(REVIEW) Petualangan Menangkap Petir: Film Anak Penuh Kearifan Lokal

Petualangan Menangkap Petir
Genre
  • drama
  • keluarga
Actors
  • Abimana Aryasatya
  • Arie Kriting
  • Bima Azriel
  • Fatih Unru
  • Slamet Rahardjo
  • Zara Leola
Director
  • Kuntz Agus
Release Date
  • 30 August 2018
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 8 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect/Scoring: 7 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 7,6/10

Seperti yang lo tahu jumlah film anak di tahun 2018 ini sangat minim. Menurut Data Lembaga Sensor Film, film Indonesia kategori "semua umur" tercatat hanya 22 film dari 201 film yang tayang periode Januari 2017 hingga kuartal pertama 2018. Bahkan, enggak semuanya tayang di layar lebar secara nasional.

Di tengah resahnya jumlah film anak yang minim inilah, Abimana Aryasatya pun kemudian memproduksi sebuah film anak berjudul Petualangan Menangkap Petir. Dengan dibantu Kuntz Agus yang duduk di bangku sutradara, serta Eddie Cahyono dan Jujur Prananto selaku penulis naskah. Akhirnya mereka berempat memproduksi film anak yang di dalamnya disisipi salah satu kisah legendaris Ki Ageng Selo yang diujuli Penangkap Petir.

Petualangan Menangkap Petir mengisahkan Sterling (Bima Azriel), seorang anak yang tumbuh dengan media sosial. Di usianya yang masih sangat kecil, dia udah menjadi vlogger terkenal yang memiliki ribuan subscriber.  Suatu ketika, orang tuanya Sterling, Mahesa (Darius Sinathrya) dan Beth (Putri Ayudya), memutuskan untuk pindah tempat tinggal dari Hong Kong ke Jakarta.

Selama masa liburan sekolah dan sebelum pindah ke rumahnya di Jakarta, Mahesa dan Beth mengajak Sterling untuk berlibur di Boyolali, tempat tinggal Eyangnya (Slamet Rahardjo). Awalnya, Sterling merasa bete dan enggak nyaman meninggalkan Hong Kong dan tinggal di kawasan pegunungan Merapi. Namun, seiring waktu berjalan, saat Sterling bertemu dengan teman-teman barunya, Gianto/Jayen (Fatih Unru), Neta (Zara Leola), Wawan (Jidate Ahmad), dan Kuncoro (Danang Parikesit), akhirnya dia pun menikmatinya.

Pertemuan Sterling dengan teman-teman barunya ini kemudian memberikan pengalaman baru bagi Sterling. Dia perlahan mengenal asiknya berteman, bertualang, bermain kotor-kotoran, dan melakukan beragam permainan masa kecil yang belum pernah dia temui. Didorong oleh keinginan Jayen untuk menjadi seorang bintang film, Sterling dan teman-teman barunya berencana untuk membuat film yang diangkat dari kisah Ki Ageng Solo dengan bantuan Arifin (Abimana Aryastya) dan Kriwil (Arie Kriting).

Enggak hanya mengambil unsur kearifan lokal aja, Eddie Cahyono dan Jujur Prananto juga memfokuskan kisah film ini pada isu digital yang sedang marak terjadi. Anak-anak generasi digital yang lebih mementingkan unsur yang ada dalam gadget-nya ketimbang berinteraksi secara langsung dengan teman-teman sebayanya. Lebih menganggap teman yang ada di dunia maya merupakan teman-teman baiknya dibanding teman-teman yang ada di sekitarnya, jika si anak bisa lebih bersosialisasi.

Isu digital ini tampak terlihat saat Sterling ditanya oleh Eyangnya, apakah dia memiliki teman dekat di atau enggak. Sterling pun membanggakan kepada Eyangnya bahwa dia memiliki teman yang banyak hingga ribuan. Padahal seperti yang lo tahu, sebanyak apapun teman yang lo miliki di dunia maya, enggak akan sebanding dengan teman baik yang ada di kehidupan nyata.

Sebenarnya, cerita film ini simple dan enggak ada yang istimewa. Hanya aja karena berangkat dari isu digital yang marak terjadi saat ini, membuat film ini jadi lebih dekat dengan kehidupan yang terjadi di sekitar kita. Konflik yang disajikan enggak sebatas kegalauan Sterling yang jauh dari kebiasaan media sosialnya.

Petualangan Menangkap Petir juga menyajikan konflik dinamis antara ibu dan anak, Beth dan Sterling. Melalui konflik tersebut, film ini memberikan sisi lain tentang bagaimana seorang ibu berupaya mengarahkan, memahami keinginan, dan membuat anaknya bahagia. Jika disimpulkan, banyak pesan moral yang sengaja dihadirkan dalam film ini.

Film ini pun membuat penonton bisa lebih mengenal salah satu legenda dari Jawa era Mataram Islam yakni cerita Penangkap Petir yang merupakan julukan dari Ki Ageng Selo. Sesuai dengan namanya penulisnya, Jujur, naskah yang ditulis olehnya dan Eddie sangat jujur dan enggak dibuat-buat. Realistis dan enggak maksa. Hal ini membuat penonton sangat menikmati tiap alur yang hadir dalam film ini.

Pemilihan karakternya sendiri udah bisa dibilang tepat. Dimulai dari pemeran anak-anak hingga pemeran dewasanya. Putri Ayudya yang berperan sebagai Beth, nyokapnya Sterling, kembali menunjukkan kemampuan aktingnya yang jempolan setelah tampil memukau di film Kafir (2018).  Putri dan Darius mampu menciptakan chemistry yangbaik sebagai orang tua Sterling.

Kemudian, aktor kawakan Slamet Rahardjo yang udah enggak perlu diragukan lagi aktingnya. Selain itu, ada Abimana Aryasatya dan Arie Kriting yang ikut meramaikan film ini. Untuk pemain anak-anaknya, Bima Azriel, Zara Leola, Fatih Unru, Jidate Ahmad, dan Danang Parikesit, mereka juga berhasil memainkan karakter masing-masing dengan sangat baik.   

Untuk pengalaman sinematiknya, dengan mengambil latar Boyolali, Jawa Tengah, film ini mampu menyajikan panorama alam lereng gunung Merapi yang apik dan memukau. Dimulai dari teknik pengambilan gambarnya hingga tone yang memanjakan mata. Buat lo yang suka dengan pemandangan alam, maka lo akan menikmati setiap sudut Boyolali yang ditampilkan dalam film ini.

Sedangkan efek suara, karena berlatar di pedesaan maka lo akan banyak mendengar suara-suara seperti bunyi jangkrik, gemericik air, dan deru sepoy angin. Kuntz juga menggandeng Erix, vokaligus sekaligus bassist Endank Soekamti untuk turut serta dalam proyek film ini. Satu karya lagu berjudul “Liburan” yang dipopulerkan Endank Soekamti bisa lo dengarkan sepanjang film ini dengan dibawakan ulang oleh Zara Leola.

Film Petualangan Menangkap Petir udah bisa lo nikmatin mulai 30 Agustus 2018 mendatang. Kalau lo udah nonton, lo boleh kasih pendapat mengenai film Petualangan Menangkap Petir ini di kotak review di atas artikel ini. Jangan lupa untuk buang sampah-sampah yang lo hasilkan selama menonton dan enggak menggunakan smartphone selama film berlangsung. Yuk, jadi penonton keren!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.