebak di sebuah kota mati, dengan keberadaan makhluk mistis “Tak”yang merasuki tubuh manusia untuk terus hidup.

Via dok. netflix

Di film ini pun, beberapa karakter terjebak. Bukan di kota mati, melainkan di sebuah padang rumput pinggir jalan yang enggak mencurigakan sama sekali. Namun, enggak ada “Tak” di sini, melainkan sebuah batu besar mistis yang usianya bisa jadi usianya setua Bumi.

Kalian juga mungkin ingat bahwa Pennywise dalam It juga merupakan makhluk yang usianya juga diduga usianya lebih tua dari peradaban mana pun.

Stephen King memang senang memainkan kisah macam ini dan, dalam In the Tall Grass pun, unsur mistis macam ini diharapkan jadi sumber ketakutan buat kalian. Tapi, benda mati serupa batu ternyata enggak lebih mengerikan daripada Patrick Wilson di film ini.

Naskah adaptasi yang terlalu pendek

Via dok. netflix

Novelet Stephen King pada dasarnya bukan sumber yang panjang dan lengkap. Akhirnya, setelah berputar-putar di padang rumput dan semua mulai masuk akal, kalian barangkali malah keburu bosan duluan karena memang enggak ada hal lain yang terjadi.

Lagi-lagi, berkat Patrick Wilson, kalian mungkin bakal betah mengikuti film ini sampai selesai. Will Buie Jr. yang memerankan Tobin juga bakal bikin kalian penasaran tentang apa yang terjadi di dalam sana, apalagi Tobin ini bisa tiba-tiba muncul di mana aja.

Plus, tone warna yang digunakan juga cukup berhasil membangkitkan suasana ngeri yang dibutuhkan. Kalau kalian punya klaustrofobia, kalian mungkin bakal enggak nyaman nonton film ini karena visual yang gelap di ruang yang jarak pandangnya terbatas.

Tentang Penebusan Dosa

Via dok. netflix

Dilihat dari nama gereja di dekat padang rumput sampai dari penjelasan yang diberikan sama Ross Humboldt (Patrick Wilson), penebusan dosa jadi tema utama di film ini. Travis dan Becky enggak begitu menginginkan anaknya. Lalu, Ross merupakan pria patriarki yang egois, mengutamakan dirinya dibanding keluarganya.

Semua itu tertutupi padang gulma lebat yang jadi sumber masalah di film ini. Kalian malah bakal lebih fokus sama bagaimana cara keluar dari situ daripada isu ini.

Via stephen king dan joe hill

Sayangnya, ketika mulai tercerahkan, film ini juga mulai membosankan. Kalau aja tema penebusan dosa ini bisa diangkat lebih dalam, barangkali kalian bisa lebih bersimpati sama para tokohnya dan juga lebih menikmati ceritanya.

***

Melihat ulasan di atas, apakah kalian jadi penasaran mau lihat film adaptasi karya Stephen King yang satu ini? In the Tall Grass digarap oleh Vincenzo Natali yang juga menulis naskah filmnya. Kalian bisa nonton film ini di Netflix.

Bagikan ulasan film In the Tal Grass versi kalian di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.