(REVIEW) Overlord (2018)

Overlord
Genre
  • Action
  • horor
  • Mystery
Actors
  • Erich Redman
  • Iain De Caestecker
  • John Magaro
  • Jovan Adepo
  • Mathilde Ollivier
  • Pilou Asbaek
  • Wyatt Russell
Director
  • Julius Avery
Release Date
  • 07 November 2018
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran mengganggu buat lo yang belum nonton.

Film yang mengusung latar perang dunia kedua memang sudah banyak beredar, namun Overlord punya kualitas tersendiri yang menjadi pembeda dari film terdahulunya. Diproduseri oleh J.J. Abrams, film  keluaran Paramount Pictures ini berhasil menggabungkan action dengan horror menjadi sebuah tontonan yang menegangkan.

Penuh aksi brutal bermandikan darah, Overlord lebih dari sekedar film peperangan biasa. Elemen horor yang disisipkan, memberi pengalaman berbeda serta memberikan kesan mendalam.

 

Kombinasi Action dan Horror yang Sempurna

Film ini menceritakan tentang pasukan penerjun payung yang mengusung misi penting dalam menginvasi kubu Nazi. Dipimpin oleh Kopral Ford (Wyat Russell), Boyce (Jovan Adepo), Tibbet (John Magaro), Chase (Iain De Caestecker) menjadi tentara yang selamat mendarat dari ratusan prajurit dan harus menjalankan misi berbahaya.

Dalam usaha menginfiltrasi sebuah desa yang menjadi target operasi, tentara Amerika ini bertemu dengan Chloe (Mathilde Ollivier), penduduk lokal yang berniat membantu misi mereka. Hanya dengan segelintir orang, pasukan Amerika ini harus meledakkan sebuah menara radio yang berada di dekat desa tersebut.

Dipenuhi dengan pasukan Nazi yang beringas, Ford dan kawan-kawan harus memutar otak dan mengorbankan darah agar bisa menuntaskan misi.

Hingga seperempat babak, lo akan merasa kalau Overlord enggak ada bedanya dengan film bertemakan perang dunia lainnya. Tapi ketika memasuki pertengahan, lo akan dihibur dengan terkuaknya fakta lain. Di desa tersebut, pasukan Nazi ternyata tengah mengembangkan serum spesial yang bisa membuat kebal. Enggak mempan ditembak, dibakar hingga dipenggal, membuat keadaan menjadi semakin rumit.

 

Brutal Namun Mengasyikkan

Setelah menyaksikan film ini, mungkin yang terbersit di pikiran adalah Overlord merupakan gabungan dari Saving Private Ryan (1998) dan 28 Days Later (2002). Enggak cuma berisi baku tembak melawan Nazi, tentara Amerika ini harus menghadapi ancaman besar dari monster hasil eksprimen Dr. Schmidt  (Erich Redman).

Dengan mengorbankan nyawa dari penduduk desa demi melakukan eksperimen sadis, Dr Schmidt menukar nyawa enggak berdaya dengan kekuatan jahat. Monster yang diciptakan adalah sosok brutal, enggak kenal kasihan dan punya kekebalan tingkat tinggi.

Waktu invasi semakin dekat, Ford dan anak buahnya harus menjalani cara ekstrem agar bisa menyelesaikan misi.

Buat lo yang enggak kuat nonton adegan sadis, jangan deh, nonton film ini. Lo akan disuguhi dengan adegan brutal yang bikin ngeri.  Adegan penyiksaan, Nazi ditembak kepalanya dari jarak dekat, sampai salah satu jagoan yang digantung dengan menggunakan kait di dada, adalah salah satu dari banyak kesadisan yang ada di Overlord.

Tapi dengan banyak suguhan mengerikan, enggak membuat penonton merasa jijik. Ini malah menjadi elemen tersendiri yang membuat pengalaman menonton menjadi mengasyikkan.

 

Warna Karakter yang Bikin Simpati

Enggak cuma dipenuhi aksi seru, Overlord juga diisi oleh karakter dengan akting prima yang bikin simpati. Wyatt Russell sebagai Kopral Ford adalah salah satu karakter yang sukses meraih atensi. Hanya memikirkan bagaimana caranya bisa menuntaskan misi, Ford menjadi salah satu karakter yang enggak bikin simpatik. Namun menjelang babak akhir, atasan dari Boyce, Tibbet dan chase ini melakukan aksi heroik yang sukses bikin kagum.

Boyce yang diperankan oleh Jovan Adepo juga menjadi salah satu figur sentral di film ini. Dengan rasa empati tinggi,  prajurit Amerika yang satu ini rela berkorban demi menolong adik Chloe yang diculik oleh bos Nazi, Wafner (Pilou Asbæk). Enggak terus menerus dihajar dengan aksi tegang, sesekali lo bisa tertawa mendengar celetukan dari Tibbet (John Magaro) yang mencairkan suasana.

Bukti Eksistensi Julius Avery

Overlord adalah film kedua yang disutradari oleh Julius Avery. Pria kelahiran Australia ini baru melakukan debutnya sebagai pengarah adegan film panjang pada 2015 lalu lewat film Son of a Gun. Avery sukses melakukan transisi dari mood film perang yang sarat aksi menegangkan ke atmosfer horor mencekam.

Di awal film, lo udah dihajar lewat keseruan pesawat yang hendak melewati garis pertahanan lawan. Dibombardir dengan ribuan peluru, udah enggak terhitung berapa banyak tentara Amerika yang tewas sebelum melakukan penerjunan. Avery sukses menggambarkan ngerinya menjadi prajurit di garis depan, enggak bisa berbuat apa-apa ketika diberondong timah panas dalam kondisi terperangkap ribuan meter di udara.

Ketika transisi ke atmosfer mencekam, Avery berhasil menggiring mood penonton layaknya sedang menonton film horor. Lo akan dibikin ngeri dengan rangkaian elemen menyeramkan.

***

Kesimpulannya, Overlord adalah tontonan yang menyajikan ketegangan dari awal sampai babak akhir. Campuran berbagai genre ada di sini. Rasakan pengalaman seru sekaligus mencekam ketika lo nonton film ini. Langsung aja lo saksikan film keluaran Paramount Pictures ini di bioskop kesayangan, setelah itu, isi ulasan versi lo di bawah!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.