(REVIEW) Samjin Company English Class (2020)

Samjin Company English Class
Genre
  • drama
  • komedi
Actors
  • Esom
  • Go Ah-sung
  • Park Hye-soo
Director
  • Lee Jong-pil
Release Date
  • 07 December 2020
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Korea, Samjin Company English Class, yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.

Salah satu hal menarik dari film Korea, yakni berhasil merekam zaman dengan detail. Mengingat kesamaan kultur ketimurannya, seakan zamannya mirip dengan yang dialami Indonesia. Sebelumnya, ada film Sunny (2011) yang sempat hit, kini ada lagi film Korea berlatar serupa, Samjin Company English Class.

Sinopsis Samjin Company English Class bercerita tentang tiga wanita yang bekerja di kantor yang sama dengan profesi serupa, Lee Ja-young (Go Ah-sung), Jung Yu-nah (Esom), dan Shim Bo-ram (Park Hye-su). Mereka yang lulusan SMA ikut kelas Bahasa Inggris demi mendapat promosi layaknya para lulusan perguruan tinggi.

Namun, di tengah ambisi, mereka justru menemukan kasus buruk dari perusahaan tersebut yang menyangkut nyawa orang banyak. Berhasilkah mereka mengungkap kejahatan dari perusahaannya mencari nafkah tersebut?

Film ini sudah tayang di bioskop CGV sejak 7 Desember. Yuk, langsung saja, simak review film Samjin Company English Class khas KINCIR di bawah ini.

Dinamika Persahabatan dan Lingkungan Kantor

Via Istimewa

Samjin Company English Class terinspirasi dari kisah nyata di era 1990-an yang melibatkan perusahaan besar di Korea Selatan. Bukan, bukan Samjin Company namanya. Sesuai dengan premisnya, film Korea ini mengusung tema konspirasi yang dibalut lebih ringan dibandingkan film lain, seperti The Post (2017) atau Dark Waters (2019).

Sejak trailernya, kita sudah disuguhkan tiga karakter utama wanita yang bekerja sama untuk menuntaskan suatu kasus. Kerja sama dan keberanian mereka patut diacungi jempol, terlebih di tengah ambisinya dapat promosi naik jabatan, mereka menemukan kasus yang bisa saja jadi alasan mereka untuk resign –alih-alih cari aman.

Via Istimewa

Menyaksikan pekerjaan mereka yang seorang “asisten”, bahkan pekerjaannya tak jauh-jauh dari bikin kopi, enggak bikin kita simpati. Malah, bikin kita takjub atas dedikasi dan profesonalitas mereka –seakan, para karyawan lulusan universitas hanya bisa duduk di kursi depan komputer saja, tanpa tahu perlengkapan penunjang pekerjaan ada di mana. Ditambah, semangat mereka ikut kursus Bahasa Inggris juga patut apresiasi.

Kita juga melihat lingkungan kantor Samjin yang diisi sebagian besar laki-laki dengan segala superior dan senioritasnya. Lingkungan kantor yang ternyata masih bisa kita temui saat ini. Atasan yang memanfaatkan kesempatan di balik kata “pertumbuhan perusahaan”, karyawan yang cari aman, sikut-sikutan dengan rekan kerja, dan sebagainya.

Via Istimewa

Meski begitu, tak semua yang ada di lingkungan Samjin Company memuakkan. Ada momen mereka makan bersama, belajar bersama, bahkan olahraga bersama sebelum memulai pekerjaan. Oh ya, adanya adegan belajar Bahasa Inggris nantinya akan mencerahkan kalian soal hubungan judul film ini dan premisnya.

Selain lingkungan kantor, sutradara Lee Jong-pil juga menyuguhkan dinamika persahabatan. Tiga sahabat yang berbeda keahlian ini menunjukkan bahwa keberanian itu asalnya dari tekad. Bahkan keberanian mereka bisa menular ke seluruh karyawan demi melawan rezim perusahaan yang merugikan.

Perkembangan Karakter yang Bikin Betah

Via Istimewa

Masih menyangkut dinamika persahabatan. Di awal film, penonton hanya menyaksikan kerja sama para “asisten” wanita ini bersama-sama memulai pekerjaan. Lee Ja-young merapikan ruangan bagian karyawan lapangan, Jung Yu-nah bagian ruangan supervisor, dan Bo-ram bagian ruangan keuangan. Mereka bikin kopi dan teh di pantry, bahkan hafal minuman kesukaan tiap karyawan.

Kemudian, penonton diperlihatkan satu per satu spesifikasi pekerjaan mereka hingga mengerucut pada tiga karakter utama. Ja-young yang berniat membongkar kasus bocor limbah, Yu-nah yang berikan fakta realistisnya jika hal itu terbongkar, dan Bo-ram yang menghitung seberapa bahaya kasus bocor limbah.

Via Istimewa

Perkembangan karakter mereka dibangun baik hingga di akhir film. Tak hanya sebagai karyawan, tapi juga sebagai remaja, dan manusia. Permasalahan mereka juga tak berkutat pada kasus limbah, tapi juga polemik pribadi.

Mereka yang awalnya hanya dianggap “pesuruh”, berubah menjadi sekelompok orang yang berhasil mengungkap kasus kejahatan meski mempertaruhkan jabatannya. Begitu juga yang dialami karakter lain, seperti atasan Ja-young yang terlihat jahat, nyatanya peduli.

Merekam Era Tahun 1990-an yang Eye Catching

Via Istimewa

Sejak awal, warna-warna retro yang eye catching diperlihatkan. Jika film Sunny merekam era pertengahan ’90-an dari lingkungan sekolah, film Samjin Company English Class merekam sisi yang lebih dewasa, dunia perkantoran.

Dari mulai riasan, gaya rambut, cara berpakaian, komunikasi pakai pager, hingga telepon koin, semuanya terekam menarik. Bentuk bangunan old school dari kantor Samjin, hotel, kampus, maupun jalan-jalan menambah kesan menyenangkan berada di era tersebut.

Menyenangkan, Tak Lepas dari Kekurangan

Via Istimewa

Durasi 110 menit seakan terlalu lama karena tema konspirasi yang dituturkan detail. Durasi tersebut barangkali dianggap pas menyelesaikan kasus, justru berpotensi bikin bosan seperti dalam film Dark Water.

Bisa jadi faktornya karena tiga karakter utama ini punya cara masing-masing dalam proses kerja sama mengungkap kasus. Sang sutradara mau tak mau harus menjabarkan satu per satu. Namun justru bikin penonton enggak sabar menunggu ending-nya yang menurut KINCIR terlalu lama.

Secara garis besar, film Korea tema konspirasi ini bukan tontonan buruk. Kejutan demi kejutan hadir dari gaya investigasi. Durasi seriusnya diimbangi dengan komedi receh dari para karakternya, terutama Shim Bo-ram dengan kepolosannya. Para pemainnya pun familiar, terutama buat kalian yang suka nonton drama Korea.

***

Selain soal keberanian, film Samjin Company English Class juga mengajarkan kita untuk enggak mudah menyerah. Kadang, idealis itu dibutuhkan, terutama menyangkut kebenaran yang diyakini semua orang. Bahkan di ending film ini, kita seakan tercerahkan bahwa untuk apa mencurahkan hidup untuk pekerjaan, selain menafkahi hidup, jika enggak ada guna lain bagi diri sendiri maupun soal kemanusiaan.

Nonton film Samjin Company English Class di bioskop CGV. Buat yang sudah nonton, bagikan komentar kalian di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya. Tungguin review film lainnya hanya di KINCIR.

“I can do it, you can do it, we can do it!”

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.