(REVIEW) Instant Family (2019)

Instant Family
Genre
  • drama
  • komedi
Actors
  • Allyn Rachel
  • Gustavo Quiroz
  • Isabela Moner
  • Julianna Gamiz
  • Margo Martindale
  • Octavia Spencer
  • Rose Byrne
  • Tig Notaro
  • Tom Segura
Director
  • Sean Anders
Release Date
  • 25 January 2019
Rating
4.5 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Film bertemakan keluarga bukanlah sajian yang spesial, dalam artian, sudah terlalu banyak judul yang mengangkat hal ini. Namun, film Instant Family berhasil menghadirkan bumbu baru yang bikin penonton betah duduk di kursi bioskop.

Dibintangi oleh Mark Wahlberg dan Rose Byrne, cerita di Instant Family mengangkat tema seputar masalah adopsi. Kalau dilihat sekilas, film ini memiliki kemiripan taste dengan Juno (2007). Bedanya, kalau di film Juno lebih mengambil sudut pandang seorang perempuan remaja yang mengalami kehamilan dini dan ingin menyerahkan bayinya ke pihak adopsi.

Sedangkan Instant Family lebih membahas betapa beratnya menjadi orangtua dari anak-anak yang sama sekali belum dikenal. Tapi jangan salah, dua film ini sama-sama bisa bikin kalian tertawa terbahak-bahak.

 

Diawali oleh Rasa Rindu akan Kehadiran Buah Hati

Film besutan Sean Andres ini menceritakan tentang sepasang suami istri yaitu Pete (Mark Wahlberg) dan Ellie (Rose Byrne) yang merasakan ada perasaan hampa dalam hidup mereka. Setelah memikirkan masak-masak, Pete dan Ellie memutuskan untuk menjadi orangtua angkat.

Enggak semudah yang dikira, mereka harus menjalani pelatihan terlebih terlebih dulu, dibantu oleh pekerja sosial bernama Karen (Octavia Spencer) dan Sharon (Tig Notaro). Tiba di hari yang ditunggu-tunggu, Pete dan Ellie mengikuti sebuah acara yang cukup unik. Bertempat di sebuah taman yang dipenuhi oleh anak-anak, mereka dapat memilih sendiri siapa yang hendak diangkat menjadi anak angkat.

Awalnya ingin memilih anak usia belia, pilhan mereka akhirnya jatuh kepada Lizzy (Isabela Moner), anak remaja keturunan Meksiko. Enggak dikira, ternyata Lizzy memiliki dua orang adik bernama Juan (Gustavo Quiroz) dan Lita (Julianna Gamiz). Dua pekerja sosial menganjurkan Pete dan Ellie untuk menyertakan mereka.

Mulai dari sini, drama di mulai. Pete dan Ellie merasakan beratnya dalam menghadapi anggota keluarga baru.

 

Penuh Komedi Tak Terduga

Instant Family sekaligus menjadi reuni bagi sang sutradara, Sean Anders, dengan Mark Wahlberg. Pada, 2015, mereka udah sempat bekerja sama film komedi Daddy’s Home. Kolaborasi ini berlanjut dua tahun kemudian untuk cerita sekuelnya. Efeknya, Mark Wahlberg sudah mengerti akan kemauan Anders di Instant Family. Duetnya dengan Rose Byrne terasa sangat klop dan saling melengkapi.

Dalam melancarkan komedi, dua sosok ini selalu menghadirkan kejutan yang enggak tertebak. Didukung oleh suasana yang di-setting dengan matang, sepak terjang Pete dan Ellie berhasil membuat penonton tertawa lepas di kursi bioskop.

Bertekad untuk bisa mengambil hati anak-anak angkatnya, dua pemeran utama ini rela melakukan segala cara, walaupun malah sering berujung kegagalan. Rintangan utama datang dari Lizzy, yang selalu bersikap skeptis terhadap sosok orangtua angkat dan merindukan sosok ibu kandungnya.

 

Menyimpan Nilai Keluarga yang Dalam

Walaupun penuh dengan adegan lucu, film ini juga memberikan banyak pelajaran dalam kehidupan yang bisa diambil, terutama dalam kehidupan keluarga. Sosok Pete dan Ellie memang sekilas terlihat comical, namun seiring kalian mengikuti perjalanan mereka, ternyata sepak terjang sepasang suami istri ini juga bisa bikin hati tersentuh.

Dalam satu momen, rambut Lizzy berantakan ketika baru bangun tidur. Dengan harapan bisa membuka hati anak angkatnya, Ellie mengajukan diri untuk menyisir rambut Lizzy. Udah lama enggak merasakan kasih sayang orangtua, enggak terasa pipi Lizzy kejatuhan air mata.

Enggak cuma Ellie, Pete juga membuktikan bahwa dia siap menjadi sosok ayah. Frustasi menghadapi sifat keras kepala Lizzy, Pete mengajak anak angkat sulungnya ini ke sebuah rumah. Bekerja sebagai kontraktor, Pete menyuruh Lizzy untuk menghancurkan semua perabotan yang ada di rumah tersebut, dengan tujuan untuk meluapkan semua kemarahan yang terpendam. Aksi Pete ini berhasil membuat dirinya lebih dekat dengan Lizzy.

Hadirnya momen drama dan komedi berhasil dikombinasikan dengan baik oleh Sean Anders. Enggak ada perasaan bingung ketika nonton film ini, jalan cerita mudah dicerna dan sangat menghibur.

***

Film Instant Family udah bisa kalian nikmati di bioskop. Walaupun mengusung tema keluarga, ada baiknya kalian jangan mengajak keluarga yang masih di bawah umur, karena terdapat beberapa adegan dewasa yang enggak cocok untuk ditonton oleh anak-anak. So, langsung aja nonton Instant Family dan jangan lupa untuk kasih ulasan versi kalian, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.